Rusia Tangkap 450 Demonstran Dalam Unjuk Rasa Alexei Navalny

Minggu, 31 Januari 2021 19:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia melanjutkan perlawanannya terhadap para pendukung kritikus anti-Kremlin, Alexei Navalny. Ahad ini, 31 Januari 2021, Kepolisian Rusia menahan kurang lebih 465 orang dalam unjuk rasa pro Alexei Navalny di Siberia. Belum diketahui apakah penangkapan serupa juga terjadi dalam unjuk rasa di Moscow.

"Ini pertama kalinya saya bergabung dalam unjuk rasa. Saya sudah muak dan ketidakadilan yang ditunjukkan pemerintah," ujar salah satu demonstran, Ivan, dikutip dari kantor berita Reuters.

Seperti dikatakan sebelumnya, ini bukan penahanan yang pertama. Dalam unjuk rasa yang berlangsung pekan lalu, di Moskow, penangkapan serupa juga terjadi. Bahkan, jumlah demonstran yang ditahan lebih banyak yaitu kurang lebih 4000 orang.

Penahanan tersebut tak ayal memperberat perlawanan Alexei Navalny terhadap pemerintah Rusia yang ia anggap korup. Tak hanya orang-orang terdekatnya telah ditangkap, pendukungnya pun juga. Salah satu yang ditangkap adalah kakaknya sendiri, Oleg.

Baca juga: Polisi Rusia Tangkap 3 Ribu Pendukung Alexei Navalny



Alexei Navalny, sebagaimana diketahui, adalah kritikus anti-Kremlin (pemerintah pusat Rusia) yang nyaris tewas diracun tahun lalu. Ia diracun menggunakan Novichok, salah satu senjata biologis andalan agen-agen intelijen Rusia.

Ketika pulang ke Rusia pada 17 Januari lalu usai menyelesaikan pengobatannya di Jerman, ia ditangkap oleh aparat. Ia dianggap melanggar aturan penangguhan hukuman atas kasus penipuan yang terjadi di tahun 2014.

Navalny membela diri bahwa urusan dia sudah beres dengan perkara itu, namun aparat tetap menahannya. Upaya bandingnya nihil dan sekarang ia harus mendekam di penjara hingga sidang perkaranya dimulai. Jika ia terbukti melanggar, maka ia bisa dipenjara bertahun-tahun. Hal itulah yang kemudian memicu perlawanan dari pendukungnya di Rusia.

"Jika kita diam saja dan tidak melawan, maka mereka bisa saja mengincar kita esok," ujar Yulia Navalnaya, istri dari Alexei Navalny.

Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memperingatkan bahwa unjuk rasa pro Alexei Navalny berbahaya dan ilegal. Jika tidak ditindak tegas, ia khawatir situasi Rusia bisa berakhir seperti kejatuhan Uni Soviet di tahun 90an. Adapun baru-baru ini Vladimir Putin kembali 'diserang' oleh Alexei Navalny lewat penyebaran video yang menudingnya membeli sebuah kastil Laut Hitam dengan uang publik.

Baca juga: Sekutu dan Kakak Alexei Navalny Kena Hukuman Tahanan Rumah

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny/russian-police-detain-over-450-at-protests-against-jailed-kremlin-critic-navalnys-jailing-idUSKBN2A0039?il=0

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

3 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

4 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya