Amerika Kenakan Sanksi ke Dua Anak Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing

Kamis, 11 Maret 2021 09:00 WIB

Sosok Min Aung Hlaing kembali disorot bersamaan dengan dugaan penindasan yang dilakukan militer terhadap Muslim Rohingya pada 2017. Penyelidik PBB mengatakan operasi militer Myanmar termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan geng dan pembakaran yang meluas dan dilakukan dengan niat genosida. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Rabu menjatuhkan sanksi kepada dua anak pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing dan enam perusahaan yang mereka kuasai sebagai respons kudeta 1 Februari dan pembunuhan para demonstran.

Departemen Keuangan AS memasukkan Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon ke daftar hitam sanksi. Keduanya adalah putra dari panglima tertinggi Myanmar yang memimpin kudeta dan mengangkat dirinya sebagai kepala Dewan Administrasi Negara yang berkuasa.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan akan lebih banyak tindakan hukuman menyusul. Blinken mengutuk penahanan 1.700 orang lebih dan serangan oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap pengunjuk rasa tak bersenjata, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 53 orang.

"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang memicu kekerasan dan menekan keinginan rakyat," kata Blinken, dikutip dari Reuters, 11 Maret 2021.

Junta militer telah menepis kecaman atas tindakannya, seperti yang terjadi pada periode pemerintahan militer sebelumnya ketika protes sipil ditekan paksa.

Advertising
Advertising

Sanksi hari Rabu, yang terbaru dari serangkaian tindakan hukuman yang diambil oleh pemerintahan Joe Biden terhadap junta Myanmar atas kudeta militer, pada dasarnya membekukan semua aset AS dari mereka yang masuk daftar hitam dan umumnya melarang orang Amerika untuk berbisnis dengan mereka.

Pengunjuk rasa lari dari polisi saat protes menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

Kelompok hak asasi manusia Justice for Myanmar mengatakan pada bulan Januari bahwa Min Aung Hlaing, yang telah menjadi panglima tertinggi sejak 2011, telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk menguntungkan keluarganya, yang mendapat keuntungan dari akses mereka ke sumber daya negara dan impunitas total militer.

Enam perusahaan Myanmar yang masuk daftar hitam AS termasuk A&M Mahar, yang dikendalikan oleh Aung Pyae Sone, putra sang jenderal. Justice for Myanmar mengatakan A&M menawarkan perusahaan farmasi asing akses ke pasar Myanmar dengan mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan Myanmar.

Baca juga: Militer Myanmar Bayar Pelobi Rp 28 Miliar untuk Jelaskan Situasi yang Sebenarnya

John Sifton, direktur advokasi Asia di Human Rights Watch, memuji langkah Departemen Keuangan AS yang secara langsung membekukan kekayaan Min Aung Hlaing, tetapi juga menyerukan tindakan yang lebih tegas.

"Ini bukanlah tindakan hukuman yang kami yakini akan membawa perubahan perilaku. Kami merekomendasikan mereka untuk fokus pada aliran pendapatan yang sedang berlangsung yang jauh lebih besar, dan jika dipotong akan jauh lebih menyakitkan bagi militer sebagai sebuah institusi," kata Sifton, mengacu pada pendapatan minyak dan gas yang dihasilkan oleh proyek-proyek yang melibatkan perusahaan internasional.

Amerika Serikat sejauh ini menahan diri dari menjatuhkan sanksi terhadap konglomerat militer Myanmar Economic Corporation (MEC) dan Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL), dua perusahaan yang digunakan oleh militer Myanmar untuk mengontrol sebagian besar ekonomi negara.

REUTERS

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

4 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

4 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

9 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

9 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya