Bekas Menteri Israel Disebut Jadi Mata-mata Iran, Teheran Bilang?

Editor

Budi Riza

Kamis, 21 Juni 2018 12:15 WIB

Bekas Menteri Energi dan Infrastruktur Israel, Gonen Segev, terlihat sedang menunggu Mahkamah Agung terkait banding kasus yang dialaminya pada 18 Agustus 2006. Times of Israel/Flash90

TEMPO.CO, Teheran – Juru bicara pemerintah Iran, Mohammad Bagher Nobakht, menepis kabar soal bekas menteri Israel yang menjadi mata-mata Iran lalu tertangkap. Menurut pejabat ini, berita itu sebaiknya diabaikan saja.

“Tidak jelas ini masalah apa tapi kita harus mengabaikannya,” kata Nobakht kepada media dalam jumpa pers seperti dilansir media Israel, Times of Israel, Kamis, 21 Juni 2018.

Baca:

PM Israel Keliling Eropa, Minta Dukungan Melawan Iran

Advertising
Advertising

Bocorkan Intelijen kepada Iran, Eks Menteri Israel Ditangkap

Nobakht melanjutkan,”Rezim Zionis menggunakan berbagai cara untuk menyalahkan Republik Islam Iran.”

Ini merupakan pernyataan pertama dari pejabat tinggi Iran mengenai kabar penangkapan Segev. Pada Senin malam, 18 Juni 2018, media Iran, Isna, memberitakan informasi ini dengan menyebutnya sebagai informasi bohong.

Gonen Segev di depan gedung parlemen Israel, Knesset, pada 15 Marte 1993.[Times of Israel]

Pemerintah Iran selama ini tidak menanggapi kabar penangkapan bekas menteri Energi dan Infrastruktur Israel, Gonen Segev, oleh dinas intelijen dalam negeri Shin Bet.

Baca:

Rusia: Hanya Pasukan Suriah yang Bersiaga di Perbatasan Israel

Eks Kepala Mossad: Netanyahu Perintahkan Serang Iran pada 2011

“Rezim Zionis dikenal karena membuat informasi bohong mengenai Iran dan sejak pelanggaran perjanjian nuklir oleh pemerintah AS, Israel memulai serangan Iranophobia,” begitu dilansir situs Isna. “Para ahli menyatakan tuduhan (terkait Segev) ini merupakan bagian dari upaya Netanyahu menciptakan informasi bohong mengenai Iran.”

Sejak berita penangkapan Segev muncul, sebagian pengguna jejaring sosial di Iran mulai menyebarkan tagar #freeGonenSegev.

Shin Bet menuding Segev menjadi mata-mata bagi Iran selama enam tahun terakhir. Ini membuat Segev sebagai tokoh tertinggi yang terkena tuduhan menjadi mata-mata asing dalam sejarah Israel.

Segev, yang pernah menjadi dokter, pernah menjalani tahanan dalam kasus penyelundupan ekstasi. Dia lalu pindah ke Nigeria setelah bebas pada 2007. Dia pernah bertugas di Knesset dan menjabat menteri Energi dan Infrastruktur pada era PM Yitzhak Rabin dan Shimon Peres pada 1995 dan 1996.

Juru bicara pemerintah Iran, Mohammad Bagher Nobakht. Iran Mirror

Menurut Shin Bet, Segev pernah menjalin kontak dengan dinas intelijen Iran pada 2012 lewat kedutaan Iran di Nigeria.

“Segev memberikan informasi kepada atasannya mengenai sektor energi Israel, lokasi petugas keamanan, dan gedung-gedung serta pejabat diplomatik dan badan keamanan,” begitu pernyataan Shin Bet yang dilansir pada Senin, 18 Juni 2018.

Shin Bet juga menuding Segev berusaha menjalin kontak dengan tokoh-tokoh keamanan dan diplomasi Israel untuk menggali informasi dan dikirimkan ke Iran.

Segev ditangkap di Guinea Khatulistiwa setelah tiba dari Nigeria pada pertengahan Mei 2018. Polisi Guinea lalu mengekstradisinya ke Israel.

Pada Jumat pekan lalu, Segev mulai didakwa di pengadilan Jerusalem dengan dakwaan membantu musuh pada masa perang, memata-matai, dan sejumlah kejahatan lainnya. Namun, kasus ini baru dibuka ke publik pada Senin pekan ini.

Pengacara Segev mengatakan dokumen dakwaan menggambarkan hal berbeda dengan informasi yang dipublikasikan. Channel 10 melansir Segev mengaku sebenarnya berusaha menipu dinas intelijen Iran agar dia bisa pulang ke Israel sebagai pahlawan.

Saat ini, Segev telah dipindahkan dari fasilitas Shin Bet ke penjara Gilboa di utara Israel. Kasus ini akan kembali disidangkan pada 9 Juli 2018.

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

33 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

50 menit lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

2 jam lalu

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

Bagi Benjamin Netanyahu, memenuhi tuntutan Hamas sama dengan menyerah. Pihaknya memilih untuk melanjutkan pertempuran

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

3 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

3 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

3 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

4 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

4 jam lalu

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

Arab Saudi, Maroko dan Mesir kompak menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza di KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

5 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya