Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Korea Utara Kumpul Uang- Raup Miliaran dari Polandia, Malta  

image-gnews
Gedung Jobsplus, pusat ketenagakerjaan dan pelatihan bagi pekerja di Malta. rfa.org
Gedung Jobsplus, pusat ketenagakerjaan dan pelatihan bagi pekerja di Malta. rfa.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara telah dijerat berbagai sanksi atau hukuman oleh dunia internasional setelah meluncurkan uji coba sejumlah rudal balistik dan nuklir. Bahkan Korea Selatan menutup kawasan zona industri Kaesong, satu-satunya zona yang mempertemukan dua negara yang terbelah setelah Perang Korea usai.

Dunia internasional berharap sanksi dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun sanksi sepihak Amerika Serikat, Korea Selatan, Cina, dan Jepang akan membuat Korea Utara tak lagi memiliki dana untuk meneruskan percobaan senjata pemusnah massal itu.

Baca juga: Cara Korea Utara Kumpul Uang- Dirikan 12 Klinik Medis di Tanzania

Ternyata Korea Utara terus melanjutkan program nuklirnya di tengah hantaman berbagai sanksi politik maupun sanksi ekonomi.

Lalu, bagaimana Korea Utara mengumpulkan uang asing untuk dapat melanjutkan roda perekonomiannya yang diduga diprioritaskan untuk membangun program senjata nuklirnya?

Laporan investigasi Radio Free Asia (RFA) mengungkapkan modus Korea Utara mengumpulkan mata uang asing dengan mengerahkan rakyatnya bekerja ke luar negeri dan pulang membawa uang asing. Selain itu, beberapa media memberitakan tentang jaringan bisnis Korea Utara di negara lain seperti Malaysia. Berikut laporannya.

Baca juga: Kapal Induk Amerika Tiba, Korea Utara Adakan Latihan Perang

Polandia
Korea Utara berburu mata uang asing hingga ke Polandia. Ratusan pekerja dikirim ke negara itu untuk dijadikan buruh. Upah buruh akan dikirim sepenuhnya ke pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un untuk mengembangkan program nuklirnya.

Sejumlah pekerja Korea Utara tidak menerima upah yang adil dan menghadapi pembatasan dalam aktivitas mereka.

Jaroslaw Lesniewski, Direktur Inspektorat Tenaga Kerja Nasional Polandia (PIP), mengatakan bahwa agensinya menemukan beberapa pengusaha yang mengeksploitasi pekerja Korea Utara di negara tersebut.

Menurut Lesniewski, penyelidikan pemerintah menyusul laporan media dan kelompok hak asasi manusia yang dimulai pada tahun 2013, mengatakan bahwa pekerja di Polandia hidup tertindas, seperti yang mereka alami di Korea Utara.

Polandia merupakan satu dari dua negara Eropa yang memberikan visa kerja kepada pekerja Korea Utara, yang oleh rezim Kim Jong Un dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan mata uang asing. Uang asing itu akan digunakan dalam pengembangan senjata nuklir.

Sebuah laporan baru-baru ini oleh Vice News di Jerman mengatakan pemerintahan Kim Jong-un menghasilkan sekitar US$ 35.000 per tahun atau Rp 464,7 juta untuk setiap pekerja yang dikirim ke Polandia. Bayangkan jika ada ratusan pekerja Korea Utara di Polandia, miliaran rupiah mengalir ke Pyongyang.

Organisasi hak asasi manusia di Korea Selatan, Belanda dan Inggris  telah mendapatkan dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa terdapat seorang pejabat Korea Utara yang bertanggung jawab atas upah bulanan semua pekerja Korea Utara di Polandia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain kehilangan sekitar 90 persen dari upah mereka sendiri, warga Korea Utara yang berbasis di Polandia bekerja sampai 12 jam per hari dan mengalami penganiayaan fisik dan mental oleh pengawas mereka di tempat kerja.

Warga Korea Utara di Polandia rata-rata bekerja sebagai buruh di pabrik-pabrik dan pertanian serta di perkapalan.

Baca juga: Intelijen Five Eyes Bertemu di Selandia Baru, Bahas Korea Utara?

Malta
Malta merupakan negara kedua di Eropa yang memberikan visa kerja bagi warga Korea Utara. Beberapa perusahaan yang berbasis di Malta telah menjadi lahan bagi rezim Kim Jong-un mengumpulkan pundi-pundi mata uang asing.

Meskipun secara perlahan pemerintah negara kepulauan itu mulai membatasi visa dan perpanjangan visa baru untuk pekerja Korea Utara. Namun beberapa perusahaan masih berusaha menyediakan peluang bagi para pekerja dari negara komunis tersebut. Termasuk perusahaan konstruksi Bilom Group dan beberapa lainnya.

Terdapat puluhan pekerja Korea Utara di Malta sejak 2009 dan jumlahnya mulai menurun pada 2016.

Rata-rata mereka bekerja di industri manufaktur, konstruksi, dan jasa di Malta, dan sering bekerja keras dalam kondisi yang tidak menguntungkan dengan upah sedikit.

Baca juga: Kapal Induk Amerika Carl Vinson Tiba di Korea Selatan

Laporan oleh In-Nazzjon dan Times of Malta, surat kabar setempat, mengatakan bahwa pekerja Korea Utara menerima 70 euro atau Rp 1 juta per bulan untuk durasi kerja 14 jam sehari dan enam hari seminggu. Diyakini sebagaian besar gaji mereka telah dipotong untuk dikirim ke rezim Kim Jong-un guna mengembangkan program nuklirnya.

Dalam sebuah laporan tentang hak asasi manusia di Korea Utara yang diajukan ke Kongres pada  Agustus 2016, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menempatkan nama Malta sebagai satu dari 23 negara yang secara aktif menggunakan buruh yang dikirim untuk mendapatkan uang tunai untuk Korea Utara.

Pemerintah Malta telah berjanji kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung Se dalam kunjungan pertamanya ke negara tersebut pada Juli 2016 bahwa akan mengakhiri perekrutan pekerja Korea Utara melalui peraturan visa baru.

RADIO FREE ASIA|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

2 hari lalu

Menurut salah satu kawannya, Kim Jong-nam ke Jakarta bersama pengawalnya. Ia lalu pergi dari Indonesia setelah berfoto di restoran pada awal Mei lalu. (AFP/AFP/Getty Images)
Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.


Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

6 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri uji peluncuran rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah hingga jarak jauh yang baru, di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024, dalam gambar yang dirilis pada 3 April 2024,  oleh Kantor Berita Pusat Korea.  KCNA melalui REUTERS
Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

10 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

10 hari lalu

Elad Katzir. Foto: Al Quds Brigades
Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

Saudara perempuan Elad Katzir, sandera Israel yang ditemukan tewas di Gaza, menyalahkan pihak berwenang Israel atas kematiannya.


Polandia Sebut Duta Besar Israel telah Minta Maaf atas Kematian Pekerja Bantuan di Gaza

12 hari lalu

Seseorang melihat sebuah kendaraan di mana karyawan dari World Central Kitchen (WCK), termasuk orang asing, tewas dalam serangan udara Israel di Deir Al-Balah, di Gaza tengah, Jalur 2 April 2024. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meminta Israel untuk segera menyelidiki dan memberikan penjelasan setelah terdapat pekerja warga negara Inggris terbunuh di Gaza. REUTERS/Ahmed Zakot
Polandia Sebut Duta Besar Israel telah Minta Maaf atas Kematian Pekerja Bantuan di Gaza

Duta Besar Israel untuk Polandia Yacov Livne meminta maaf atas serangan Israel yang menewaskan seorang warga negara Polandia.


Relawan WCK Tewas di Gaza, Polandia Tuntut Israel Minta Maaf dan Beri Kompensasi

12 hari lalu

Para pelayat menunaikan salat jenazah di samping jasad warga Palestina pekerja World Central Kitchen (WCK, Issam Abu Taha, yang tewas dalam serangan udara Israel bersama dengan pekerja lainnya termasuk orang asing, di selatan Jalur Gaza 2 April 2024. REUTERS/Ahmed Zakot
Relawan WCK Tewas di Gaza, Polandia Tuntut Israel Minta Maaf dan Beri Kompensasi

Polandia menuntut permintaan maaf, kompensasi dan penyelidikan terhadap tewasnya relawan World Central Kitchen dalam serangan Israel di Gaza.


World Central Kitchen Serukan Penyelidikan Independen Atas Pembunuhan Pekerjanya di Gaza

13 hari lalu

Seseorang melihat sebuah kendaraan di mana karyawan dari World Central Kitchen (WCK), termasuk orang asing, tewas dalam serangan udara Israel di Deir Al-Balah, di Gaza tengah, Jalur 2 April 2024. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meminta Israel untuk segera menyelidiki dan memberikan penjelasan setelah terdapat pekerja warga negara Inggris terbunuh di Gaza. REUTERS/Ahmed Zakot
World Central Kitchen Serukan Penyelidikan Independen Atas Pembunuhan Pekerjanya di Gaza

World Central Kitchen menyerukan "investigasi pihak ketiga yang independen" terhadap serangan udara Israel yang menewaskan tujuh stafnya di Gaza.


Chef Pendiri World Central Kitchen: Israel Targetkan Pekerja Kami Secara Sistematis!

13 hari lalu

Chef Jose Andres. Wck.org
Chef Pendiri World Central Kitchen: Israel Targetkan Pekerja Kami Secara Sistematis!

Chef Jose Andres mengatakan bahwa serangan Israel yang menewaskan tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen di Gaza adalah serangan sistematis


Enam Jenazah Pekerja World Central Kitchen akan Dipulangkan dari Gaza Melalui Mesir

14 hari lalu

Pekerja bantuan World Central Kitchen berkewarganegaraan Polandia, Damian Sobol, yang terbunuh oleh serangan udara Israel di Gaza, pada tanggal 1 April 2024. World Central Kitchen/Handout via REUTERS
Enam Jenazah Pekerja World Central Kitchen akan Dipulangkan dari Gaza Melalui Mesir

Jenazah enam pekerja bantuan asing World Central Kitchen yang tewas dalam serangan Israel di Gaza akan dibawa keluar Palestina pada Rabu


Daftar Negara Peserta dan Pembagian Grup Piala Eropa 2024 Usai Georgia, Ukraina, dan Polandia Lolos

21 hari lalu

Logo Euro 2024.
Daftar Negara Peserta dan Pembagian Grup Piala Eropa 2024 Usai Georgia, Ukraina, dan Polandia Lolos

Tiga negara dipastikan termasuk dalam 24 negara yang lolos ke putaran final Piala Eropa 2024 atau Euro 2024 pada Kamis dinihari, 27 Maret 2024.