TEMPO.CO, Jakarta - Yordania menyatakan tidak akan menampung pengungsi Suriah yang melarikan diri dari serangan pemerintah Bashar Al-Assad di selatan Suriah. Serangan rezim Assad ke selatan Suriah diyakini akan membuat ribuan orang melarikan diri ke wilayah Yordania.
Pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar Al-Assad telah maju ke kota Daraa, dengan dukungan serangan udara Rusia, seperti dilaporkan Associated Press, 25 Juni 2018. Sementara Amerika Serikat dilaporkan menyampaikan kepada pemberontak agar tidak mengharapkan campur tangan Amerika Serikat terhadap serangan rezim Assad ke wilayah mereka.
Baca: Demi Keamanan, Turki Bangun Tembok Perbatasan dengan Suriah
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan gerilyawan Suriah menyerang 12 wilayah di mana koalisi pemberontak beralih memihak pemerintah. Selain itu, militer Rusia akan memastikan keamanan bagi tiga konvoi kemanusiaan Amerika Serikat yang memasuki wilayah itu pada Senin, 25 Juni 2018. Sebuah kelompok HAM untuk perang Suriah melaporkan 34 serangan udara diluncurkan ke Daraa pada Minggu tengah malam.
Sejumlah warga Suriah berjalan di antara bangunan yang rusak akibat perang di kota Douma, Suriah, 16 April 2018. AP
Daraa adalah kota awal protes anti-pemerintahan Assad pada Maret 2011 sebagai bagian Arab Spring di Suriah, yang kemudian memicu perang sipil yang telah menewaskan 400.000 orang dan membuat setengah populasi Suriah mengungsi. Kerajaan Yordania sendiri telah menampung jumlah besar pengungsi dari Suriah selama perang sipil yang mencabik negara tetangganya.
Baca: Putin: Rusia Tak Punya Rencana Tarik Pasukan dari Suriah
"Jumlah besar warga Suriah yang kami tampung dalam hal sumber daya keuangan dan infrastruktur tidak memungkinkan untuk penerimaan gelombang baru pencari suaka," kata Jumana Ghanimat, menteri negara untuk urusan media, seperti dilansir dari Al-Arabiya.
Sekitar 650.000 pengungsi Suriah telah mendaftar ke PBB di Yordania sejak melarikan diri dari perang tujuh tahun di Suriah.
Amman memperkirakan jumlah sebenarnya hampir mencapai 1,3 juta orang dan mengatakan Yordania menghabiskan lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 141 triliun untuk mengurus pengungsi.
Baca: Angela Merkel Janji Berikan Pinjaman Rp 1,4 Triliun Ke Yordania
"Yordania tidak dan tidak akan meninggalkan peran kemanusiaannya dan komitmennya terhadap kepedulian internasional, tetapi Yordania telah melampaui kemampuannya untuk menyerap (lebih banyak pengungsi)," kata Ghanimat. Sementara pada Kamis 21 Juni lalu, PBB memperingatkan konflik yang meningkat di Suriah selatan bisa berdampak pada 750.000 warga sipil di wilayah yang dikuasai pemberontak.