Warganya Dituduh Mata-mata, Amerika Serikat Akan Cari Kebenaran

Kamis, 3 Januari 2019 19:00 WIB

Duta Besar Amerika untuk Rusia Jon Huntsman, mengunjungi Paul Whelan yang ditahan oleh pemerintah Rusia atas tuduhan telah bertindak sebagai mata-mata. Sumber: Keluarga Whelan/AP

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Amerika untuk Rusia Jon Huntsman, mengunjungi Paul Whelan yang ditahan oleh pemerintah Rusia atas tuduhan telah bertindak sebagai mata-mata. Pertemuan itu dilakukan pada Rabu, 2 Januari 2018, di sebuah fasilitas tahanan di ibu kota Moskow, Rusia.

Whelan berasal dari Michigan, Amerika Serikat dan seorang pensunan anggota marinir. Keluarganya menjelaskan Whelan bertolak ke Moskow untuk menghadiri sebuah pernikahan. David Whelan, adik dari Paul Whelan, mengatakan saat ditangkap abangnya berada di Metropol Hotel Moskow.

Baca: Huawei Jadi Alat Mata-mata untuk Pemerintah Cina?

Keluarga sangat yakin Whelan tidak bersalah atas tuduhan mata-mata terhadapnya. Huntsman yang sudah menghubungi pihak keluarga meyakinkan, pemerintah Amerika Serikat sedang mencari tahu penyebab penahanannya.

Badan Keamanan Federal Rusia sebelumnya menyatakan Whelan ditangkap dalam sebuah operasi mata-mata. Namun tidak dijelaskan secara spesifik mengapa dia ditahan.

Advertising
Advertising

Baca: Belanda Tuding Soal Peretasan, Rusia Sebut 'Mania Mata-mata'

Huntsman mengatakan pihaknya telah memberikan dukungan dan bantuan kepada Whelan. Pemerintah Amerika Serikat protes kepada Rusia karena dinilai telah menghambat akses kekonsuleran pada Whelan, yang ditahan pada Jumat, 28 Desember 2018.

“Perwakilan dari Amerika telah menanyakan penjelasan kasus ini kepada pihak Rusia. Kami sudah menjelaskan dan kami berharap bisa mempelajari lebih lanjut mengenai apa yang dituduhkan kepadanya dan jika penahanannya tidak tepat, kami akan menuntut (Whelan) segera kembali," kata Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika, saat menghadiri pelantikan Presiden Brazil, Jair Bolsonaro.

Whelan diketahui pernah bertugas sebagai anggota cadangan Korps Marinir Amerika Serikat dari 10 Mei 1994 hingga 2 Desember 2008. Pangkat tertinggi yang didapatkan adalah staf sersan. Ia dipecat karena berperilaku buruk setelah divonis oleh pengadilan militer atas tuduhan melakukan pencurian.

Menurut Daniel Hoffman, mantan kepala stasiun CIA untuk Moskow di bawah pemerintahan mantan Presiden Barck Obama, berkaca dari latar belakangnya Whelan menarik perhatian Badan Keamanan Rusia. Lembaga itu, diyakininya akan melacak latar belakang Whelan dan mungkin akan menjadikan bahan pertimbangan dalam memutus kasus Whelan.

Hasil pemeriksaan Whelan sampai Kamis, 3 Januari 2019 belum dipublikasi oleh Rusia. Badan Keamanan Rusia mengatakan jika Whelan terbukti bersalah maka dia kemungkinan akan dipenjara 10 sampai 20 tahun.

NAURA NADY | VOX | TASS NEWS AGENCY | REUTERS | FOREIGN POLICY

Berita terkait

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

17 jam lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

18 jam lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

18 jam lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

22 jam lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

22 jam lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

1 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya