TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Suriah dan sekutu besarnya, Rusia, memberikan sinyal akan habis-habisan menyapu bersih dan mengambil alih kawasan yang dikuasi pemberontak di Provinsi Idlib.
"Tekad ini menimbulkan ketakutan munculnya krisis kemanusiaan besar," tulis Al Jazeera, Jumat 31 Agustus 2018.
Baca: Rusia: Amerika Serikat Jangan Bermain Api di Suriah
Sergei Lavrov [Reuters]
Berbicara dalam konferensi pers di Moskow bersama rekannya dari Suriah, Walid Muallem, usai melakukan pertemuah tertutup, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Suriah telah dibebaskan dari kaum teroris dan menyelamatkan Idlib, provinsi di sebelah utara dekat perbatasan Turki.
"Apa yang kami inginkan adalah menyapu bersih kelompok teroris, persisnya menurunkan ketegangan di kawasan Idlib," ujar Lavrov.Donald Trump dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Sergei Kislyak. AFP
Idlib, sebuah kawasan yang menjadi hunian bagi sekitar tiga juta penduduk. Lebih dari separuh penduduknya menjadi pemberontak, sedangkan sisanya mengalir masif ke Aleppo, Ghouta Timur dan Deraa setelah pasukan proSuriah melakukan gempuran berat.
Baca: Rusia: Hanya Pasukan Suriah yang Bersiaga di Perbatasan Israel
Pada acara jumpa pers tersebut, Lavrov juga memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu Barat agar tidak bermain api di Suriah dengan menyebar isu penggunaan senjata kimia di Idlib oleh militer pemeritah Suriah.