CEO Telegram Pavel Durov, Sahabat Navalny, Musuh Putin, hingga Ditangkap Prancis

Reporter

Selasa, 27 Agustus 2024 18:20 WIB

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea

TEMPO.CO, Jakarta - Pavel Durov, CEO Telegram, jadi rebutan antara pemerintah Rusia dan Prancis. Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin mengincarnya sejak pemuda yang dijuluki "Mark Zuckerberg Rusia" itu meninggalkan Moskow pada 2014 setelah menolak menyerahkan data pengguna VKontakte, media sosial pertama yang dia bikin sebelum meluncurkan Telegram.

Pada 24 Agustus 2024, petugas bea cukai Prancis menangkapnya di Bandar Udara Le Bourget, Prancis. Saat itu dia baru keluar dari pesawat jet pribadinya setelah terbang dari Azerbaijan, tempat dia diduga bertemu Putin. Namun, Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, kepada TASS menyatakan bahwa Durov tidak bertemu Putin selama kunjungan kenegaraan Putin pada 18-19 Agustus 2024 di Azerbaijan.

Saluran televisi TF1 menyatakan bahwa Durov mungkin akan didakwa dengan pasal mengenai terorisme, perdagangan narkotika, penipuan, pencucian uang, dan pornografi anak.

Kedutaan Besar Rusia di Paris menyatakan telah menuntut otoritas Prancis untuk mematuhi hak-hak Durov, namun mereka mengatakan bahwa Paris menolak bekerja sama dalam masalah ini.

"Segera setelah mengetahui tentang penangkapannya, kedutaan besar kami di Paris menghubungi pihak setempat setelah mengirim sebuah memo kepada Kementerian Luar Negeri Prancis yang menuntut akses kepada Durove," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, kepada saluran televisi Rossiya-24, pada Minggu, 25 Agustus 2024.

Advertising
Advertising

"Masalahnya adalah... Pavel Durov memegang kewarganegaraan Prancis. Oleh karena itu, ia adalah warga negara mereka untuk Paris, Prancis," kata Zakharova.

Bagaimana Pavel Durov Jadi Musuh Putin

Pavel Valeryevich Durov lahir di Leningrad (kini Saint Petersburg), Rusia. Pemuda 40 tahun itu terkenal sebagai pengusaha muda yang cemerlang. Bersama teman-teman mahasiswanya di Saint Petersburg State University, dia mendirikan VKontakte atau VK, platform media sosial mirip Facebook versi Rusia, pada 2006. Dalam dua tahun, platform itu menghimpun 10 juta pengguna dan menjadi media sosial lokal terpopuler di Negeri Beruang Merah.

Berita terkait

Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

8 hari lalu

Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

Setelah ditangkapnya Pavel Durov, Telegram berusaha memberbaiki private chat untuk mengontimalkam usaha mereka.

Baca Selengkapnya

CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

9 hari lalu

CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

Pavel Durov, bos Telegram, mengeluarkan pernyataannya soal penanggkapan yang dialaminya saat berada di Prancis.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Dunia Hobi Melukis Selain SBY, Ada Sukarno, Putin, hingga Hitler

10 hari lalu

Pemimpin Dunia Hobi Melukis Selain SBY, Ada Sukarno, Putin, hingga Hitler

Selain SBY, beberapa pemimpin dunia seperti Hitler, George W. Bush, Sukarno, Putin, dan lainnya ternyata juga punya hobi melukis.

Baca Selengkapnya

Tentara Rusia Klaim Kuasai Wilayah Timur Ukraina

10 hari lalu

Tentara Rusia Klaim Kuasai Wilayah Timur Ukraina

Tentara Rusia sudah mengendalikan sepenuhnya Pokrovsk yakni sebuah kota di timur Ukraina.

Baca Selengkapnya

Komentar Pertama CEO Telegram Pavel Durov setelah Penangkapannya

13 hari lalu

Komentar Pertama CEO Telegram Pavel Durov setelah Penangkapannya

Pavel Durov mengatakan bahwa pihak berwenang Prancis menempatkan inovasi dalam risiko dalam komentar publik pertamanya sejak penahanannya.

Baca Selengkapnya

X Memperkenalkan Fitur Edit Pesan

14 hari lalu

X Memperkenalkan Fitur Edit Pesan

Media sosial X milik Elon Musk meluncurkan fitur edit pesan untuk pengguna iOS

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Mongolia Tak Patuhi Putusan ICC dan Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

14 hari lalu

Top 3 Dunia; Mongolia Tak Patuhi Putusan ICC dan Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Top 3 dunia, Mongolia mendadak menjadi perhatian dunia karena berani menolak menjalankan putusan ICC yang menerbitkan surat penahanan pada Putin

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Kecewa Mongolia Tak Patuhi ICC dengan Menahan Vladimir Putin

15 hari lalu

Uni Eropa Kecewa Mongolia Tak Patuhi ICC dengan Menahan Vladimir Putin

Vladimir Putin bisa melenggang bebas kunjungan kerja ke Mongolia, tanpa ditahan oleh Ulaanbaatar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Mengancam Mongolia karena Tak Patuhi Putusan ICC untuk Menahan Vladimir Putin

15 hari lalu

Ukraina Mengancam Mongolia karena Tak Patuhi Putusan ICC untuk Menahan Vladimir Putin

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengancam Mongolia akan menerima konsekuensi karena tidak menahan Vladimir Putin yang kunjungan kerja ke sana

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Kirim Pesan Telegram ke 11 Negara Menjelang Kunjungan ke Indonesia

16 hari lalu

Paus Fransiskus Kirim Pesan Telegram ke 11 Negara Menjelang Kunjungan ke Indonesia

Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke Indonesia selama empat hari.

Baca Selengkapnya