Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Reporter

image-gnews
Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza pada Kamis. Kekerasan berlebihan yang ditunjukkan oleh polisi menimbulkan pertanyaan tentang metode yang digunakan untuk menghentikan protes pro-Palestina yang meluas di Negeri Abang Sam sejak penangkapan massal di Universitas Columbia pekan lalu.

Selama dua hari terakhir, penegak hukum atas perintah administrator perguruan tinggi telah mengerahkan Taser dan gas air mata terhadap mahasiswa pengunjuk rasa di Universitas Emory Atlanta, kata para aktivis.

Di Emory, polisi menahan sedikitnya 15 orang di kampus Atlanta, menurut media lokal, setelah pengunjuk rasa mulai mendirikan tenda dalam upaya untuk meniru simbol kewaspadaan yang digunakan oleh pengunjuk rasa di Columbia dan tempat lain.

Cabang lokal dari kelompok aktivis Suara Yahudi untuk Perdamaian mengatakan petugas menggunakan gas air mata dan Taser untuk membubarkan demonstrasi dan menahan beberapa pengunjuk rasa.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah polisi menyetrum seorang mahasiswa kulit hitam dengan taser meski dia sudah berada di tanah dan telah diborgol.

Rekaman video yang ditayangkan di FOX 5 Atlanta menunjukkan terjadi perkelahian antara petugas dan beberapa pengunjuk rasa, dengan petugas menggunakan senjata bius untuk menundukkan seseorang dan yang lain menjatuhkan pengunjuk rasa lainnya hingga jatuh dan membawa mereka pergi.

Sementara video CNN memperlihatkan sejumah polisi menjatuhkan profesor dari Fakultas Ekonomi, Caroline Fohlin yang berusaha membantu mahasiswanya saat hendak ditangkap. Perempuan separuh baya itu dijatuhkan dengan kepala menghantam lantai semen, hingga dia berteriak kesakitan.

“Beberapa lusin pengunjuk rasa masuk tanpa izin ke kampus Universitas Emory pada Kamis pagi dan mendirikan tenda,” tulis sekolah tersebut sebagai tanggapan atas permintaan komentar melalui email.

Mereka menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai “aktivis yang berusaha mengganggu universitas kami,” namun tidak mengomentari secara langsung laporan kekerasan tersebut.

Polisi Atlanta tidak segera menanggapi pertanyaan tentang jumlah pengunjuk rasa yang ditahan atau tentang laporan penggunaan gas air mata dan senjata bius.

Sementara petugas yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara dan menunggang kuda menyapu bersih demonstrasi di Universitas Texas di Austin.

Di Universitas Columbia, pusat gerakan protes AS, para pejabat universitas menemui jalan buntu dengan para mahasiswa atas pembongkaran tenda yang didirikan dua minggu lalu sebagai protes terhadap serangan Israel.

Pejabat kampus, yang telah memberikan batas waktu awal untuk berakhirnya kesepakatan dengan mahasiswa, telah memberikan waktu kepada pengunjuk rasa hingga Jumat 26 April 2024 untuk mencapai kesepakatan.

Universitas-universitas lain tampaknya bertekad untuk mencegah terjadinya demonstrasi serupa yang sudah berlangsung lama, dan memilih untuk bekerja sama dengan polisi untuk menutup demonstrasi tersebut dengan cepat dan dalam beberapa kasus, dengan kekerasan.

Secara keseluruhan, lebih dari 530 penangkapan telah dilakukan dalam seminggu terakhir di universitas-universitas besar Amerika sehubungan dengan protes di Gaza, menurut penghitungan Reuters. Otoritas universitas mengatakan demonstrasi tersebut sering kali tidak sah dan meminta polisi untuk membubarkannya.

Skenario serupa terjadi di kampus Universitas Princeton di New Jersey di mana petugas mengerumuni perkemahan yang baru dibentuk, menurut rekaman video di media sosial.

Polisi Boston sebelumnya secara paksa memindahkan perkemahan pro-Palestina yang didirikan oleh Emerson College, menangkap lebih dari 100 orang, kata laporan media dan polisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bentrokan terbaru terjadi sehari setelah polisi dengan perlengkapan antihuru-hara dan menunggang kuda mendatangi ratusan mahasiswa pengunjuk rasa di Universitas Texas di Austin dan menangkap puluhan dari mereka.

Namun jaksa pada Kamis membatalkan dakwaan terhadap sebagian besar dari 60 orang yang ditahan, sebagian besar atas tuduhan pelanggaran pidana dan perilaku tidak tertib, dan mengatakan mereka hanya akan memproses 14 kasus dari total kasus tersebut.

Dalam membatalkan dakwaan, jaksa wilayah Travis County mengutip “kekurangan dalam pernyataan tertulis penyebab yang mungkin.”

'Laporan yang mengkhawatirkan'

Human Rights Watch dan American Civil Liberties Union mengutuk penangkapan pengunjuk rasa dan mendesak pihak berwenang untuk menghormati hak kebebasan berpendapat mereka.

