Soal Lira, Cina, Qatar, Jerman, Prancis dan Rusia Dukung Turki

Editor

Budi Riza

Sabtu, 18 Agustus 2018 11:54 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)

TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina mendukung pemerintah Turki terkait pelemahan nilai tukar mata uang lira dan perselisihan tarif dengan Amerika Serikat.

Baca:

S&P Turunkan Peringkat Utang Turki, Kenapa?

Trump -- Erdogan Tegang, Pengadilan Turki Tolak Banding Pastor AS
Terkait Lira, Qatar Janji Investasi Rp 221 Triliun kepada Erdogan

Advertising
Advertising

Juru bicara Menteri Luar Negeri, Lu Yi, mengatakan Cina meyakini Turki memiliki,”Kemampuan untuk menangani kesulitan sementara ekonomi ini. Dan berharap semua pihak akan menyelesaikan masalah ini lewat dialog.”

Menurut media CNBC, pernyataan pemerintah Cina ini ditaruh di situs kementerian Luar Negeri pada Jumat, 17 Agustus 2018.

Dukungan dari Cina, yang juga sedang menghadapi perang dagang dengan AS, ini datang setelah adanya dukungan dari Qatar, Jerman dan Prancis kepada Turki.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, dikabarkan bertelepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada pekan ini mengenai kondisi lira dan hubungan perekonomian kedua negara.

Baca:

Menkeu Turki Enggan Pinjam IMF, Lira Menguat

Sambut Ajakan Erdogan, Warga Turki Rusak iPhone dan Buang Cola

Jerman dikabarkan menawarkan peningkatan hubungan kedua negara. Sedangkan dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Erdogan bersepakat kedua pihak segera bertemu untuk membicarakan kerja sama ekonomi yang lebih besar.

Mata uang Lira Turki [REUTERS]

Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan dukungan terhadap perekonomian Turki. Sheikh Tamim datang ke Ankara untuk menjajaki investasi senilai US$15 miliar atau sekitar Rp221 triliun.

Sedangkan Putin menawarkan kerja sama transaksi perdagangan kedua negara menggunakan mata uang masing-masing yaitu rubel dan lira tanpa harus membeli dolar dulu.

Pelemahan nilai tukar mata uang lira sebanyak 20 persen terjadi pada Jumat, 10 Agustus 2018 ketika Presiden AS Donald Trump mengenakan kenaikan tarif ganda hingga 50 persen dan 20 persen untuk produk baja dan aluminium asal Turki. Ini membuat harga jual komoditas itu menjadi terlalu mahal sehingga menutup peluang pasar perusahaan Turki di AS.

Baca:

Menlu Sebut Turki Siap Dialog dengan Amerika, Ini Syaratnya
Kena Sanksi, Erdogan Sebut Amerika Tusuk Turki di Punggung
Lawan Spekulan Lira, Bank Sentral Turki Cukur Transaksi Valas

Sebelumnya, AS juga mengenakan sanksi kepada dua orang menteri Turki karena pemerintah menolak membebaskan pastor asal AS, Andrew Brunson, yang sedang menjalani proses hukum terkait dugaan melakukan kegiatan mata-mata dan terorisme.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

Presiden Turki Erdogan membalas tindakan Trump dengan menaikkan tarif impor dua kali lipat untuk produk mobil penumpang, alkohol, dan tembakau. Erdogan juga memboikot produk elektronik AS seperti iPhone.

Bank sentral Turki CBRT juga membatasi transaksi valas antara bank Turki dan bank asing untuk menekan aksi spekulasi. Erdogan mengatakan negaranya akan menggunakan mata uang lira lebih banyak untuk ekspor dan impor dibandingkan dolar misalnya dengan Cina, Rusia, Ukraina dan Iran.

Berita terkait

Cina Tegur Korea Selatan dan Jepang karena Hadiri Pelantikan Presiden Taiwan

6 menit lalu

Cina Tegur Korea Selatan dan Jepang karena Hadiri Pelantikan Presiden Taiwan

Cina memberi teguran keras kepada Korea Selatan dan Jepang atas kunjungan mereka ke Taiwan, yang baru saja melantik presiden dan wakil presiden baru.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Fakta Kaledonia Baru hingga Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas

10 jam lalu

Top 3 Dunia: Fakta Kaledonia Baru hingga Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas

Berita Top 3 Dunia pada Senin 20 Mei 2024 diawali oleh enam fakta seputar Kaledonia Baru, wilayah pendudukan Prancis.

Baca Selengkapnya

Hasil Kunjungan Kerja ke UEA dan Qatar, Gibran Sebut Bukan Hanya untuk Solo Saja, tapi Indonesia

17 jam lalu

Hasil Kunjungan Kerja ke UEA dan Qatar, Gibran Sebut Bukan Hanya untuk Solo Saja, tapi Indonesia

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menyebut kunjungan kerjanya ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar pekan lalu tidak hanya untuk Solo tapi Indonesia

Baca Selengkapnya

Seri Ponsel Honor 200 akan Rilis pada 27 Mei di Cina, Pemesanan Sudah Mulai Dibuka

23 jam lalu

Seri Ponsel Honor 200 akan Rilis pada 27 Mei di Cina, Pemesanan Sudah Mulai Dibuka

Pre-order via telepon bahkan kini telah dibuka di situs web Honor yang mengungkapkan desain dan pilihan warnanya.

Baca Selengkapnya

Lai Ching-te Dilantik sebagai Presiden Taiwan

1 hari lalu

Lai Ching-te Dilantik sebagai Presiden Taiwan

Presiden "William" Lai Ching-te dan Wakil Presiden Hsiao Bi-khim dilantik sebagai pasangan pemimpin baru Taiwan.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Menarik Kaledonia Baru: Wilayah Prancis, Banyak Dihuni Orang Jawa

1 hari lalu

6 Fakta Menarik Kaledonia Baru: Wilayah Prancis, Banyak Dihuni Orang Jawa

Kaledonia Baru terletak dekat benua Australia. Wilayah di Kepulauan Pasifik ini masuk wilayah Prancis namun banyak penduduknya keturunan Jawa.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Fakta Kerusuhan di Kaledonia Baru, Prancis Tuduh Azerbaijan Campur Tangan

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Fakta Kerusuhan di Kaledonia Baru, Prancis Tuduh Azerbaijan Campur Tangan

Top 3 dunia kemarin adalah fakta kerusuhan di Kaledonia Baru, profil wilayah ini hingga Prancis menuduh Azerbaijan sulut kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

1 hari lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kerusuhan di Kaledonia Baru, Terburuk dalam 30 Tahun

1 hari lalu

Fakta-fakta Kerusuhan di Kaledonia Baru, Terburuk dalam 30 Tahun

Kaledonia Baru dilanda kerusuhan dalam sepekan terakhir. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Bertambah, Prancis Tuduh Azerbaijan Dalangi Kerusuhan di Kaledonia Baru

2 hari lalu

Korban Tewas Bertambah, Prancis Tuduh Azerbaijan Dalangi Kerusuhan di Kaledonia Baru

Kerusuhan di Kaledonia Baru belum reda. Prancis menuduh Azerbaijan mendalangi kerusuhan di sana.

Baca Selengkapnya