TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Malaysia pada Jumat, 24 Agustus 2018 memasukkan berkas tuntutan pemodal berkewarganegaraan Malaysia, Low Taek Jho, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Jho Low. Dalam berkas tuntutan itu, Jho Low diduga kuat terlibat dalam skandal pencucian uang bernilai multi-miliar-dollar di lembaga investasi milik negara, 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.
Dikutip dari Reuters pada Sabtu, 25 Agustus 2018, Jho Low memiliki kedekatan dengan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. Tim penyidik di Malaysia dan Amerika Serikat sepakat Jho Low adalah sosok kunci dalam kasus dugaan korupsi di 1MDB. Setidaknya ada delapan tuntutan terhadap Jho Low yang sudah didaftarkan ke sebuah pengadilan di Putrajaya, sebuah kota administratif di Malaysia.
Ayah Jho Low yang bernama Low Hock Peng, juga ikut terseret. Sama seperti putranya, dia dituntut telah melakukan tindak kejahatan pencucian uang. Surat penahanan untuk keduanya sudah diterbitkan Kepolisian Malaysia.
Pemerintah Amerika Serikat Bidik 1MDB
“Kepolisian Malaysia akan mengajukan sebuah permohonan ke Interpol untuk memburu dan menahan dua individu serta membawa mereka ke sebuah pengadilan di Malaysia,” kata Mohamad Fuzi Harun, Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia.
Hingga berita ini diturunkan, Jho Low dan keluarganya tidak diketahui keberadaannya. Namun sumber di pemerintah Malaysia mengatakan Jho Low, 38 tahun, diyakini bersembunyi di Cina. Seorang yang mengklaim sebagai juru bicara keluarga Low mengatakan Jho Low mengklaim tidak bersalah dan sangat yakin tindakan yang diambilnya dibenarkan.
Sebelumnya, Komisi anti-korupsi Malaysia atau MACC dan otoritas berwenang Singapura sudah menerbitkan surat penahanan terhadap Jho Low. Kasus dugaan korupsi di 1MDB ini dibuka kembali setelah Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad kembali memegang kekuasaan usai memenangkan pemilu Mei 2018.