Trump Minta Imigran Ilegal Langsung Dideportasi tanpa Pengadilan

Editor

Budi Riza

Senin, 25 Juni 2018 18:08 WIB

Ribuan orang menggelar demonstrasi di depan Civic Center hingga kantor lokal Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE), San Diego, California pada hari Sabtu.

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta imigran yang memasuki negara itu tanpa dokumen harus segera dideportasi. Trump mengatakan ini lewat cuitan di akun @realdonaldtrump pada Ahad pagi, 24 Juni 2018 waktu setempat.

“Kita tidak bisa membiarkan orang-orang ini menginvasi negara kita. Ketika seseorang masuk, kita harus segera, tanpa hakim dan kasus di pengadilan, membawa mereka kembali ke negaranya,” kata Trump dalam serangkaian cuitan pada Ahad.

Baca:

5 Ibu Negara Amerika Mengecam Kebijakan Imigran Trump

Advertising
Advertising

Atasi Imigran Gelap, Angkatan Laut Amerika Siapkan Rp 3,2 T

Trump melanjutkan sistem imigrasi saat ini buruk dan menjadi olok-olok. “Mayoritas anak-anak datang tanpa orang tua mereka. Kebijakan imigrasi kita, ditertawakan seluruh dunia, sangat tidak adil bagi mereka yang mengikuti proses (imigrasi) secara ilegal dan menunggu bertahun-tahun.”

Trump juga mencuit,”Imigrasi harus berbasiskan meritokrasi – kita butuh orang-orang untuk Buat Amerika Hebat Lagi.

Anak-anak ikut dalam aksi demo di depan kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Miramar, Florida, 1 Juni 2018. Langkah Donald Trump memisahkan para orang tua imigran dari anak-anaknya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menarik kecaman dari PBB, uskup Katolik Roma, dan kelompok kemanusiaan lain. AP

Media Time melansir pemerintah Trump menerapkan kebijakan ‘Toleransi Nol’ untuk semua imigran tak berdokumentasi. Mereka dianggap sebagai kriminal dan dituntut di pengadilan seperti diumumkan Jaksa Agung, Jeff Sessions, pada Mei 2018.

Baca:

2000 Anak Terpisah dari Orang Tua Akibat Kebijakan Imigrasi Trump

Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka

Hingga saat ini, ada sekitar 2300 anak-anak imigran dipisahkan dari orang tuanya oleh petugas perbatasan AS di perbatasan AS dan Meksiko. “Ini menimbulkan kemarahan besar di berbagai dunia dan memunculkan petaka citra bagi pemerintahan Trump,” begitu dilansir Time.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan pemisahan orang tua imigran dan anak mereka di perbatasan AS -- Meksiko. AP/Pablo Martinez Monsivais

Ini membuat Trump menganulir kebijakan pemisahan anak imigran dari orang tuanya pada 20 Juni 2018. Namun, baru 522 anak-anak dikembalikan ke orang tuanya hingga Sabtu, 23 Juni 2018. “Kementerian Keamanan Dalam Negeri tidak memberikan batas waktu yang jelas kapan seluruh anak-anak imigran dikembalikan kepada orang tuanya,” begitu dilansir Time.

Sejumlah kelompok advokasi HAM dan komunitas mengkritik pernyataan Trump itu. “Apa yang dikatakan Trump itu ilegal dan tidak konstitusional,” kata Omar Jadwat, direktur Proyek Hak-Hak Imigran dari American Civil Liberties Union seperti dilansir Al Jazeera. “Setiap pejabat yang telah bersumpah untuk menegakkan konstitusi dan hukum harus menolaknya secara tegas.”

Kecaman serupa juga datang dari Council on American-Islamic Relations. “Setiap warga Amerika harus merasa marah atas penghinaan terhadap nilai-nilai dan demokrasi kita,” kata Nihad Awad, direktur nasional CAIR.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 menit lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

6 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

14 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

23 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya