Putra Ismail Haniyeh Sebut Rudal yang Membunuh Ayahnya

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 17 Agustus 2024 18:55 WIB

Warga Palestina ikuti aksi protes atas tewasnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran, di Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel 31 Juli 2024. REUTERS/Mussa Qawasma

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah informasi baru diungkap putra Ismail Haniyeh, Abdul Salam, kepada saluran Al Arabiya. Ia mengatakan ayahnya terbunuh oleh serangan rudal yang menargetkan telepon genggamnya.

"Peluru kendali lah yang melacak ponselnya, yang ia letakkan di malam hari di kamarnya di dekat kepalanya, di mana ia langsung tertembak."

Beberapa media telah berspekulasi bahwa Ismail dibunuh dengan bom yang ditanam sejak dua bulan sebelumnya. Abdul Salam membantah semua spekulasi itu dengan menjelaskan: “Ada pengawal dan penasihat lain yang duduk di sebuah ruangan beberapa meter dari kamarnya, jadi jelas bahwa jika ada alat peledak, seluruh tempat itu pasti sudah meledak."

Putra Haniyeh menekankan bahwa ponsel tersebut membuat pemimpin Hamas itu menjadi sasaran empuk, dan menambahkan: "Ayah saya sedang menghadiri sebuah upacara resmi dan membawa telepon genggamnya, jadi operasinya tidak terlalu rumit."

Dia mengungkapkan bahwa mendiang ayahnya telah menggunakan ponselnya secara terus-menerus pada hari itu, mencatat: "Dia bahkan menggunakannya pada pukul 22.15 pada malam dia menjadi martir."

Advertising
Advertising

Haniyeh dan pengawalnya terbunuh pada 31 Juli, tak lama setelah upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Kemudian, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan bahwa sebuah peluru jarak pendek yang membawa sekitar tujuh kilogram bahan peledak ditembakkan dari luar gedung.

Kawasan ini mengalami ketegangan di tengah antisipasi kemungkinan respons Iran terhadap pembunuhan Haniyeh setelah IRGC menyalahkan Tel Aviv atas kejahatan tersebut dan melibatkan Washington.

Bereaksi terhadap aksi teror Israel, para pejabat tinggi Iran bersumpah untuk memberikan respons kepada rezim Zionis, dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Ali Khamenei mengatakan, dengan membunuh Ismail Haniyeh, rezim Israel telah mempersiapkan landasan untuk hukuman yang keras bagi dirinya sendiri.

Pada Sabtu, 17 Agustus 2024, seperti dikutip Mehr, penasihat politik Pemimpin Besar Revolusi Islam, Laksamana Muda Ali Shamkhani, menggunakan platform media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter, untuk menulis bahwa persiapan telah dilakukan untuk menghukum keras sebuah rezim yang hanya memahami bahasa kekerasan.

Satu-satunya tujuan rezim Israel membunuh para jamaah sekolah Al-Tabin di Gaza dan membunuh syuhada Ismail Haniyeh di Iran adalah untuk mengupayakan perang dan menggagalkan perundingan gencatan senjata, tulis Shamkhani.

Persiapan untuk hukuman berat bagi rezim Israel telah dilakukan setelah proses hukum, diplomatik, dan media, tambahnya.

Pilihan Editor: Warga Palestina di Tepi Barat Diserang Warga Israel

Berita terkait

Yahya Sinwar Berkirim Surat kepada Pemimpin Hizbullah, Ini Pesannya

5 hari lalu

Yahya Sinwar Berkirim Surat kepada Pemimpin Hizbullah, Ini Pesannya

Ini sebuah pesan yang pertama kali dilaporkan sejak Yahya Sinwar menjadi ketua Hamas pada Agustus.

Baca Selengkapnya

Irak Menjadi Negara Pertama dalam Lawatan Luar Negeri Presiden Iran

7 hari lalu

Irak Menjadi Negara Pertama dalam Lawatan Luar Negeri Presiden Iran

Presiden Iran Masoud Pezeshkian memilih negara tetangganya, Irak, sebagai tujuan dalam lawatan luar negeri pertamanya.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Berusaha Memastikan Kematian Komandan Al Qassam, Mohammed Deif

8 hari lalu

Jaksa ICC Berusaha Memastikan Kematian Komandan Al Qassam, Mohammed Deif

ICC telah membatalkan proses hukum atas Ismail Haniyeh yang terbunuh pada 31 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

ICC Hentikan Proses Hukum atas Ismail Haniyeh

11 hari lalu

ICC Hentikan Proses Hukum atas Ismail Haniyeh

ICC menghentikan proses hukum terhadap mendiang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyusul kematiannya pada bulan Juli.

Baca Selengkapnya

AS Tuntut Petinggi Hamas atas Serangan 7 Oktober terhadap Israel

14 hari lalu

AS Tuntut Petinggi Hamas atas Serangan 7 Oktober terhadap Israel

Amerika Serikat mengumumkan tuntutan pidana pada Selasa terhadap para pemimpin tertinggi Hamas atas peran mereka dalam serangan 7 Oktober

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Sebut Negaranya Butuh Investasi Asing Lebih dari US$100 Miliar

17 hari lalu

Presiden Iran Sebut Negaranya Butuh Investasi Asing Lebih dari US$100 Miliar

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada Sabtu bahwa negaranya memerlukan investasi asing sebesar US$100 miliar

Baca Selengkapnya

Takut Balasan Iran, Netanyahu Minta Shin Bet Perketat Keamanan Putranya di AS

21 hari lalu

Takut Balasan Iran, Netanyahu Minta Shin Bet Perketat Keamanan Putranya di AS

Yair Netanyahu, 33 tahun, tinggal di Miami sejak April 2023 dan dilindungi oleh Shin Bet dengan perkiraan biaya tahunan sekitar 2,5 juta shekel.

Baca Selengkapnya

Mengapa Yahya Sinwar Sulit Dilacak? Ini Penjelasannya

21 hari lalu

Mengapa Yahya Sinwar Sulit Dilacak? Ini Penjelasannya

Kedisiplinan Yahya Sinwar untuk tidak menggunakan alat komunikasi elektronik membuat pelacakannya oleh Israel dan AS menjadi sangat sulit.

Baca Selengkapnya

AS Yakin Iran Hanya Berpura-pura Akan Serang Israel

21 hari lalu

AS Yakin Iran Hanya Berpura-pura Akan Serang Israel

Iran mengancam akan menyerang Israel, namun AS yakin itu hanya gertak sambal.

Baca Selengkapnya

Iran Tak Ingin Tingkatkan Ketegangan di Timur Tengah

23 hari lalu

Iran Tak Ingin Tingkatkan Ketegangan di Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan negaranya "tidak takut" akan eskalasi di Timur Tengah akibat dari permusuhan dengan Israel, namun tidak berniat meningkatkannya.

Baca Selengkapnya