Malaysia dan Cina Tandai 50 Tahun Hubungan dengan Ekspor Durian

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 19 Juni 2024 14:46 WIB

Perdana Menteri Cina Li Qiang berjabat tangan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat pertemuan mereka di Putrajaya, Malaysia, 19 Juni 2024. Syazrul Azis/Department of Information Malaysia/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Cina dan Malaysia menandatangani sejumlah kesepakatan pada hari Rabu, memperbarui pakta kerja sama ekonomi selama lima tahun dan mengizinkan ekspor durian segar, selama kunjungan Perdana Menteri Cina Li Qiang untuk menandai 50 tahun hubungan diplomatik.

Li bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di ibukota administratif Putrajaya, setelah tiba di Kuala Lumpur, Selasa, 18 Juni 2024.

"Cina siap untuk bekerja sama dengan Malaysia," kata Li dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa area fokusnya meliputi strategi pembangunan, kerja sama yang saling menguntungkan, dan pertukaran untuk mempromosikan pembangunan komunitas Cina-Malaysia.

Setelah pertemuan tertutup pada Rabu, Li dan Anwar menyaksikan penandatanganan lebih dari selusin pakta kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi digital hingga pembangunan hijau, perumahan, pariwisata, dan komunikasi.

Pakta lima tahun yang baru yang berlangsung hingga 2028 ini menyediakan kolaborasi strategis di berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi, pertanian, manufaktur, infrastruktur, dan jasa keuangan, demikian pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut.

Advertising
Advertising

Program lima tahun ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013.

China juga setuju untuk mengizinkan impor durian segar dari Malaysia setelah memenuhi persyaratan sanitasi, tambah pernyataan tersebut.

Malaysia, salah satu produsen terbesar di dunia untuk buah berduri dan berbau tajam ini, sebelumnya hanya diizinkan untuk mengirim seluruh buah beku dan produknya ke Cina, dengan ekspor senilai 1,19 miliar ringgit ($253 juta) pada 2023.

Kedua negara juga berjanji untuk meninjau kembali pengaturan perjalanan bebas visa yang akan berakhir dalam beberapa bulan mendatang.

Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak 2009, dan kementerian luar negeri mengatakan bahwa total perdagangan bernilai $98,9 miliar pada 2023.

Li sedang berada di leg ketiga dari perjalanannya yang juga mencakup Selandia Baru dan Australia, seiring dengan upaya Cina untuk memperluas pengaruh dan investasi di kawasan Asia-Pasifik di tengah ketegangan dan persaingan dengan Amerika Serikat.

Ia juga diperkirakan akan bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim, dan menghadiri upacara peletakan batu pertama di sebuah lokasi pembangunan East Coast Rail Link (ECRL), bagian dari Belt and Road Initiative (Inisiatif Sabuk dan Jalan) China, pada Rabu.

Jalur kereta api sepanjang 665 km senilai 50 miliar ringgit ($11 miliar) ini akan menghubungkan pesisir timur dan barat semenanjung Malaysia pada akhir tahun 2026.

REUTERS

Pilihan Editor: Menkes Arab Saudi: Layanan Kesehatan Ibadah Haji 2024 Berjalan Sukses

Berita terkait

Gaet Wisatawan Asing, Sandiaga Ajak Agen Travel Cina Perbanyak Paket Wisata ke RI

1 hari lalu

Gaet Wisatawan Asing, Sandiaga Ajak Agen Travel Cina Perbanyak Paket Wisata ke RI

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para agen travel di Cina untuk memperbanyak paket wisata ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

1 hari lalu

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

APSyFI mencatat saat ini 21 industri tekstil di Indonesia gulung tikar. Sementara 31 pabrik terancam tutup. Ada 150 ribu karyawan kena PHK.

Baca Selengkapnya

Menilik Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, Cina

1 hari lalu

Menilik Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, Cina

Timnas Indonesia akan menghadapi lawan-lawan kuat di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Baca Selengkapnya

Ditinggal saat Diving Tengah Laut, Wisatawan Harus Berenang Dua Jam ke Pantai

2 hari lalu

Ditinggal saat Diving Tengah Laut, Wisatawan Harus Berenang Dua Jam ke Pantai

Setelah kejadian tersebut viral, perusahaan kapal yang membawa ke lokasi diving menawarkan kompensasi 10 kali lipat tetapi ditolak.

Baca Selengkapnya

Polisi Malaysia Interogasi Aktivis Pembela Suku Bajo yang Rumahnya Dibakar Pemerintah

2 hari lalu

Polisi Malaysia Interogasi Aktivis Pembela Suku Bajo yang Rumahnya Dibakar Pemerintah

Polisi Sabah di Malaysia menangkap dan menginterogasi seorang aktivis yang membela Suku Bajo, yang diusir dan rumahnya dibakar oleh otoritas setempat.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajak Indonesia Bahas Aturan untuk UUV, dari Keamanan sampai Inovasi

2 hari lalu

Uni Eropa Ajak Indonesia Bahas Aturan untuk UUV, dari Keamanan sampai Inovasi

Kemenko Marinves dan Uni Eropa baru saja menggelar pertemuan membahas Kerangka Regulasi untuk Kendaraan Bawah Air Tak Berawak (UUV).

Baca Selengkapnya

Polda Aceh Amankan 180 Kilogram Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia

2 hari lalu

Polda Aceh Amankan 180 Kilogram Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia

Polda Aceh berhasil mengungkap kasus narkotika jenis sabu jaringan Malaysia-Indonesia dengan total barang bukti mencapai 180 kilogram.

Baca Selengkapnya

Berbagai Cara Pekerja Migran Tembus Negara Tujuan dengan Jalan Ilegal, dari Visa Turis Hingga Pakai Oknum

3 hari lalu

Berbagai Cara Pekerja Migran Tembus Negara Tujuan dengan Jalan Ilegal, dari Visa Turis Hingga Pakai Oknum

Berbagai cara dilakukan pekerja migran yang sudah masuk daftar blacklist agar bisa menembus negara tujuan. Salah satunya pakai jasa oknum

Baca Selengkapnya

WNI yang Ditahan di Osaka Jepang Pernah Bekerja di Malaysia, Kemlu Ungkap Tujuan Revi ke Sana

3 hari lalu

WNI yang Ditahan di Osaka Jepang Pernah Bekerja di Malaysia, Kemlu Ungkap Tujuan Revi ke Sana

Revi Cahya Windi Sulihatun adalah seorang WNI yang ditahan begitu tiba di Bandara Internasional Kansai Osaka Jepang.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Korea Selatan Temukan Penyebab Kebakaran Pabrik Baterai Hwaseong

3 hari lalu

Cina Minta Korea Selatan Temukan Penyebab Kebakaran Pabrik Baterai Hwaseong

Cina meminta agar otoritas di Korea Selatan segera menemukan penyebab kebakaran pabrik baterai litium di Hwaseong

Baca Selengkapnya