PM Pakistan Peringatkan Taliban Soal Ancaman Perang Saudara di Afghanistan

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tidak difoto) di Putrajaya, Malaysia, 4 Februari 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng / File Foto]
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tidak difoto) di Putrajaya, Malaysia, 4 Februari 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - PM Pakistan Imran Khan memperingatkan Taliban bahwa ancaman perang saudara di Afghanistan nyata. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, ia mengatakan hal itu akan terjadi apabila Taliban gagal membentuk pemerintahan yang inklusif.

"Jika mereka tidak memiliki pemerintahan yang inklusif, maka secara gradual hal itu akan mengerah ke perang saudara. Jika mereka tidak melibatkan seluruh faksi cepat atau lambat, maka hal itu juga akan berdampak ke Pakistan," ujarnya, Selasa kemarin, 21 September 2021.

Khan melanjutkan, hal yang paling ia khawatirkan adalah kemungkinan krisis kemanusiaan dan pengungsi jika perang saudara terjadi. Selain itu, soal kemungkinan wilayah Afghanistan digunakan oleh kelompok bersenjata yang mencoba melawan Pemerintah Pakistan.

"Hal itu akan mengarah pada Afghanistan yang kacau dan tidak stabil."

"Kekacauan adalah tempat yang ideal untuk teroris, karena tidak ada kontrol apabila terjadi pertarungan... Jadi, terorisme dari Afghanistan, krisis kemanusiaan, perang saudara, dan gelombang pengungsi adalah isu yang kami khawatirkan," ujar khan menegaskan.

Saat berhasil menduduki Afghanistan pada Agustus lalu, Taliban berjanji akan membentuk pemerintahan yang inklusif dan terbuka. Realitanya, Taliban mengisi pemerintahan Afghanistan dengan orang-orang pilihannya dan tidak ada satupun pejabat perempuan.

Hal tersebut menimbulkan gelombang protes, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Prancis bahkan sampai memutuskan untuk tidak mau berurusan dengan Taliban sampai mereka mengubah sikap.

Taliban sejauh ini bersikeras dengan sikapnya. Salah satu pimpinan Taliban, Mohammad Mobeen, mengatakan organisasinya tidak memberikan hak pada siapapun untuk memaksa mereka menerapkan pemerintahan inklusif.

"Kami sudah merdeka. Seperti Pakistan, kami punya hak untuk menentukan sistem pemerintahan kami," ujar Mobeen. Per berita ini ditulis, Taliban tengah berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari komunitas internasional, termasuk kesempatan untuk hadir di Sidang Umum PBB.

Baca juga: Taliban Kirim Surat Ingin Ikut Sidang Majelis Umum PBB di New York

ISTMAN MP | AL JAZEERA








PBB: Taliban Tangkap Penganjur Pendidikan Anak Perempuan di Afghanistan

23 jam lalu

Siswa sekolah dasar perempuan meninggalkan sekolah setelah kelas di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. REUTERS/Zohra Bensemra
PBB: Taliban Tangkap Penganjur Pendidikan Anak Perempuan di Afghanistan

Matiullah Wesa selama bertahun-tahun mengadvokasi pendidikan anak perempuan, sementara Taliban melarang perempuan bersekolah.


Ramadan di Afghanistan: Jangankan Berbagi, untuk Kebutuhan Keluarga Sendiri Saja Sulit

2 hari lalu

Suasana pasar di Kabul saat Ramadan, 21 Mei, 2020. REUTERS/Mohammad Ismail (File Foto)
Ramadan di Afghanistan: Jangankan Berbagi, untuk Kebutuhan Keluarga Sendiri Saja Sulit

Ketidakstabilan ekonomi menyebabkan banyak keluarga di Afghanistan kesulitan membeli makanan selama Ramadan, apalagi untuk berbagi.


Gempa Guncang Afghanistan-Pakistan, Sedikitnya 19 Orang Tewas

6 hari lalu

Warga mencari barang-barang yang bisa diselamatkan di antara reruntuhan rumah yang hancur akibat gempa di Desa Akbar, Provinsi Paktika, Afghanistan, 23 Juni 2022. Ini merupakan gempat paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade. REUTERS
Gempa Guncang Afghanistan-Pakistan, Sedikitnya 19 Orang Tewas

Gempa dirasakan di area seluas lebih dari 1.000 kilometer oleh sekitar 285 juta orang di Pakistan, India, Uzbekistan, Tajikistan, Afghanistan


Inggris Selidiki Pasukan Khusus SAS dalam Pembunuhan di Afghanistan

6 hari lalu

Seorang bocah Afghanistan menyaksikan seorang tentara Inggris berpatroli di provinsi Helmand, Afghanistan selatan 20 Juni 2006. REUTERS/Ahmad Masood
Inggris Selidiki Pasukan Khusus SAS dalam Pembunuhan di Afghanistan

Kemhan Inggris menyelidiki keterlibatan pasukan khusus SAS dalam kasus dugaan pembunuhan di Afghanistan.


Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, Pakistan, India

7 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, Pakistan, India

Gempa berkekuatan M 6,5 melanda daerah-daerah di Afghanistan dan Pakistan, hingga Ibu Kota India. Setidaknya 2 orang tewas.


Bentrok dengan Polisi Pakistan, Ratusan Pendukung Imran Khan Ditangkapi

8 hari lalu

Pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan membawa tongkat dan meneriakkan slogan saat mereka menjaga pintu masuk rumah Khan, di Lahore, Pakistan 16 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
Bentrok dengan Polisi Pakistan, Ratusan Pendukung Imran Khan Ditangkapi

Polisi Pakistan menangkap ratusan pendukung dan pembantu mantan PM Imran Khan setelah mereka terlibat bentrok dengan petugas keamanan


Australia Tangkap Bekas Tentara atas Dugaan Kejahatan Perang di Afghanistan

9 hari lalu

Ilustrasi borgol (inloughborough.com)
Australia Tangkap Bekas Tentara atas Dugaan Kejahatan Perang di Afghanistan

Australia telah menangkap seorang mantan tentara karena diduga membunuh seorang warga sipil Afghanistan.


Profil Imran Khan, Eks PM Pakistan yang sedang Berselisih dengan Pemerintah

10 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan saat  konferensi pers setelah insiden penembakan selama long march di Wazirabad, di Shaukat Khanum Memorial Cancer Hospital & Research Center di Lahore, Pakistan 4 November 2022. REUTERS/Mohsin Raza/File Foto
Profil Imran Khan, Eks PM Pakistan yang sedang Berselisih dengan Pemerintah

Kenali sosok Imran Khan, Eks PM Pakistan yang sedang berselisih dengan pemerintahan saat ini.


Takut Ditangkap, Imran Khan Akhirnya Hadir di Pengadilan

10 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, melambaikan tangan dari kendaraan saat berangkat dari Lahore untuk menghadap Pengadilan Tinggi Islamabad, di Lahore, Pakistan 18 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
Takut Ditangkap, Imran Khan Akhirnya Hadir di Pengadilan

Polisi memasuki rumah Imran Khan di kota Lahore setelah dia pergi ke pengadilan di ibu kota Islamabad.


PBB Kekurangan Dana, Jatah Makan Jutaan Warga Afghanistan Dipangkas

10 hari lalu

Seorang wanita Afghanistan menerima uang dari seorang pekerja UNHCR di pusat distribusi di pinggiran Kabul, Afghanistan, Kamis, 28 Oktober 2021. Menurut juru bicara UNHCR, Babar Baloch, sekitar 9 juta warga Afghanistan hanya selangkah lagi dari kelaparan. REUTERS/Zohra Bensemra
PBB Kekurangan Dana, Jatah Makan Jutaan Warga Afghanistan Dipangkas

Warga Afghanistan harus menghadapi kelaparan yang makin parah karena dana PBB untuk memberi jatah makan mereka tidak mencukupi.