Gedung Putih Mengkritik Putusan Pengadilan Soal Imigran

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 4 Juli 2019 15:45 WIB

Pusat penahanan anak imigran di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Grassrootsdempolitics

TEMPO.CO, Washington – Pejabat Gedung Putih mengkritik keras keputusan hakim federal yang memblokir upaya untuk menahan ribuan pencari suaka sambil para imigran memperjuangkan kasusnya.

Baca juga: Beredar Foto Imigran Tewas Tenggelam di Sungai, Trump Dikritik

“Keputusan itu menjadi insentif bagi para penyelundup, yang hanya akan membuat sistem imigrasi kita penuh dengan alien ilegal,” kata Stephanie Grisham, sekretaris bidang media, dalam pernyataan seperti dilansir Reuters pada Kamis, 4 Juli 2019.

Advertising
Advertising

Hubungan pemerintah AS dan imigran asal Amerika Latin memburuk setelah Presiden Donald Trump memutuskan untuk membangun tembok perbatasan.

Ini dilakukan untuk menghadang laju imigran ilegal, yang kerap masuk secara sembunyi-sembunyi dari perbatasan Meksiko ke AS untuk mencari pekerjaan.

Baca juga: Guru Tweet Trump Hapus Siswa Imigran Meksiko, Ini yang Terjadi

Pemerintah AS juga membuat kesepakatan dengan pemerintah Meksiko untuk menahan para imigran ini di kamp-kamp penahanan di perbatasan di wilayah Meksiko.

Belakang, Jaksa Agung AS, William Barr menyatakan bahwa imigran pencari suaka yang memasuki negara secara ilegal tidak layak mendapatkan jaminan.

Ini membuat kelompok HAM pembela imigran dan American Civil Liberties menggugat keputusan Barr pada April 2019.

Baca juga: Trump Minta Imigran Tinggal di Meksiko, Ancam Tutup Perbatasan

Kongres juga memblokir upaya Trump membiayai pembangunan tembok perbatasan di selatan. Pengadilan AS di San Fransisco juga menolak mencabut putusan yang melarang penggunaan dana sebesar US$2.5 miliar atau sekitar Rp35 triliun untuk memerangi narkotika digunakan untuk membangun tembok perbatasan untuk menghadang imigran Amerika Latin.

Mayoritas imigran yang mencoba masuk AS adalah orang-orang yang lari dari kemiskinan di daerahnya dan tingkat kriminalitas tinggi dan ingin hidup lebih baik.

Pemerintah Meksiko mengatakan penangkapan imigran di perbatasan masih berlangsung meski ada penurunan 30 persen. Penangkapan imigran ilegal ini bagian dari kesepakatan dengan AS.

Baca juga: Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka

Media Fox menggambarkan kondisi buruk di lokasi penahanan imigran seperti sebuah rumah yang menggelar pesta dengan tamu yang terlalu banyak.

Anggota Kongres Ocasio-Cortez, seperti dilansir BuzzFeed News, mengecam pernyataan soal pesta itu dengan mengatakan,”Pesta apa yang terakhir kamu datangi dimana kamu dikurung dalam kandang dengan penjaga bersenjata, minum air toilet, dan diberi makan dengan gizi yang buruk untuk jangka waktu lama, yang membuat mulutmu meradang.” Cortez membela nasib para imigran yang ditahan di tempat penahanan berkondisi buruk.

Berita terkait

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

4 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

4 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

5 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

6 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

7 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya