Israel Memutuskan Menolak Negara Palestina, Bagaimana Asal-usul 'Solusi Dua Negara'?
Editor
Ida Rosdalina
Jumat, 19 Juli 2024 12:19 WIB
Apakah perjanjian perdamaian pernah tercapai?
Solusi dua negara merupakan landasan proses perdamaian yang didukung oleh Amerika Serikat, yang diawali dengan Perjanjian Oslo 1993, yang ditandatangani oleh Yasser Arafat dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.
Perjanjian ini membuat PLO mengakui hak Israel untuk eksis dan meninggalkan kekerasan serta pembentukan Otoritas Palestina (PA). Warga Palestina berharap ini akan menjadi langkah menuju sebuah negara merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Proses ini dihantam penolakan dari kedua belah pihak.
Hamas, sebuah gerakan Islamis, melakukan serangan bunuh diri yang menewaskan sejumlah warga Israel, dan pada 2007 merebut Gaza dari PA dalam sebuah perang saudara yang singkat. Piagam Hamas 1988 menganjurkan kehancuran Israel meskipun dalam beberapa tahun terakhir Hamas menyatakan akan menerima negara Palestina di sepanjang perbatasan 1967. Israel mengatakan bahwa perubahan Hamas adalah tipu muslihat.
Pada tahun 2000, Presiden AS Bill Clinton membawa Arafat dan Perdana Menteri Israel Ehud Barak ke Camp David untuk mencapai kesepakatan, namun upaya tersebut gagal.
Nasib Yerusalem, yang dianggap oleh Israel sebagai ibu kotanya yang "abadi dan tak terpisahkan", menjadi hambatan utama.
Konflik meningkat dengan intifada (pemberontakan) Palestina kedua pada 2000-2005. Pemerintah AS berusaha untuk menghidupkan kembali upaya perdamaian - namun tidak berhasil, dengan upaya terakhir yang gagal pada tahun 2014.
Pendudukan Israel sejak 1967 dan perluasan permukiman di Tepi Barat membahayakan negara Palestina yang layak, menghalangi solusi dua negara dan meningkatkan ketegangan regional.
Seperti apakah wajah Palestina?
Para pendukung solusi dua negara telah membayangkan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang dihubungkan dengan sebuah koridor yang melintasi Israel. Dua dekade yang lalu, rincian tentang cara kerja solusi ini telah dituangkan dalam sebuah cetak biru yang dibuat oleh para perunding Israel dan Palestina.
Dikenal sebagai Kesepakatan Jenewa, membuka lembaran baru, prinsip-prinsipnya mencakup pengakuan atas lingkungan Yahudi Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan pengakuan atas lingkungan Arab sebagai ibu kota Palestina, dan negara Palestina yang didemiliterisasi. Israel akan mencaplok permukiman-permukiman besar dan menyerahkan tanah lainnya sebagai ganti rugi, serta memukimkan kembali para pemukim Yahudi di wilayah kedaulatan Palestina di luar sana.