TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan melakukan perundingan dengan Swedia, Finlandia, serta NATO pada Selasa 28 Juni 2022 waktu setempat. Pertemuan yang dilangsungkan sebelum KTT NATO di Madrid ini, bakal menjadi babak baru pembahasan keanggotaan aliansi yang diajukan oleh dua negara Eropa Utara itu.
Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengkonfirmasi rencana pertemuan Erdogan dengan pucuk pimpinan dari Swedia dan Finlandia ini. Sebelum perundingan itu, Kalin mengatakan bahwa dia dan Wakil Menteri Luar Negeri Turki Sedat Onal akan lebih dahulu bertemu dengan delegasi Swedia dan
Finlandia pada Senin, 27 Juni 2022 waktu setempat. Adapun KTT NATO bakal digelar pada Selasa sampai Kamis, 28-30 Juni 2022.
"Akan ada pertemuan puncak empat arah di tingkat pemimpin dengan kehadiran presiden kami di Madrid atas permintaan Sekjen NATO," kata Kalin saat berbicara kepada penyiar Haberturk, Minggu, 26 Juni 2022, seperti dilansir Reuters.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa (AKP) selama pertemuan di parlemen Turki di Ankara, Turki, 23 Oktober 2018. [REUTERS / Tumay Berkin]
Kalin mengatakan, kehadiran Erdogan dalam pembicaraan dengan Swedia, Finlandia, dan NATO, bukanlah suatu langkah mundur. Sebab itu artinya, Turki dan negara-negara Nordik sebagian besar sepakat untuk menyelesaikan masalah.
Dia menyatakan, Turki akan berada dalam posisi yang lebih baik di Madrid jika Finlandia dan Swedia mau menyetujui beberapa masalah yang dibahas pada Senin, 27 Juni 2022.
"Kami telah membawa negosiasi ke titik tertentu. Tidak mungkin bagi kami untuk mengambil langkah mundur di sini," katanya juga soal perundingan Senin.
Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO setelah terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Namun tawaran tersebut menghadapi tentangan dari Turki. Helsinki dan Stockholm dituding mendukung militan Kurdi dan embargo senjata ke Ankara.
Pada awal bulan ini, Turki mengatakan, dokumen yang diterimanya dari Swedia dan NATO sebagai tanggapan atas tuntutan tertulis yang diajukan kepada kedua kandidat jauh dari memenuhi harapan. Turki meminta setiap negosiasi harus terlebih dahulu mengatasi masalahnya.
Untuk menjadi anggota
NATO diperlukan persetujuan 30 negara anggota aliansi tersebut. Turki telah menjadi sekutu NATO selama lebih dari 70 tahun dan memiliki tentara terbesar kedua aliansi itu.
REUTERS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.