ISIS-K Mengadopsi Taktik Gerilya Taliban untuk Serang Pemerintahan Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 September 2021 07:00 WIB

Tangkapan layar evakuasi korban terluka ke rumah sakit setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. Bom bunuh diri yang didalangi kelompok ISIS-K menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat. REUTERS TV/1TV/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sebulan menguasai Afghanistan dari pemerintahan yang didukung Barat, Taliban kini menghadapi musuh internal mereka, ISIS-K.

Ironisnya, ISIS-K mengadopsi banyak taktik perang kota Taliban yang menandai keberhasilan kampanye gerilya mereka sendiri.

Sebuah serangan mematikan di bandara Kabul bulan lalu dan serangkaian ledakan bom di kota timur Jalalabad, semuanya diklaim oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, telah menggarisbawahi ancaman terhadap stabilitas dari kelompok militan yang tetap tidak berdamai dengan Taliban.

Meski juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid telah meremehkan ancaman tersebut dengan mengatakan minggu ini ISIS-K tidak memiliki kehadiran yang efektif di Afghanistan, para komandan Taliban di lapangan tidak mengabaikan ancaman itu begitu saja.

Dua anggota badan intelijen gerakan yang menyelidiki beberapa serangan baru-baru ini di Jalalabad mengatakan taktik menunjukkan kelompok itu tetap berbahaya, bahkan jika tidak memiliki cukup milisi dan sumber daya untuk merebut wilayah, dikutip dari Reuters, 24 September 2021.

Advertising
Advertising

Dengan menggunakan bom tempel, bom magnet yang biasanya ditempel di bagian bawah mobil, serangan tersebut menargetkan anggota Taliban dengan cara yang persis sama dengan yang digunakan Taliban sendiri untuk menyerang pejabat dan tokoh masyarakat sipil dalam pemerintahan sebelumnya.

"Kami khawatir dengan bom tempel yang pernah kami terapkan untuk menargetkan musuh kami di Kabul. Kami khawatir tentang kepemimpinan kami karena mereka dapat menargetkan mereka jika tidak berhasil mengendalikan mereka," kata salah satu pejabat intelijen Taliban.

Tangkapan layar menunjukkan orang-orang di luar rumah sakit setelah serangan di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. REUTERS TV/via REUTERS

ISIS di Khorasan, nama yang diambil dari nama kuno untuk wilayah yang mencakup Afghanistan modern, pertama kali muncul pada akhir 2014 tetapi telah menurun dari puncaknya sekitar 2018 menyusul kekalahan besar yang ditimbulkan oleh gempuran Taliban dan AS.

Pasukan keamanan Taliban di Nangarhar mengatakan mereka telah membunuh tiga anggota gerakan ISIS-K pada Rabu malam dan para pejabat intelijen mengatakan gerakan itu masih mempertahankan kemampuan untuk menimbulkan masalah melalui serangan skala kecil.

"Struktur utama mereka rusak dan mereka sekarang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan serangan," kata salah satu dari pejabat intelijen Taliban.

Taliban telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai basis serangan terhadap negara lain. Tetapi beberapa analis Barat percaya kembalinya kelompok Taliban ke tampuk kekuasaan telah memperkuat kelompok-kelompok seperti ISIS-K dan Al Qaeda, yang telah menjadikan Afghanistan basis mereka ketika Taliban terakhir memerintah negara itu.

Baca juga: Korban Salah Sasaran Drone AS di Kabul: Permintaan Maaf Saja Tak Cukup

REUTERS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

17 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Iran Disebut Telah Peringatkan Rusia sebelum Serangan Moskow

31 hari lalu

Iran Disebut Telah Peringatkan Rusia sebelum Serangan Moskow

Tiga sumber menyebutkan bahwa Iran telah memperingatkan Rusia mengenai kemungkinan adanya "operasi teroris" besar-besaran bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

38 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya