Presiden Erdogan Ajukan Jadi Juru Damai Perang Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Sabtu, 8 Oktober 2022 08:00 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa (AKP) selama pertemuan di parlemen Turki di Ankara, Turki, 23 Oktober 2018. [REUTERS / Tumay Berkin]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Tayyip Erdogan bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat, 7 Oktober 2022. Kedua pemimpin membahas beberapa isu, di antaranya hubungan bilateral kedua negara dan perang Ukraina.

Kantor Kepresidenan Turki, seperti dikutip Reuters menyebut, Erdogan menyampaikan kesediaannya ambil bagian dalam menyelesaikan perang Ukraina. Menurut Direktorat Komunikasi Turki, perkembangan terakhir invasi Rusia ke Ukraina juga dibahas dalam pertemuan tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan selama konferensi pers setelah pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 22 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]

Advertising
Advertising

Baca juga: Top 3 Dunia: Rudal Rusia Menghantam Blok Apartemen di Ukraina

Ketegangan di perang Ukraina meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.

Deklarasi pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia pekan lalu memanaskan ketegangan dua negara yang sama-sama bekas Uni Soviet itu. Tak lama setelahnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pengajuan jalur cepat keanggotaan blok militer Barat, NATO.

Putin meresmikan aneksasi empat wilayah Ukraina pada Rabu, 5 Oktober 2022. Penandatanganan oleh Putin dua hari lalu merupakan tahap akhir dari proses legislatif; dua kamar parlemen Rusia yang telah meratifikasi rencana tersebut.

Reuters mewartakan, Presiden Putin mengesahkan undang-undang yang memungkinkan pencaplokan empat wilayah Ukraina - Donetsk dan Luhansk di timur serta Zaporizhzhia dan Kherson di selatan, memiliki dasar hukum untuk bergabung dengan Rusia.

Aneksasi itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang menilainya sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada pun mengumumkan sanksi baru ke Rusia.

Turki melalui Kementerian Luar Negeri juga menolak pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia. Ankara menegaskan sikapnya tidak berubah seperti aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014 silam.

Laporan Reuters tidak menjelaskan secara detail pembahasan bilateral Putin dan Erdogan pada Jumat, 7 Oktober 2022. Ankara dan Moskow disebut punya hubungan yang rumit. Kedua negara bekerja sama erat dalam pasokan energi, namun silang pendapat mengenai Suriah, Libya, dan Azerbaijan. Kantor berita Rusia TASS menyebut pemimpin Rusia dan timpalannya dari Turki akan bertemu dalam 3-4 hari ke depan.

Turki, yang merupakan anggota blok militer Barat, NATO, memiliki hubungan dekat dengan Ukraina dan Rusia. Ankara telah berusaha untuk menyeimbangkan hubungan selama perang, dengan menolak sanksi Barat terhadap Moskow sambil mengkritik invasi Rusia dan memasok Kyiv dengan drone bersenjata.

Bersama dengan PBB, Turki menengahi kesepakatan Juli untuk membuka ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitamnya. Konsensus itu menjadi satu-satunya terobosan diplomatik signifikan dalam konflik tujuh bulan invasi Rusia.

REUTERS | TASS

Baca juga: Recep Tayyip Erdogan Dijadwalkan Bertemu Pemimpin Swedia dan Finlandia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

2 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

2 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

3 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

3 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

4 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

4 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Murid SMA dan SMK di Ukraina Diminta Ikut Latihan Dasar Wajib Militer

6 hari lalu

Murid SMA dan SMK di Ukraina Diminta Ikut Latihan Dasar Wajib Militer

Komite pemuda dan olahraga Ukraina menerbitkan sebuah RUU yang meminta murid SMA dan SMK di penjuru Ukraina mengikuti pelatihan dasar wajib militer.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

7 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

7 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

10 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya