Cuek Sanksi PBB, Rusia Buka Pintu Bagi Ribuan Pekerja Korea Utara

Jumat, 3 Agustus 2018 18:31 WIB

Warga Korea Utara mengantre memasuki bus saat melakukan aktivitas pagi hari di Pyongyang, Korea Utara, 28 September 2016. Jam sibuk di pagi hari Korea Utara biasanya sampai pukul tujuh pagi, dimana trotoar dan jalanan dipenuhi oleh siswa sekolah dan pekerja. AP/Wong Maye-E

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia membuka pintu bagi ribuan pekerja asal Korea Utara dan memberi izin bekerja meski sanksi Dewan Keamanan PBB melarangnya. Lebih dari 10 ribu pekerja baru Korea Utara telah terdaftar untuk bekerja di Rusia sejak September lalu.

Tindakan Rusia ini disebut berpotensi melanggar sanksi Dewan Keamanan PPB terhadap Korea Utara. Sanksi itu bertujuan mengurangi aliran uang tunai masuk ke negara itu dan menekan Pyongyang untuk menghentikan program senjata nuklirnya.

Baca: Lebih dari 20 Restoran Korea Utara di Luar Negeri Ditutup

Menurut Wall Street Journal, sedikitnya 700 izin bekerja telah diterbitkan untuk warga Korea Utara di Rusia tahun 2018.

Sebagai gambaran perkiraan, warga Korea Utara yang bekerja di Rusia membawa uang tunai ke Pyongyang berkisar US$150-300 juta setiap tahun.

Amerika Serikat mempertanyakan sikap Rusia yang membuka pintu bagi masuknya pekerja Korea Utara.

Baca: Cara Korea Utara Kumpul Uang- Raup Miliaran dari Polandia, Malta

"Jelas sekali bahwa Rusia perlu bekerja lebih lagi. Rusia mengatakan ingin membangun hubungan lebih baik dengan Amerika Serikat, jadi Moskow harus membuktikannya dengan bekerja sama dengan kami, bukan bekerja menentang kami, atas ancaman genting ini kepada seluruh negara," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat seperti dikutip dari Reuters, 3 Agustus 2018.

Advertising
Advertising

"Sekarang saatnya Rusia bertindak: Moskow saat ini juga dan sepenuhnya melaksanakan semua sanksi PBB yang sudah ditandatangani," ujarnya.

Tak hanya mengenai masuknya pekerja Korea Utara, Rusia juga mengirimkan minyak ke Korea Utara. Sedikitnya delapan kapal laut Korea Utara, seperti dilaporkan Reuters akhir September lalu, meninggalkan Rusia dengan kargo penuh minyak menuju negara mereka, meski dalam pernyataan resminya menyebut tujuan berbeda.

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya