Orang Dekat PM Mahathir Bilang Jho Low Pernah Kontak saat Buron

Editor

Budi Riza

Kamis, 6 September 2018 16:59 WIB

Pebisnis Malaysia Low Taek Jho atau yang dikenal Jho Low dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. nst.com.my

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Bekas Menteri Keuangan Malaysia, Daim Zainuddin, mengatakan pengusaha buron Low Taek Jho atau Jho Low pernah mencoba menghubungi beberapa kali soal skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.

Baca:

Kepolisian Malaysia Gugat Jho Low ke Pengadilan Putrajaya

Advertising
Advertising

Daim merupakan ketua Dewan Tetua, yang dibentuk Perdana Menteri Mahathir Mohamad, untuk memberi masukan kepada pemerintah baru Malaysia mengenai isu-isu krusial termasuk 1MDB. Daim dikenal memiliki hubunga pribadi yang dekat dengan Mahathir.

“Dia (Jho Low) ingin bicara dengan saya tapi saya tolak. Dia menelpon tapi saya bilang bicara saja dengan perwakilan saya. Dia bilang bisa membantu (soal 1MDB),” kata Daim seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis, 6 September 2018.

Baca:

Mahathir Datang ke Cina, Jho Low Kirim Email, Apa Isinya?

Menurut Daim kepada TV3 Malaysia, Jho Low menelponnya pada malam hari pada Juli 2018 setelah siangnya dia mengatakan lewat media bahwa pengusaha itu harus kembali ke Malaysia jika merasa tidak bersalah.

Jho Low menjadi buronan dari KPK Malaysia atau MAAC, seperti dilansir Malaysia Kini, terkait dugaan penggelapan dana triliunan rupiah milik perusahaan investasi pelat merah 1MDB. Petugas hukum Malaysia dan Amerika Serikat menyebut Jho Low memiliki peran sentral dalam kasus ini.

Pengadilan Malaysia mengenakan delapan dakwaan kepada Jho Low terkait pencucian uang pada sidang Agustus 2018. Selama ini, Jho Low mengatakan lewat pengacaranya bahwa dia tidak bersalah dalam kasus ini.

Baca:

Najib Razak Minta Jho Low Bertanggung Jawab Soal Equanimity?

Pengadilan Malaysia telah mulai menyidangkan kasus dugaan suap senilai sekitar Rp150 miliar terkait anak perusahaan 1MDB yaitu SRC International dengan terdakwa bekas PM Najib Razak. Razak juga membantah terlibat dalam kasus ini dan menjalani sidang sebagai anggota Dewan Rakyat Malaysia dari daerah Pekan.

Kapten kapal Equanimity, Oystein Senneseth. The Star

Daim mengatakan sejak pemerintahan baru Malaysia dikelola koalisi Pakatan Harapan, yang mengalahkan koalisi Barisan Nasional pada pemilu Mei 2018, ada sejumlah orang yang mau bersaksi untuk kasus ini.

Saat ini, Jho Low sedang dicari dan diperkirakan berada di daratan Cina atau daerah lain. MAAC dari Malaysia dan otoritas Singapura juga mencari lelaki berusia 38 tahun ini secara bersama.

Baca:

Setelah Equanimity, Mahathir Incar Pesawat Jet Pribadi Jho Low

Pemerintah Malaysia juga telah menyita kapal mewah milik Jho Low yaitu Equanimity, yang nilainya mencapai sekitar Rp3,8 triliun. Kapal ini akan dilelang kepada calon pembeli yang berminat dan hasilnya akan digunakan untuk menutupi kerugian yang dialami 1MDB.

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

28 menit lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

14 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya