TEMPO.CO, Jakarta - Atlet panjat tebing Iran, Elnaz Rekabi, 33 tahun, tiba di Iran pada Rabu, 19 Oktober 2022 setelah memicu kontroversi di negaranya karena tampil tanpa hijab di Kejuaraan Asia di Seoul. Para pendukungnya dan media berbahasa Persia di luar Iran mengkhawatirkan keselamatannya ketika kembali ke Iran.
Baca: Diduga Menolak Menyanyikan Lagu Penghormatan untuk Ayatullah Ali Khamenei, Siswi Iran Dibunuh
Keputusan Elnaz Rekabi—peraih banyak medali di berbagai kompetisi—melepas hijab saat bertanding muncul di tengah aksi protes di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, di dalam tahanan. Aksi protes yang meluas sudah memasuki pekan kelima. Mahsa ditahan oleh polisi moral karena dianggap berpakain tidak pantas.
Sebuah unggahan di Instagram pada akun yang dikaitkan dengan Rekabi menyatakan ia tidak mengenakan hijab sebagai ketidaksengajaan, meskipun tidak jelas apakah ia menulis unggahan tersebut atau kondisi apa yang dialaminya pada saat itu.
Pemerintahan Iran secara rutin menekan para aktivis di dalam maupun luar negeri, kerap menayangkan di stasiun televisi pemerintah
apa yang digambarkan kelompok-kelompok hak asasi manusia sebagai pengakuan yang dipaksakan.
Seperti dilansir Al Arabiya, beberapa video yang dibagikan secara daring menunjukkan kerumunan besar terjadi di Bandar Udara Internasional Imam Khomeini di luar Teheran. Video-video tersebut memperlihatkan orang-orang meneriakkan nama Rekabi dan menyebutnya sebagai pahlawan.
Kedutaan Iran di Seoul menyatakan Rekabi meninggalkan Korea Selatan dengan penerbangan pagi, Selasa, 18 Oktober 2022. Layanan BBC berbahasa Persia, yang memiliki kontak-kontak ekstensif di Iran meskipun dilarang beroperasi dari sana, mengutip sebuah sumber anonim yang mengatakan para pejabat Iran telah menyita telepon seluler dan paspor Rekabi. Ia awalnya dijadwalkan kembali pada hari Rabu tetapi jadwal kepulangannya mendadak dimajukan.
IranWire, situs lain yang berfokus pada negara tersebut yang didirikan jurnalis Iran-Kanada Maziar Bahari yang pernah ditahan Iran, menduga Rekabi akan segera dipindahkan ke Penjara Evin yang berbahaya di Teheran saat tiba di negaranya. Penjara Evin terbakar pada pekan ini yang membunuh setidaknya delapan tahanan.
Dalam sebuah cuitan, Kedutaan Iran di Seoul membantah dan menyebutnya sebagai berita palsu dan salah serta disinformasi menyangkut kepulangan Rekabi. Namun, alih-alih mengunggah foto Rekabi dari pertandingan di Seoul, mereka memasang foto dia sedang mengenakan hijab pada pertandingan sebelumnya di Moskow, di mana ia meraih medali perunggu.
Telepon-telepon ke Kedutaan Iran di Seoul tidak dijawab. Pejabat International Federation of Sport Climbing, yang mengawasi kejuaraan tersebut, mengatakan Rekabi mengenakan hijab saat penampilan awalnya di kejuaraan yang berlangsung sepekan itu. Kemudian ia hanya mengenakan ikat kepala hitam ketika berkompetisi pada Ahad, 16 Oktober 2022. Rambut hitamnya dikuncir. Ia memakai jaket putih dengan bendera Iran sebagai logo.
Sebuah unggahan Instagram kemudian, ditulis dalam bentuk orang pertama, menyatakan permintaan maaf atas nama Rekabi. Unggahan itu menyalahkan panggilan tiba-tiba untuk memanjat dinding dalam pertandingan tersebut—meskipun potongan video kompetisi tersebut menunjukkan Rekabi bersikap santai ketika menjelang dan sesudah pertandingan. Akun tersebut juga berusaha menjelaskan perjalanannya kembali ke Iran sebagai “sesuai jadwal”.
“Pemahaman kami adalah bahwa ia kembali ke Iran dan kami akan terus memonitor situasi saat kedatangannya,” demikian pernyataan International Federation of Sport Climbing. “Perlu ditekankan bahwa keselamatan atlet paling penting buat kami dan kami mendukung segala upaya untuk menjaga keselamatan seorang anggota penting komunitas kami dalam situasi ini.”
Baca: PBB Menyebut 23 Anak Tewas Selama Unjuk Rasa di Iran
AL ARABIYA | AL JAZEERA