Dubes Iran Sebut Barat dan Israel Bikin Narasi Keliru soal Mahsa Amini

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 20 Oktober 2022 09:45 WIB

Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad di rumah dinas kedutaan, Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2022. TEMPO/Daniel Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta -Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad mempertanyakan peran Barat di balik demonstrasi massal di negaranya yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.

Gelombang unjuk rasa yang dipicu oleh kematian perempuan berusia 22 tahun usai ditahan polisi moral karena alasan berpakaian itu, menurut Azad, disokong oleh narasi keliru dari media Barat dan Israel. Dia menganggap Barat seolah-oleh "menciptakan korban" serta cerita lainnya di media sosial, yang bisa menarik perhatian.

"Proyek penciptaan korban di Iran (yang mendapat perhatian) di media sosial, hanya terjadi di dunia maya. Itu menarik kaum perempuan, mahasiswa, anak-anak, dan bisa menarik perhatian orang banyak," kata Azad saat jumpa pers di rumah dinas Kedutaan Iran di Jakarta, Rabu malam, 19 Oktober 2022.

Baca juga: Bertanding Tanpa Hijab, Atlet Panjat Tebing Iran Terancam Ditahan

Protes yang dimulai pada bulan lalu saat pemakaman Amini di kampung halamannya di Kurdi, Saqez menyebar dengan cepat ke seluruh negeri. Unjuk rasa meluas ke Ibu Kota Teheran, kota-kota di Iran tengah, barat daya dan tenggara di mana minoritas Arab dan Baluch terkonsentrasi.

Advertising
Advertising

Di seluruh negeri, termasuk di universitas dan sekolah menengah, seruan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" muncul. Tuntutan yang sama untuk jatuhnya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei terdengar, tetapi banyak tindakan keras oleh pasukan keamanan terfokus di barat laut di mana sebagian besar dari sekitar 10 juta orang Kurdi di Iran hidup.

Protes mengenai kematian Mahsa Amini masih menjadi perhatian internasional hingga Rabu, 19 Oktober 2022. Fokus pada wanita Iran berlanjut ketika pendaki Elnaz Rekabi kembali ke Iran. Dia memicu kontroversi saat berpartisipasi dalam kontes internasional tanpa kerudung.

Menurut laporan terbaru oleh kelompok Hak Asasi Manusia Iran pada Senin, 17 Oktober 2022, sebanyak 215 orang, termasuk 27 anak-anak, telah tewas dalam protes nasional. Amerika Serikat dan Kanada telah menjatuhkan sanksi pada otoritas Iran.

Duta Besar Azad mengaku tidak mengetahui pasti rincian jumlah kematian dalam unjuk rasa tersebut. Namun, dia menekankan itu proyek penciptaan korban yang disebarkan oleh Barat dan dihebohkan di media sosial.

"Itu kan hal yang bisa menarik perhatian orang banyak, dan bisa menarik banyak orang lagi (untuk ikut demo)," kata Azad.

Kedutaan Besar Iran mencatat, berkiatan dengan perkembangan yang terjadi di Iran harus bisa membedakan antara aksi damai, demonstrasi, dengan kerusuhan yang menciptakan ketidakamanan di negara.

Menurut undang-undang Republik Islam Iran, berbagai aksi damai dan penyampaian aspirasi melalui demonstrasi disahkan dan semua golongan masyarakat dapat menggunakan hak tersebut.

"Tetapi Republik Islam Iran sama dengan negara lain di dunia tidak dapat membiarkan kerusuhan dan kekacauan diciptakan oleh segelintir orang yang diprovokasi oleh Barat dan rezim Zionis Israel," tulis Kedutaan Iran dalam pernyataan tertulis.

Baca juga: Diduga Menolak Menyanyikan Lagu Penghormatan untuk Ayatullah Ali Khamenei, Siswi Iran Dibunuh

DANIEL AHMAD

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

12 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

1 jam lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

4 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

6 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

13 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

15 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

20 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

21 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

22 jam lalu

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.

Baca Selengkapnya