TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengumumkan tuntutan pidana pada Selasa terhadap para pemimpin tertinggi Hamas atas peran mereka dalam merencanakan, mendukung dan melakukan serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel selatan.
Tuduhan ditujukan terhadap Yahya Sinwar, pemimpin kelompok pejuang Palestina tersebut, dan setidaknya lima orang lainnya. AS menuduh mereka mendalangi serangan 7 Oktober, yang menewaskan 1.139 orang, termasuk lebih dari 40 orang Amerika.
Serangan itu memicu serangan balasan brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 40.800 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.
“Sebagaimana diuraikan dalam pengaduan kami, para terdakwa – yang dipersenjatai dengan senjata, dukungan politik, dan dana dari pemerintah Iran, serta dukungan dari (Hizbullah) – telah memimpin upaya Hamas untuk menghancurkan Negara Israel dan membunuh warga sipil untuk mendukung tujuan tersebut," kata Jaksa Agung Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.
Pengaduan tersebut menyebutkan enam terdakwa, tiga di antaranya telah meninggal. Terdakwa yang masih hidup adalah Sinwar, yang diyakini bersembunyi di Gaza; Khaled Meshaal, yang berbasis di Doha dan mengepalai kantor diaspora kelompok tersebut; dan Ali Baraka, pejabat senior Hamas yang berbasis di Lebanon.
Terdakwa yang meninggal adalah mantan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang dibunuh pada Juli di Teheran; panglima sayap militer Mohammed Deif, yang menurut Israel dibunuh dalam serangan udara pada Juli; dan Marwan Issa, wakil komandan militer yang menurut Israel tewas dalam serangan pada Maret.
Iran menyalahkan Israel atas kematian Haniyeh. Para pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab.
Jaksa AS mengajukan tuntutan terhadap keenam pria tersebut pada Februari, namun merahasiakan pengaduan tersebut dengan harapan dapat menangkap Haniyeh, menurut seorang pejabat Departemen Kehakiman AS.
Departemen Kehakiman AS memutuskan untuk mengumumkan tuduhan tersebut kepada publik setelah kematian Haniyeh.
Pilihan Editor: Hamas Sebut Benjamin Netanyahu Harus Bertanggung Jawab atas Kematian Sandera
REUTERS