AS Jamu Armenia dan Azerbaijan, Minta Kedua Belah Pihak Berunding
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sita Planasari
Selasa, 20 September 2022 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan timpalannya dari Armenia dan Azerbaijan di New York pada Senin, 19 September 2022. Pertemuan ini menandai pembicaraan langsung pertama antara kedua belah pihak sejak bentrokan perbatasan mematikan bulan ini.
Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan dan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov dijamu oleh Blinken di sela-sela Sidang Umum PBB.
Juru Bicara Kemlu AS Ned Price menyebut bahwa Blinken menekankan perlunya untuk mencegah pertempuran lebih lanjut dan kembali ke proses perdamaian.
"Mereka membahas langkah selanjutnya, dan Menlu (Blinken) mendorong kedua pihak untuk bertemu lagi sebelum akhir bulan," kata Price dilansir Reuters, Selasa, 20 September 2022.
Sebelum menjamu para menteri luar negeri tersebut, Price menyoroti bahwa langkah Washington ini didorong oleh fakta bahwa pertempuran telah berhenti dan belum ada tindakan militer tambahan selama beberapa hari terakhir.
Armenia dan Azerbaijan menyetujui gencatan senjata pekan lalu. Kedua belah pihak mengakhiri dua hari kekerasan terkait dengan perselisihan yang telah berlangsung puluhan tahun antara negara-negara bekas Soviet atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Pertempuran tersebut menyebabkan lebih dari 170 tentara tewas. Konflik itu berpotensi menyeret Turki, pendukung utama Azerbaijan, dan Rusia selaku sekutu Armenia ke dalam perselisihan yang lebih luas pada saat ketegangan geopolitik sudah tinggi.
Adapun masing-masing pihak saling menyalahkan atas ketegangan yang terjadi selama satu pekan terakhir.
Konflik yang terjadi pada 12-14 September adalah yang paling mematikan sejak perang enam minggu pada 2020. Perselisihan maut itu menewaskan ribuan orang dan membuat Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan di dan sekitar Nagorno-Karabakh.
Anggota senior majelis tinggi parlemen Rusia, Grigory Karasin beberapa waktu lalu mengklaim kepada kantor berita RIA, bahwa gencatan senjata sebagian besar dicapai melalui upaya diplomatik Rusia.
Ia menyatakan, Presiden Vladimir Putin telah berbicara dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Putin meminta ketenangan setelah kekerasan meletus dan negara-negara lain menyerukan agar Armenia dan Azerbaijan menahan diri.
Baca juga: Konflik Armenia - Azerbaizan Tewaskan 200 Tentara, Rusia Jadi Penengah
REUTERS