Rusia Sindir Amerika Mau Bantu Teroris Jabhat Al Nusra di Suriah

Editor

Budi Riza

Rabu, 5 September 2018 15:59 WIB

Kelompok Jabhat al-Nusra beroperasi di Idlib, Suriah, dan terafiliasi dengan kelompok al-Qaeda. Keduanya disebut sebagai teroris oleh Rusia dan Amerika Serikat. Syriahr.com

TEMPO.CO, Moskow – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan Amerika Serikat terkesan ingin menyelamatkan kelompok teroris Jabhat al-Nusra dari serangan koalisi Suriah dan Rusia di Provinsi Idlib.

Baca: PBB Desak Semua Pihak Hentikan Operasi Militer di Suriah

Lavrov mengatakan selama ini AS gagal melakukan kewajibannya memisahkan kelompok oposisi moderat Suriah dengan kelompok teroris. Koalisi Suriah dan Rusia telah melancarkan serangan udara pada Selasa, 4 September 2018 dengan menyasar sejumlah titik di Provinsi Idlib.

Advertising
Advertising

“Sekarang kita menyaksikan keinginan tersirat yang sama, jika saya memahami situasinya secara benar, bahwa AS ingin menyelamatkan al-Nusra saat ini,” kata Lavrov kepada stasiun berita Channel One seperti dikutip media Russia Today, Selasa, 4 September 2018 waktu setempat.

Sejumlah pemberontak dari kelompok Jabhat Fateh al-Sham berteriak diatas truk setelah berhasil menembak jatuh helikopter Rusia di Idlib, 1 Agustus 2016. REUTERS/Ammar Abdullah

Lavrov menjelaskan Provinsi Idlib, yang terletak di barat laut Suriah dan berbatasan dengan Turki dibanjiri puluhan ribu anggota kelompok ekstrimis. Mereka dikomandoi kelompok Jabhat al-Nusra.

Baca: Suriah Bergejolak, Yordania Menolak Tampung Pengungsi

Lavrov mengeluhkan skiap pemerintah AS sejak Presiden Barack Obama, yang telah berjanji untuk membedakan kelompok oposisi Suriah dengan kelompok teroris ini. Artinya, AS tidak akan membantu persenjataan kelompok teroris itu.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bertemu di Helsinki, Finlandia, 16 Juli 2018.

Russia Today melansir pemerintah Rusia berulang kali meminta komunitas internasional soal bahaya yang ditimbulkan dengan banyak faksi teroris berkeliaran di sekitar Provinsi Idlib. “Kelompok-kelompok ini mendapat suplai senjata dari luar negeri,” begitu dilansir Russia Today.

Saat ini, seperti dilansir Reuters, Provinsi Idlib menjadi satu-satunya wilayah yang masih dikuasi kelompok oposisi anti pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan sejumlah kelompok teroris.

Baca:

Israel Akui Lancarkan 200 Serangan ke Pangkalan Iran di Suriah

Turki mendukung kelompok oposisi Sunni yaitu Free Syrian Army untuk menjatuhkan pemerintahan Bashar al-Assad. Militer Turki juga telah memasang sejumlah pos pengamatan di sekitar Idlib untuk memantau pergerakan kelompok militan dan pengungsi.

Media Anadolu dari Turki melansir, militer Tukri mengirimkan sejumlah kendaraan lapis baja termasuk tank ke perbatasan di selatan dengan Suriah menjelang gempuran koalisi militer Suriah dan Rusia.

Presiden AS, Donald Trump, mengingatkan Suriah dan Rusia serta Iran agar tidak menyerang Idlib dan menimbulkan korban jiwa.

Baca:

Jet Suriah Gempur Posisi Pemberontak di Idlib, 10 Tewas

“Presiden Suriah Bashar al-Assad jangan sembarangan menyerang Provinsi Idlib. Rusia dan Iran akan membuat kesalahan fatal kemanusiaan jika ikut ambil bagian dalam tragedi kemanusiaan yang potensial terjadi di sana,” kata Trump. “Ratusan ribu orang bisa tewas. Jangan biarkan itu terjadi.”

Foto file tak bertanggal ini dirilis oleh kelompok militan pada tahun 2016, menunjukkan Abu Mohammed al-Golani pemimpin afiliasi al-Qaida Suriah (kanan kedua), mendiskusikan rincian medan perang dengan komandan lapangan atas peta, di Aleppo, Syria. (Militant UGC via AP, File)

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan AS mengeluarkan peringatan tanpa mempertimbangkan potensi negatif yang sangat berbahasa terhadap seluruh situasi di Suriah. “Ada sarang teroris terbentuk di sana. Ini menimbulkan destabilisasi umum dan melemahkan upaya penyelesaian diplomatik dan politik di Suriah,” kata Peskov.

Baca: Kapal Selam Amerika USS Newport News Muncul, Suriah Tegang

Presiden Iran Hassan Rouhani bakal menggelar pertemuan puncak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada 7 September 2018 di Teheran untuk membahas solusi atas Provinsi Idlib, Suriah.

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

41 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

13 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

14 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

16 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

17 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

1 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

1 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya