TEMPO.CO, Jakarta - Sampai hari ini, Jumat, 16 September 2022, lebih dari 200 tentara tewas dalam bentrokan perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan yang terjadi minggu ini.
Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas perebutan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan, hingga menimbulkan kontak senjata paling mematikan di antara mereka sejak perang enam minggu pada 2020 yang menewaskan ribuan orang.
Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan, 135 personel Armenia tewas, kantor berita Interfax melaporkan dari sidang parlemen Armenia, naik dari penghitungan awal pekan ini 105.
Azerbaijan mengatakan 77 personelnya tewas - naik dari penghitungan Kamis sebanyak 71. Kedua negara mengatakan angka itu kemungkinan akan meningkat.
Kedua negara sali9ng berhadapan selama beberapa dekade memperebutkan Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, sampai perang pada tahun 2020, dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia.
Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan minggu ini menyerang dan merebut pemukiman di wilayah Armenia, di luar Nagorno-Karabakh. Azerbaijan mengatakan, serangan itu sebatgai tanggapan atas "provokasi" Armenia.
Gencatan senjata, yang ditengahi oleh Moskow, mengakhiri pertempuran terakhir Rabu malam, tetapi situasi di perbatasan tetap tegang, kata Pashinyan pada hari Jumat.
Rusia, sekutu militer Armenia yang juga mengupayakan hubungan persahabatan dengan Azerbaijan, mengatakan akan menekan kedua negara untuk menarik pasukan mereka kembali ke tempat mereka berada sebelum konflik pecah pekan ini. Ketiga negara ini sama-sama pecahan Uni Soviet.
Reuters