Amerika Serikat Tunggu Respons Hamas terhadap Proposal Gencatan Senjata Joe Biden

Rabu, 5 Juni 2024 20:05 WIB

Pejuang Palestina dari sayap bersenjata Hamas ambil bagian dalam parade militer untuk memperingati perang 2014 dengan Israel, di dekat perbatasan di Jalur Gaza tengah, 19 Juli 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat masih menunggu tanggapan kelompok Hamas terhadap proposal gencatan senjata yang dirancang kabinet perang Israel dan diumumkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat, 31 Mei 2024.

“Kami menunggu tanggapan dari Hamas,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan pada Selasa, 4 Juni 2024.

Tanggapan tersebut akan disampaikan melalui Qatar yang menjadi mediator negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Bill Burns akan menyambangi Doha, Qatar untuk berkonsultasi dengan mediator Qatar mengenai proposal gencatan senjata di Gaza, tambah Sullivan.

Qatar mengatakan pada Selasa, 4 Juni 2024, pihaknya telah menyampaikan kepada Hamas proposal gencatan senjata Israel, yang isinya mencerminkan proposal tiga fase yang diajukan oleh Biden, dan draf perjanjian sekarang lebih mendekati posisi kedua belah pihak.

Sebelumnya pada Jumat, 31 Mei 2024, Biden memaparkan kepada Hamas sebuah proposal gencatan senjata yang terdiri dari tiga fase untuk meredakan pertempuran di Gaza. Ia menggambarkan proposal tersebut sebagai rencana yang diajukan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang.

Proposal tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera Israel beserta tahanan Palestina, dan rekonstruksi Gaza. Naskah rencana setebal empat halaman tersebut juga akan mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Seorang juru bicara Hamas pada Selasa, 4 Juni 2024, menegaskan kembali mereka tidak dapat menyetujui kesepakatan apa pun kecuali Israel membuat komitmen “yang jelas” terhadap gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan dari Gaza.

“Kami tidak dapat menyetujui perjanjian yang tidak mengamankan, menjamin, dan memastikan gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza dan menyelesaikan kesepakatan pertukaran yang serius,” kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada konferensi pers di televisi, dikutip oleh Reuters.

Hamdan mengatakan Israel hanya menginginkan satu fase di mana mereka menyandera semua orang, lalu melanjutkan agresi dan perang Gaza. “Kami meminta para mediator untuk mendapatkan posisi yang jelas dari pendudukan Israel untuk berkomitmen terhadap gencatan senjata permanen dan penarikan penuh,” ujarnya.

Hamas sebelumnya mengatakan memandang positif isi proposal tersebut dan untuk sementara menyambut inisiatif itu. Amerika Serikat mengatakan pada Minggu, 2 Juni 2024, jika Hamas menerima proposal itu, maka Israel diperkirakan akan mengikutinya.

Sementara itu, Perdana Menteri Netanyahu mengatakan tidak akan ada perdamaian permanen kecuali kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan. Ia menyampaikan hal tersebut dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan secara online setelah Biden menyampaikan proposal tiga fase.

“Kondisi Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah, yakni penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” kata Netanyahu.

Netanyahu menambahkan pihaknya akan terus bersikeras syarat-syarat ini harus dipenuhi sebelum gencatan senjata permanen diberlakukan. Gagasan bahwa Israel akan menyetujui gencatan senjata permanen sebelum syarat-syarat ini dipenuhi bukanlah proposisi yang bisa dimulai.



REUTERS

Pilihan editor: Retno Marsudi Sebut Ada Upaya Sistematis dari Israel untuk Habisi Palestina

Advertising
Advertising

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

11 menit lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

2 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Faksi-faksi Perlawanan Palestina Kutuk Serangan Pager Maut Israel di Lebanon

12 jam lalu

Faksi-faksi Perlawanan Palestina Kutuk Serangan Pager Maut Israel di Lebanon

Faksi-faksi Perlawanan Palestina menyatakan solidaritas dan kepercayaan mereka terhadap Hizbullah menyusul serangan Israel dengan bom pager.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

16 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

17 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

18 jam lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

21 jam lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

22 jam lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

22 jam lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

23 jam lalu

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

Perusahaan Gold Apollo Taiwan membantah membuat pager yang digunakan dalam peledakan di Lebanon pada Selasa.

Baca Selengkapnya