TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa, 5 November 2024, akan memulai mengevaluasi program pinjaman Mesir. Hal ini diutarakan Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly pada Minggu, 3 November 2024, usai bertemu Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.
Evaluasi ini akan menjadi yang keempat kalinya di bawah program pinjaman Mesir ke IMF selama 46 bulan terakhir yang sudah disetujui pada 2022 dan diperpanjang pada tahun ini menjadi USD8 miliar (Rp126 triliun). Mesir meminta pinjaman ke IMF setelah krisis ekonomi melanda negara itu yang ditandai tingginya inflasi dan kekuraan mata uang asing.
Madbouly menekankan adanya kerja sama saling menguntungkan antara Mesir dengan IMF. Mesir berharap bisa melanjutkan kesuksesan kemitraan dengan IMF pada periode-periode berikutnya. Saat yang sama, Georgieva juga memuji kerja sama IMF dengan Mesir serta menyoroti tantangan global saat ini.
Georgieva mencatat diskusi IMF dengan Mesir pada pekan depan juga akan menyoroti sejumlah cara untuk mendukung Mesir secara objektif di area ekonomi hijau dan akses Mesir untuk mewujudkan Resilience and Sustainability Facility. Sejak 2022, Mesir telah meminta bantuan keuangan, bahkan berharap bisa mendapat tambahan bantuan keuangan USD1 miliar (Rp15 triliun).
Belum lama ini, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memperingatkan negaranya mungkin perlu mengevaluasi kembali pinjamannya jika institusi-insititusi keuangan tidak ikut mempertimbangkan tantangan dunia yang sedang dihadapi negaranya saat ini. Madbouly kemudian mengatakan pembicaraan dengan IMF dalam pertemuan tahunan pada Oktober lalu tidak mencangkup tambahan keuangan, namun ditujukan untuk mengevaluasi kembali komitmen Mesir, target dan waktu.
Ketika IMF selesai melakukan evaluasi ketiga pada Juli 2024, disebutkan tekanan inflasi secara perlahan mereda, kekurangan mata uang asing sudah bisa diatasi dan target fiskal termasuk anggaran proyek-proyek infrastruktur sudah dipenuhi. Digarisbawahi perlu juga upaya yang lebih besar untuk mengakselerasikan sebuah program divestasi BUMN dan dilakukan sejumlah reformasi untuk mencegah terjadi praktik persaingan yang tidak sehat.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Jumlah Jurnalis Terbunuh di Gaza Lebih dari 2 Kali Lipat Rata-rata Global
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini