Myanmar Bentuk Komite Lintas Partai Bahas Amendemen Konstitusi

Kamis, 21 Februari 2019 11:17 WIB

Sejumlah tank militer Myanmar mengikuti parade saat berlangsungnya Hari Angkatan Bersenjata Myanmar ke-72 di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar membentuk komite lintas partai untuk membahas amandemen konstitusi yang dirancang militer seperti yang dijanjikan partai yang didirikan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional Demokrat atau NLD.

Pembentukan komite amandemen konstitusi diadakan pada Selasa, 19 Februari 2019.

"Tujuan utama dari komite ini adalah akan menulis rancangan perubahan konstitusi 2008," kata Tun Tun Hein, anggota parlemen dari partai NLD yang juga wakil ketua DPR seperti dikutip dari Mizzima.com, 20 Februari 2019.

Baca: Parlemen Setuju Bentuk Tim Penyusun Amandemen Konstitusi Myanmar


Konstitusi yang digagas militer pada tahun 2008 yang akan diamandemen antara lain tentang militer yang mengawasi semua keamanan dan mendapat seperempat kursi parlemen sebagai hadiah. Sehingga dengan aturan ini, militer berwenang memveto setiap keinginan merevisi konstitusi.

Advertising
Advertising

Komite lintas partai ini terdiri dari 45 kursi dengan rincian 18 kursi untuk NLD, 8 kursi untuk militer, dan sisanya dibagikan untuk beberapa partai.


Pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi berjalan untuk bersumpah di majelis rendah parlemen di Naypyitaw, Myanmar, 2 Mei 2012. [REUTERS / Soe Zeya Tun]

Baca: Suu Kyi Janji Amandemen Konstitusi yang Dibuat Militer

Namun, sejauh ini belum ada pembahasan khusus tentang apa saja yang menjadi fokus dari reformasi konstitusi atau apa saja rekomendasi dari komite.

Sementara militer menyambut reformasi konstitusi yang dirancangnya dulu.

"Kami menerima perlunya amandemen konstitusi. Tetapi poin penting adalah amandemen tidak boleh merusak esensi," kata pemimpin militer Myanmar dalam satu wawancara dengan Asahi Shimbun.


Baca: Suu Kyi Tuntut Hak Veto Militer Myanmar Dicabut

Pembentukan komite amandemen konstitusi hanya beberapa hari setelah pengadilan memutuskan untuk menghukum mati pembunuh pengacara muslim dan penasehat Aung San Suu Kyi, Ko Ni pada tahun 2017. Ko Ni merupakan sosok yang menggagas amandemen konstitusi. Saat itulah dia ditembak mati dengan posisi sedang menggendong cucunya.

Berita terkait

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

23 jam lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

3 hari lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

3 hari lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

4 hari lalu

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

4 hari lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

7 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

10 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

11 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

12 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

13 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya