TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Pengusaha buron Malaysia dalam skandal 1MDB, Low Taek Jho, mengatakan tidak akan muncul untuk menjalani proses peradilan di negara manapun, yang kasusnya sedang diinvestigasi.
Baca:
Sedang Buron, Tersangka Kasus 1MDB Mengecam PM Mahathir
PM Mahathir Minta DPR Malaysia Audit Ulang Skandal 1MDB
Jho Low, panggilannya, mengaku yakin tidak akan mendapat proses peradilan yang adil.
“Low tidak akan datang ke wilayah yurisdiksi, yang kesalahannya sudah ditetapkan lebih dulu oleh politik dan kepentingan tertentu dengan mengabaikan proses hukum,” kata Low lewat email seperti diungkap pengacaranya dan dilansir Reuters, Jumat, 17 Agustus 2018.
Low mengatakan ini menanggapi pemberitaan Wall Street Journal pada Jumat kemarin, yang menyebut sumber dari kalangan pejabat Malaysia. Pejabat ini mengatakan otoritas penegak hukum Malaysia meyakini Low bersembunyi di daratan Cina.
Petugas dari KPK Malaysia menggeledah sebuah unit apartemen milik pengusaha Jho Low di Kuala Lumpur pada Kamis, 28 Juni 2018. Channel News Asia
Pejabat ini mengatakan permintaan untuk mengekstradisi Low bakal menjadi agenda penting bagi Perdana Menteri Malaysia, yang tiba di Cina sejak Jumat pekan ini untuk kunjungan lima hari.
Juru bicara pemerintah Malaysia belum menanggapi soal agenda Mahathir di Cina.
Baca:
Kasus Korupsi 1MDB, Indonesia Kembalikan Yacht Mewah ke Malaysia
Setelah Equanimity, Mahathir Incar Pesawat Jet Pribadi Jho Low
Seperti diberitakan SCMP sebelumnya, Low yang diduga berperan dalam penggelapan uang pemerintah Malaysia di perusahaan 1Malaysia Development Berhad, sempat bersembunyi di Hong Kong pada satu-dua bulan lalu. Dia lalu kabur ke Makau selama beberapa waktu sebelum akhirnya pindah ke lokasi lain.
Ini terjadi karena petugas penegak hukum Malaysia mengejar Low ke kedua wilayah itu, yang berada dalam yurisdiksi Cina ini. Petugas hukum Malaysia telah meminta bantuan interpol untuk menangkap Jho Low seperti ke Uni Emirat Arab, Indonesia, India, Myanmar, Cina dan Hong Kong.
Low Taek Jho alias Jho Low, 37 tahun, dicari polisi Malaysia dalam investigasi kasus penggelapan dana 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB. THE STAR/ASIA NEWS NETWORK
Pada awal Agustus ini, pemerintah Malaysia berhasil mendapat kapal pesiar mewah Equanimity dari pemerintah Indonesia. Kapal ini terdaftar atas nama perusahaan yang dimiliki Jho Low.
Jho menggugat ini dengan mengatakan kasus kepemilikan kapal akan dibahas di pengadilan Amerika Serikat. Mahathir mengatakan jika Jho Low tidak merasa bersalah dia harus segera muncul menyelesaikan ini. Pemerintah Malaysia berencana menjual kapal yang nilainya mencapai US$250 juta atau sekitar Rp3,7 triliun.