Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Malaysia Interogasi Aktivis Pembela Suku Bajo yang Rumahnya Dibakar Pemerintah

image-gnews
Warga Suku Bajo memasukkan air bersih pegunungan kedalam jerigen dengan alat angkut perahu di Desa Leppe, Kecamatan Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa 1 Juni 2021. Suku Bajo yang bermukim di sekitar laut berswadaya membeli pipa untuk mendapatkan air bersih dari pegunungan. ANTARA FOTO/Jojon
Warga Suku Bajo memasukkan air bersih pegunungan kedalam jerigen dengan alat angkut perahu di Desa Leppe, Kecamatan Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa 1 Juni 2021. Suku Bajo yang bermukim di sekitar laut berswadaya membeli pipa untuk mendapatkan air bersih dari pegunungan. ANTARA FOTO/Jojon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Seorang aktivis yang menyoroti penggusuran masyarakat adat Suku Bajo ditangkap oleh polisi Sabah di Malaysia dan diinterogasi berdasarkan undang-undang penghasutan pada Kamis, 27 Juni 2024.

Tindakan tersebut dikritik olmalaysieh cabang lokal kelompok hak asasi manusia Amnesty International.

Mukmin Nantang, pendiri kelompok advokasi sosial Borneo Komrad, ditahan sebentar oleh polisi sebagai bagian dari penyelidikan atas beredarnya video yang menunjukkan penghancuran rumah-rumah Suku Bajo oleh pihak berwenang Sabah, menurut keterangan pengacaranya, Nurul Rafeeqa, seperti dikutip Reuters. Belum jelas apakah Mukmin akan didakwa, tambahnya.

Pihak berwenang mengatakan operasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan memerangi kejahatan lintas batas.

Pemerintah negara bagian Malaysia pada awal Juni mengusir lebih dari 500 orang Suku Bajo dari rumah mereka di lepas pantai negara bagian Sabah. Petugas penegak hukum membakar dan menghancurkan rumah-rumah milik Suku Bajo di tujuh pulau di distrik Semporna, Sabah, menurut aktivis setempat.

Pemerintah Sabah berdalih tindakan itu untuk meningkatkan keamanan dan memerangi kejahatan lintas batas.

Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Sabah Christina Liew mengatakan petugas penegak hukum memiliki wewenang untuk menindak aktivitas ilegal, seperti penangkapan ikan, bangunan, dan pertanian tanpa izin, di kawasan lindung yang dikendalikan oleh Sabah Parks, sebuah badan konservasi negara.
  
Suku Bajo tercatat telah tinggal selama berabad-abad di wilayah Semporna yang terletak di ujung timur laut Kalimantan, berbatasan dengan Filipina. Mereka merupakan suku nomaden yang banyak membangun rumah perahu atau gubuk pantai yang didirikan di atas panggung.

Namun, banyak warga suku Bajo yang lahir tanpa dokumen kewarganegaraan dan dianggap oleh pihak berwenang sebagai migran, meningkatkan risiko diusir dari rumah mereka. 

Setelah ditangkap, Nantang kemudian dibebaskan dengan jaminan polisi, kata Amnesty International Malaysia.

Amnesty International Malaysia mengecam penangkapan tersebut, menggambarkannya sebagai upaya untuk mengintimidasi dan membungkam para aktivis. Dikatakan bahwa penggunaan UU Penghasutan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kebebasan berekspresi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi pembela hak asasi manusia, bukan menangkap dan berupaya melakukan intimidasi,” kata direktur eksekutif Katrina Jorene Maliamauv dalam sebuah pernyataan.

Katrina mengatakan UU tersebut “tidak memiliki tempat di Malaysia” dan bertentangan dengan komitmen pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk mencabut peraturan perundang-undangan kejam yang membatasi kebebasan berbicara.

Pemerintahan Anwar mengatakan tahun ini bahwa mereka akan meninjau UU Penghasutan, sebuah langkah yang mengecewakan beberapa kelompok hak asasi manusia yang menginginkan peraturan tersebut dihapuskan.

Maliamauv mendesak pihak berwenang untuk menghentikan penyelidikan terhadap Mukmin dan meminta pemerintah Sabah untuk mengakhiri tindakan keras terhadap aktivis hak asasi manusia dan masyarakat Bajo.

Sebelumnya pada 25 Juni, polisi Sabah mengatakan akan menginterogasi Mukmin sehubungan dengan video yang menunjukkan penghancuran permukiman suku Bajo.

Dikatakan bahwa Mukmin melaporkan sekelompok laki-laki tiba di rumah masyarakat Bajo pada 4 Juni, dan menghancurkan serta membakar rumah mereka.

Borneo Komrad juga membagikan beberapa video dugaan penggusuran di X, salah satunya memperlihatkan beberapa pria mendorong rumah bobrok hingga roboh.

Pilihan Editor: Menteri Malaysia Sebut Suku Bajo Sengaja Bakar Rumah untuk Cari Simpati

REUTERS | FREE MALAYSIA TODAY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Serbia Tembak Mati Penyerang Kedutaan Israel

3 jam lalu

Seseorang tergeletak di tanah, saat petugas polisi menjaga area tersebut setelah serangan, dekat kedutaan Israel di Beograd, Serbia, 29 Juni 2024. REUTERS/Zorana Jevtic
Polisi Serbia Tembak Mati Penyerang Kedutaan Israel

Polisi Serbia sedang menyelidiki kemungkinan jaringan dengan 'kelompok teroris asing' setelah serangan panah terhadap penjaga kedutaan Israel


KontraS Ungkap Ada 40 Penyiksaan oleh Polisi, IPW: Polri Gagal Reformasi Kultural

3 jam lalu

Sugeng Teguh Santoso. antaranews.com
KontraS Ungkap Ada 40 Penyiksaan oleh Polisi, IPW: Polri Gagal Reformasi Kultural

Penelitian KontraS mengungkap pada Juni 2023-Mei 2024 terjadi 60 kasus penyiksaan yang 40 di antaranya dilakukan oleh anggota Polri


Polisi Terbanyak Melakukan Penyiksaan, Disusul Tentara dan Sipir

3 hari lalu

Demo Hari Anti Penyiksaan Dunia dan solidaritas terhadap bocah 13 tahun yang ditemukan meninggal di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang. Bocah tersebut diduga tewas akibat mendapatkan penyiksaan dari polisi. TEMPO/Fachri Hamzah.
Polisi Terbanyak Melakukan Penyiksaan, Disusul Tentara dan Sipir

Penelitian Kontras menunjukkan jumlah kasus penyiksaan terus meningkat. Polisi yang paling banyak melakukan, disusul tentara dan sipir.


Amnesty International: Jumlah Penyiksaan oleh Aparat Meningkat Tiga Tahun Terakhir, Didominasi oleh Polisi

3 hari lalu

Diskusi bertajuk 'Penyiksaan: Asian Value?' yang diselenggarakan oleh Amnesty Internasional Indonesia. TEMPO/HENDRI
Amnesty International: Jumlah Penyiksaan oleh Aparat Meningkat Tiga Tahun Terakhir, Didominasi oleh Polisi

Amnesty International Indonesia mengatakan jumlah penyiksaan oleh aparat, seperti TNI dan Polri meningkat dalam tiga tahun terakhir.


Polda Aceh Amankan 180 Kilogram Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia

3 hari lalu

Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko (tengah) saat konferensi pers pengungkapan kasus narkotika jenis sabu jaringan Malaysia-Indonesia dengan total barang bukti mencapai 180 kilogram di Polda Aceh, Rabu, 26 Juni 2024. Dok Humas Polda Aceh
Polda Aceh Amankan 180 Kilogram Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia

Polda Aceh berhasil mengungkap kasus narkotika jenis sabu jaringan Malaysia-Indonesia dengan total barang bukti mencapai 180 kilogram.


Marcos: Filipina Perlu Berbuat Lebih Banyak di Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Marcos: Filipina Perlu Berbuat Lebih Banyak di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr negaranya perlu "berbuat lebih banyak" daripada memprotes "tindakan ilegal" yang dilakukan oleh Cina di Laut Cina Selatan.


Berbagai Cara Pekerja Migran Tembus Negara Tujuan dengan Jalan Ilegal, dari Visa Turis Hingga Pakai Oknum

3 hari lalu

Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal yang ditemukan terdampar dievakuasi dan diamankan di Dermaga Satuan Kapal Patroli (Satrol) Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal)IV Batam, Kepulauan Riau, Selasa, 21 Mei 2024. Satuan Kapal Patroli TNI AL mengevakuasi dan mengamankan sebanyak 16 orang PMI ilegal dari Malaysia yang dibuang ke laut oleh sindikat perdagangan orang dan ditemukan terdampar di pulau kosong Pulau Ngenang, Batam. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Berbagai Cara Pekerja Migran Tembus Negara Tujuan dengan Jalan Ilegal, dari Visa Turis Hingga Pakai Oknum

Berbagai cara dilakukan pekerja migran yang sudah masuk daftar blacklist agar bisa menembus negara tujuan. Salah satunya pakai jasa oknum


Masyarakat Sipil dan Adat Tolak Pengesahan RUU KSDAHE pada 11 Juli

3 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat mengikuti rapat pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024. Dalam rapat tersebut Pemerintah, Komisi IV DPR RI, dan Komite II DPD RI menyepakati naskah RUU KSDAHE untuk dilanjutkan pembicaraan di rapat paripurna DPR RI. TEMPO/M Taufan Rengganis
Masyarakat Sipil dan Adat Tolak Pengesahan RUU KSDAHE pada 11 Juli

Masyarakat sipil sebelumnya telah menyampaikan masukan substansi RUU KSDAHE dalam bentuk policy brief dan daftar inventarisasi masalah (DIM).


WNI yang Ditahan di Osaka Jepang Pernah Bekerja di Malaysia, Kemlu Ungkap Tujuan Revi ke Sana

3 hari lalu

Banjir merendam sebagian kawasan Bandara Internasional Kansai setelah Topan Jebi melanda Osaka, Jepang barat, Selasa, 4 September 2018. Nobuki Ito/Kyodo News via AP
WNI yang Ditahan di Osaka Jepang Pernah Bekerja di Malaysia, Kemlu Ungkap Tujuan Revi ke Sana

Revi Cahya Windi Sulihatun adalah seorang WNI yang ditahan begitu tiba di Bandara Internasional Kansai Osaka Jepang.


Komnas HAM Sebut Polisi Paling Banyak Dilaporkan Melakukan Penyiksaan

3 hari lalu

Polisi menemukan jasad Afif (13 tahun) di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang. Istimewa
Komnas HAM Sebut Polisi Paling Banyak Dilaporkan Melakukan Penyiksaan

Komnas HAM menyebut polisi paling banyak dilaporkan melakukan penyiksaan.