Namun, beberapa anggota Partai Republik di Kongres menuduh administrator universitas membiarkan mahasiswa Yahudi dilecehkan, sehingga memberikan tekanan yang semakin besar pada sekolah-sekolah untuk mengendalikan demonstrasi dengan ketat dan memblokir perkemahan semi-permanen.

Menteri Pendidikan AS Miguel Cardona pada Kamis mengatakan departemennya memantau dengan cermat protes tersebut, termasuk apa yang disebutnya sebagai “laporan antisemitisme yang sangat mengkhawatirkan.”

Sebagai tanggapan, kelompok aktivis dengan tegas membantah bahwa protes tersebut bersifat antisemit. Tujuan mereka adalah untuk menekan universitas agar melakukan divestasi dari perusahaan yang berkontribusi terhadap aksi militer Israel di Gaza, kata mereka.

Di Columbia, para pejabat memberi waktu kepada pengunjuk rasa hingga jam 4 pagi pada Jumat untuk membongkar puluhan tenda yang didirikan di kampus New York City dalam protes yang dimulai seminggu yang lalu.

Batas waktu awal Selasa tengah malam datang dan pergi tanpa kesepakatan, namun administrator memperpanjangnya selama 48 jam, dengan alasan kemajuan dalam perundingan.

Universitas telah mencoba untuk menghentikan protes dengan paksa. Pada 18 April, Presiden Columbia Minouche Shafik mengambil tindakan yang tidak biasa dengan meminta polisi memasuki kampus, yang memicu kemarahan banyak kelompok hak asasi manusia, mahasiswa dan dosen.

Lebih dari 100 orang ditangkap dan tenda-tenda disingkirkan dari halaman utama. Salah satu diantaranya adalah putri Ilhan Omar, seorang anggota Kongres AS pro-Palestina. Namun dalam beberapa hari, perkemahan kembali tersedia, dan pilihan universitas tampaknya menyempit.

Para pengunjuk rasa telah berjanji untuk terus melakukan protes sampai universitas mereka setuju untuk mengungkapkan dan melepaskan kepemilikan keuangan apa pun yang mungkin mendukung perang di Gaza, dan memberikan amnesti kepada siswa yang diskors dari sekolah selama demonstrasi.

Para pengunjuk rasa mahasiswa juga menuntut pemerintah AS untuk menghentikan serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Israel membalas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang dan menyebabkan 253 orang disandera, menurut penghitungan Israel.

Pilihan Editor: Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

REUTERS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

1 jam lalu

Mahasiswa Universitas California Berkeley (UC Berkeley) menempati perkemahan di depan Sproul Hall, gedung administrasi kampus, saat mereka memprotes hubungan investasi UC Berkeley dengan Israel di Berkeley, California, AS, 26 April 2024. The Pro -Pengunjuk rasa pelajar Palestina menyatakan pendudukan perkemahan akan terus berlanjut sampai sekolah tersebut memenuhi tuntutan mereka dengan melakukan divestasi di Israel. EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.


Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

3 jam lalu

Orang-orang melarikan diri dari bagian timur Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil Palestina menjelang ancaman serangan di kota Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan 6 Mei 2024. (Reuters)
Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.


Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

4 jam lalu

Orang-orang meninggalkan bagian timur Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil Palestina menjelang ancaman serangan di kota Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 6 Mei 2024. REUTERS/ Hatem Khaled
Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah


Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

5 jam lalu

Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter. REUTERS
Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

Brussels sedang berupaya menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Israel, kata wakil perdana menteri Belgia


Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

5 jam lalu

Massa mengacungkan boneka kepala PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Joe Bidden, dan PM Inggris Rishi Sunak saat aksi hari Al Quds di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, 5 April 2024. Massa aksi dari Youth's Empathy & Solidarity ini menyerukan lawan zionisme internasional serta stop genosida rakyat Palestina. TEMPO/Prima Mulia
Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust


Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

6 jam lalu

Orang-orang melarikan diri dari bagian timur Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil Palestina menjelang ancaman serangan di kota Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan 6 Mei 2024. (Reuters)
Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya


Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

6 jam lalu

Sejumlah kain kafan menghiasi depan Gedung Putih saat aksi pro-Palestina di Washington, AS, 2 Desember 2023. Warga pro-Palestina meletakkan sejumlah boneka berbalut kain putih sebagai simbol jasad korban perang Hamas vs Israel di Palestina. REUTERS/Bonnie Cash
Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.


Dari AS, Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar ke Negara-negara Ini

6 jam lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Dari AS, Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar ke Negara-negara Ini

Mahasiswa di kampus-kampus di seluruh dunia menggelar unjuk pro-Palestina untuk memprotes genosida di Gaza oleh Israel.


Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

6 jam lalu

Tentara Israel mempersiapkan amunisi tank di dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan 28 Maret 2019. Selama berlangsung satu tahun ini, lebih dari 260 warga Palestina telah tewas dalam aksi-aksi demo tersebut. Mereka sebagian besar tewas akibat tembakan pasukan Israel saat bentrokan dalam aksi-aksi demo itu. REUTERS/Amir Cohen
Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir


Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

7 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. Israel memiliki rencana untuk memindahkan warga Palestina di Rafah ke al-Mawasi, yang merupakan sebidang tanah di sepanjang pantai selatan Gaza. REUTERS/Hatem Khaled
Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.