TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat tidak dapat mendukung serangan besar-besaran Israel di Rafah tanpa rencana efektif untuk melindungi warga sipil, dan bahwa dia belum melihat rencana seperti itu dari pihak Israel.
“Kami tidak bisa, tidak akan mendukung operasi militer besar-besaran di Rafah tanpa adanya rencana efektif untuk memastikan warga sipil tidak dirugikan, dan kami belum melihat rencana seperti itu,” kata Blinken kepada wartawan.
Ia berbicara di Ashdod, pelabuhan utama Israel pada Rabu, 1 Mei 2024 setelah bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem selama dua setengah jam.
Setelah pertemuan, pemerintah Israel menyatakan bahwa operasi Rafah akan tetap berjalan meski AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan hal itu akan berujung pada “tragedi”.
“Ada cara-cara lain, dan menurut penilaian kami, cara-cara yang lebih baik, untuk menghadapi tantangan Hamas yang tidak memerlukan operasi militer besar-besaran di Rafah,” kata Blinken. Ia menambahkan bahwa hal itu menjadi subyek pembicaraan yang sedang berlangsung dengan para pejabat Israel.
Juru bicara pemerintah Israel mengatakan Israel tetap bertekad menghancurkan formasi tempur Hamas yang tersisa. “Mengenai Rafah – kami berkomitmen untuk memindahkan empat dari lima batalion Hamas terakhir di Rafah – kami menyampaikan rencana kami dengan Menteri Luar Negeri Blinken,” kata juru bicara tersebut dalam pengarahan pers.