Amerika Serikat Tunggu Respons Hamas terhadap Proposal Gencatan Senjata Joe Biden
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 5 Juni 2024 20:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat masih menunggu tanggapan kelompok Hamas terhadap proposal gencatan senjata yang dirancang kabinet perang Israel dan diumumkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat, 31 Mei 2024.
“Kami menunggu tanggapan dari Hamas,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan pada Selasa, 4 Juni 2024.
Tanggapan tersebut akan disampaikan melalui Qatar yang menjadi mediator negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Bill Burns akan menyambangi Doha, Qatar untuk berkonsultasi dengan mediator Qatar mengenai proposal gencatan senjata di Gaza, tambah Sullivan.
Qatar mengatakan pada Selasa, 4 Juni 2024, pihaknya telah menyampaikan kepada Hamas proposal gencatan senjata Israel, yang isinya mencerminkan proposal tiga fase yang diajukan oleh Biden, dan draf perjanjian sekarang lebih mendekati posisi kedua belah pihak.
Sebelumnya pada Jumat, 31 Mei 2024, Biden memaparkan kepada Hamas sebuah proposal gencatan senjata yang terdiri dari tiga fase untuk meredakan pertempuran di Gaza. Ia menggambarkan proposal tersebut sebagai rencana yang diajukan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang.
Proposal tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera Israel beserta tahanan Palestina, dan rekonstruksi Gaza. Naskah rencana setebal empat halaman tersebut juga akan mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Seorang juru bicara Hamas pada Selasa, 4 Juni 2024, menegaskan kembali mereka tidak dapat menyetujui kesepakatan apa pun kecuali Israel membuat komitmen “yang jelas” terhadap gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan dari Gaza.
“Kami tidak dapat menyetujui perjanjian yang tidak mengamankan, menjamin, dan memastikan gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza dan menyelesaikan kesepakatan pertukaran yang serius,” kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada konferensi pers di televisi, dikutip oleh Reuters.
Hamdan mengatakan Israel hanya menginginkan satu fase di mana mereka menyandera semua orang, lalu melanjutkan agresi dan perang Gaza. “Kami meminta para mediator untuk mendapatkan posisi yang jelas dari pendudukan Israel untuk berkomitmen terhadap gencatan senjata permanen dan penarikan penuh,” ujarnya.
Hamas sebelumnya mengatakan memandang positif isi proposal tersebut dan untuk sementara menyambut inisiatif itu. Amerika Serikat mengatakan pada Minggu, 2 Juni 2024, jika Hamas menerima proposal itu, maka Israel diperkirakan akan mengikutinya.
Sementara itu, Perdana Menteri Netanyahu mengatakan tidak akan ada perdamaian permanen kecuali kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan. Ia menyampaikan hal tersebut dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan secara online setelah Biden menyampaikan proposal tiga fase.
“Kondisi Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah, yakni penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” kata Netanyahu.
Netanyahu menambahkan pihaknya akan terus bersikeras syarat-syarat ini harus dipenuhi sebelum gencatan senjata permanen diberlakukan. Gagasan bahwa Israel akan menyetujui gencatan senjata permanen sebelum syarat-syarat ini dipenuhi bukanlah proposisi yang bisa dimulai.
REUTERS
Pilihan editor: Retno Marsudi Sebut Ada Upaya Sistematis dari Israel untuk Habisi Palestina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini