Top 3 Dunia: Imlek di China Meriah, Sekutu Belum Sepakat Kirim Tank ke Ukraina
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 22 Januari 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari cerita Tahun Baru Imlek dari China di tengah tingginya kasus Covid-19. Jutaan warga China merayakan Imlek di kampung halaman. Meski demikian pejabat China tak khawatir karena kasus Covid-19 telah melalui masa puncak.
Berita kedua top 3 dunia yaitu unjuk rasa di Peru yang kian mencekam. Demonstran membakar gedung-gedung dalam protes yang berujung rusuh itu. Berita terakhir dari top 3 dunia adalah pengiriman tank ke Ukraina oleh negara-negara sekutu belum menemukan titik terang. Berikut berita selengkapnya:
1. Jutaan Warga China Rayakan Imlek di Kampung, Kasus Covid Makin Tinggi?
Jutaan orang di seluruh China memadati kereta dan bus pada Jumat, 20 Januari 2023, untuk mudik ke kampung halaman merayakan Imlek setelah 3 tahun pembatasan ketat.
Keriuhan yang luar biasa ini terjadi di tengah ledakan kasus Covid-19, namun para pejabat China menyatakan penyebaran virus corona telah mencapai puncaknya dan kini mulai turun.
Baca juga Mudik Imlek di Cina: Xi Jinping Khawatir Covid-19 di Desa, Kasus Kritis Telah Capai Puncak
Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan virus itu berada pada tingkat "relatif rendah", sementara pejabat kesehatan mengatakan jumlah pasien Covid di rumah sakit dan termasuk yang kritis teah menurun.
Tetapi ada keraguan yang meluas terhadap laporan resmi China itu, karena kenyataannya rumah sakit dan rumah duka kewalahan sejak Beijing meninggalkan kontrol Covid yang ketat dan pengujian massal bulan lalu.
Beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang akan meninggal akibat penyakit ini di China tahun ini. Perusahaan data kesehatan berbasis di Inggris Airfinity memperkirakan kematian akibat Covid dapat mencapai 36.000 sehari minggu depan.
"Baru-baru ini, keseluruhan pandemi di negara ini berada pada tingkat yang relatif rendah," kata Sun dalam komentarnya yang dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Xinhua.
"Jumlah pasien kritis di rumah sakit terus menurun, meski misi penyelamatan masih berat."
Komentarnya muncul pada malam salah satu hari perjalanan paling hingar bingar di China sejak pandemi meletus pada akhir 2019, ketika jutaan penduduk kota melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka untuk liburan Tahun Baru Imlek yang secara resmi dimulai pada hari Sabtu.
Lebih dari 2 miliar perjalanan diperkirakan akan dilakukan di seluruh China antara 7 Januari dan 15 Februari. Penumpang yang bersemangat membawa koper dan kotak hadiah naik kereta pada hari Jumat, menuju reuni keluarga yang telah lama ditunggu-tunggu.
Baca di sini selengkapnya.
<!--more-->
2. Unjuk Rasa di Peru, Gedung-gedung Dibakar
Ribuan pengunjuk rasa di Peru marah dengan jumlah korban tewas yang meningkat sejak kerusuhan meletus pada bulan lalu. Meraka pun menyerukan perubahan besar-besaran di Peru.
Banyak dari penduduk asli selatan negara itu, turun ke ibu kota Lima pada Kamis, 19 Januari 2023.Dengan bus dan berjalan kaki, ribuan orang melakukan perjalanan ke Lima. Mereka membawa bendera dan spanduk yang mengecam pemerintah dan polisi atas bentrokan mematikan di kota selatan Ayacucho serta Juliaca. Kerusuhan menyebar jauh melampaui ibu kota.
Televisi lokal memperlihatkan kondisi di Arequipa selatan. Di sana, polisi menembakkan gas air mata ke ratusan pengunjuk rasa yang mencoba mengambil alih bandara. Itu menyebabkan para pejabat mengumumkan penangguhan operasi di bandara Arequipa dan Cusco.
Polisi memperkirakan arak-arakan warga di peru itu dipenuhi sekitar 3.500 orang. Pihak lain berspekulasi jumlah demonstran lebih dari dua kali lipat angka tersebut.
Barisan polisi dengan perlengkapan anti-huru-hara berhadapan dengan pengunjuk rasa yang melemparkan batu di beberapa jalan. Satu bangunan bersejarah di pusat bersejarah kota itu terbakar pada Kamis malam, 19 Januari 2023.
Seorang komandan pemadam kebakaran kepada radio setempat mengatakan, gedung di San Martin Plaza itu kosong ketika kobaran api besar terjadi tanpa penyebab yang diketahui.
"Ini bukan protes; ini sabotase terhadap aturan hukum," kata Perdana Menteri Alberto Otarola Kamis malam, bersama Presiden Dina Boluarte dan menteri pemerintah lainnya.
Menteri Dalam Negeri Peru Vicente Romero membantah klaim yang beredar di media sosial bahwa kebakaran di Lima disebabkan oleh granat gas air mata seorang petugas polisi.
Boluarte mengatakan pada Kamis malam bahwa bandara, serta satu di kota selatan Juliaca, telah diserang secara bersama-sama. "Semua kekuatan hukum akan jatuh pada orang-orang yang telah bertindak dengan vandalisme," katanya.
Perusahaan penambang yang berbasis di Kanada Hudbay dalam sebuah pernyataan, mengatakan, bahwa pengunjuk rasa telah memasuki lokasi unit kerjanya di Peru. Demo itu dituding sudah merusak dan membakar mesin dan kendaraan utama perseroan.
Selama sebulan terakhir, Peru dilanda gemuruh protes, yang terkadang mematikan. Kondisi yang terjadi telah menyebabkan kekerasan terburuk yang pernah dialami Peru dalam lebih dari dua dekade. Banyak orang di daerah pedesaan yang lebih miskin melampiaskan kemarahan pada pemerintah Lima atas ketidaksetaraan dan kenaikan harga.
Selengkapnya buka tautan berikut.
<!--more-->
3. Sekutu Ukraina Belum Sepakat untuk Kirim Tank Leopard
Sekutu Ukraina dari negara-negara Barat belum memutuskan akan mengirim tank tempur ke Ukraina, yang ditujukan untuk menyokong daya serang musim semi Kyiv melawan invasi Rusia. Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk tetap bertahan dari operasi militer Moskow itu.
Aliansi militer Barat (NATO) dan negara-negara sekutu lain melakukan pertemuan di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, pada Jumat, 20 Januari 2023. Menjelang pertemuan itu, isu apakah Jerman dan negara lain yang memiliki tank Leopard 2 setuju untuk mengirim perangkat itu ke Ukraina muncul ke permukaan.
Usai persamuhan itu, para pejabat mengkonfirmasi belum ada kesepakatan untuk mengirim Leopard ke Kyiv. Walau demikian, negara-negara Barat berjanji untuk sejumlah besar jenis senjata lainnya, termasuk sistem pertahanan udara dan model tank lainnya.
Pada konferensi pers di akhir pertemuan Ramstein, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, menyatakan waktu sangat penting bagi Ukraina untuk berperang melawan pasukan Rusia di musim semi. Dia menekankan, Ukraina diperlengkapi dengan baik bahkan tanpa Leopard.
"Ukraina tidak tergantung pada satu platform," katan Austin.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Reuters para pendukung Ukraina perlu fokus tidak hanya pada pengiriman senjata baru, tetapi juga memasok amunisi untuk sistem lama dan membantu merawatnya.
Klik di sini untuk berita selengkapnya.
Baca: Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia
REUTERS