TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menerjunkan elit militer sekaligus pembantu dekat pemimpin Kim Jong Un dalam perang Rusia Ukraina. Jenderal sekaligus Wakil Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea, Kim Yong Bok, telah tiba di Rusia untuk mengawasi pasukan Korea Utara.
Kedatangan ini tidak dibantah atau dikonfirmasi oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Putin mengatakan, Rusia dan Korea Utara akan memutuskan menerapkan pakta yang dibuat pada Juni untuk saling membantu, jika terjadi agresi eksternal.
perjuangan mereka mempertahankan hak kedaulatan dan keamanan negara,” ujarnya.
Kedatangan Korea Utara menimbulkan kekhawatiran di Ukraina serta sekutu Barat dan Korea Selatan. Di balik kedatangan Korea Utara ini, terdapat beberapa fakta menarik.
Berikut adalah fakta menarik dari keterlibatan Korea Utara dengan Rusia dalam perang melawan Ukraina, yaitu:
Korea Utara Berjanji Mendukung Rusia sampai Menang
Korea Utara berjanji akan terus mendukung Rusia sampai mencapai kemenangan di Ukraina. Janji ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui,setelah pembicaraan dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov di Moskow.
“Kami ulangi bahwa kami akan selalu berdiri teguh di samping kawan-kawan Rusia kami hingga hari kemenangan,” kata Choe Son Hui, menurut terjemahan bahasa Rusia.
Lebih lanjut, Son Hui mengklaim tidak memiliki keraguan untuk mendukung Rusia meraih kemenangan.
“Kami tidak ragu sama sekali bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Rusia yang terhormat Vladimir Putin, tentara dan rakyat Rusia niscaya akan meraih kemenangan besar dalam
Jumlah Personel Korea Utara yang Bakal Dikirim
Dilansir rferl.org, Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan mengungkapkan, Korea Utara sedang bersiap untuk mengirim personel militer, termasuk pilot pesawat tempur ke Rusia. Lebih dari 12.000 diperkirakan akan tiba pada akhir 2024, menurut penilaian Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan. Penilaian ini tidak dibantahkan oleh Moskow dan Pyongyang sambil mengatakan kerja sama militer mereka sesuai dengan hukum internasional.
Di Washington, Departemen Pertahanan mengatakan, sebanyak 10.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia dan kemungkinan akan bergabung dalam perang melawan Ukraina dalam "beberapa minggu ke depan."
“Kami semakin khawatir bahwa Rusia bermaksud untuk menggunakan tentara ini dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina,” ujar wakil juru bicara Pentagon, Sabrina Singh.
Senjata yang Digunakan
Korea Utara “sangat mungkin meminta” Moskow untuk menggunakan senjata berteknologi canggih dan akan memberikan imbalan berupa pasukan untuk membantu Rusia melawan Ukraina.
Korea Utara akan meminta transfer teknologi Rusia yang berkaitan dengan senjata nuklir taktis, kemajuan rudal balistik antarbenua Korea Utara, satelit pengintaian dan kapal selam nuklir, kata Kim Yong Hyun melalui penerjemah bersama Menteri Pertahanan, Lloyd Austin. Sebelumnya, Rusia pernah melakukan kesepakatan ini dengan Iran yang mendapatkan dukungan militer untuk melawan Ukraina.
Pelatihan Tentara Korea Utara
Dilansir CNN, anggota parlemen Korea Selatan menyampaikan, Tentara Korea Utara sedang dipersiapkan untuk pindah ke garis depan perang Rusia melawan Ukraina setelah diajarkan perintah dasar Rusia. Sekitar 10.000 tentara Korea Utara menerima pelatihan militer di Rusia timur, Pentagon.
Rusia juga mengajari tentara Korea Utara sekitar 100 kata militer dasar, seperti "api" dan "di posisi.” Perwira Korea Utara juga dilarang menggunakan telepon dalam perang ini. Selain itu, Korea Utara juga telah meningkatkan langkah-langkah keamanannya. Namun, tentara Korea Utara sedang berjuang untuk berkomunikasi.
TIM TEMPO | RFERL
Pilihan editor: Korea Utara dan Rusia Sepakat Kompak Saling Bantu Bila Diserang