Kasus Jamal Khashoggi, Trump Sebut Tidak Ada Cukup Bukti

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 23 November 2018 14:31 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Senator dari Partai Republik, Rand Paul. Slickster Net

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berkukuh tidak ada bukti mencukupi untuk menyalahkan putra mahkota Arab Saudi terkait kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Baca:

Kasus Jamal Khashoggi, Menlu Saudi Bantah Ada Perubahan Suksesi

Trump juga menyebut dunia mungkin seharusnya dimintai pertanggung-jawab karean dunia merupakan tempat yang kejam.

Advertising
Advertising

Trump mengatakan ini saat menemui media ketika perayaan Thanksgiving di rumah mewahnya di Mar-a-Lago di Florida.

“Saya membenci kejahatan itu. Saya membenci apa yang telah dilakukan. Saya benci upaya menutup-nutupi itu. Dan saya katakan kepada kalian, putra mahkota bahkan membencinya dibandingkan saya,” kata Trump seperti dilansir CNBC pada Kamis, 22 November 2018. “Dunia merupakan tempat yang sangat-sangat kejam.”

Baca:

CIA Disebut Punya Rekaman MBS Minta Jamal Khashoggi Dibungkam

Pangeran Mohammed Bin Salman, 33 tahun, merupakan putra mahkota Arab Saudi dan calon pengganti Raja Salman, yang merupakan ayahnya.

Trump juga menyebut mengenai kesimpulan lembaga intelijen CIA soal kasus ini. Menurut Trump,”Temuan CIA menunjuk pada dua arah dan seperti saya katakan mungkin dia (putra mahkota) melakukannya mungkin juga tidak.”

Trump melanjutkan dengan mengatakan Arab Saudi merupakan sekutu yang sangat penting. “Jika kita menggunakan standar tertentu, kita tidak akan mampu punya sekutu dengan nyaris negara manapun di dunia ini.”

Kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, tewas di bunuh tim pembunuh dari Arab Saudi yang berjumlah 15 orang. Middel East Eye

Saat ditanya apakah keengganannya untuk menghukum elit Arab Saudi bakal membuat pemerintahan negara lain berani mengejar-ngejar jurnalis dan melakukan pelanggaran HAM, Trump membantahnya.

Baca:

Kasus Jamal Khashoggi, Menlu Turki Temui Menlu AS dan Sekjen PBB

Sebelumnya, bocoran dari laporan internal CIA menunjukkan bahwa putra mahkota terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, yang merupakan penduduk di Virginia AS setelah mengasingkan diri pada 2017 dari Arab Saudi karena khawatir akan keselamatannya.

Sejumlah tokoh politik seperti Senator Rand Paul dar Partai Republik mengecam keputusan Trum yang tidak mengenakan sanksi kepada elit Arab Saudi. "Ini lebih sebagai Arab Saudi yang pertama dan bukan Amerika yang pertama," kata Paul.

Baca:

Kasus Jamal Khashoggi, Menlu AS Pompeo Disebut Bantu Arab Saudi

Media Anadolu dari Turki menyebut Jamal Khashoggi tewas di kantor Konjen Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi mengirim tim pembunuh, yang terdiri dari 15 orang ke konjen itu.

Baca:

Kasus Jamal Khashoggi, Trump Sebut AS Mitra Kokoh Arab Saudi

Otoritas Saudi telah mencopot Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed Al Assiri karena mengirim tim pembunuh itu.

Kejaksaan Arab Saudi telah mengajukan tuntutan hukum kepada 11 dari 21 orang tersangka. 5 orang dikenai tuntutan hukuman mati dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

17 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

28 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

32 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

33 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

38 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

42 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

47 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya