Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Reporter

image-gnews
Orang-orang melarikan diri dari bagian timur Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil Palestina menjelang ancaman serangan di kota Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan 6 Mei 2024. (Reuters)
Orang-orang melarikan diri dari bagian timur Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil Palestina menjelang ancaman serangan di kota Gaza selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan 6 Mei 2024. (Reuters)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza. Perintah ini menandakan bahwa invasi darat yang telah lama direncanakan Israel, tetapi ditolak dunia, akan segera terjadi.

Seorang pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah “eskalasi berbahaya yang akan mempunyai konsekuensi.”

“Pemerintah Amerika Serikat, bersama dengan pendudukan (Israel), memikul tanggung jawab atas terorisme ini,” kata pejabat tersebut, Sami Abu Zuhri, merujuk pada aliansi Israel dengan Washington.

Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Associated Press bahwa Israel berusaha menekan kelompok tersebut agar membuat konsesi mengenai gencatan senjata. Hamas menginginkan perang diakhiri sepenuhnya, penarikan pasukan Israel dari Gaza dan rekonstruksi jalur tersebut dengan imbalan sandera Israel yang ditahan oleh militan.

Militer Israel mengatakan pihaknya mulai mendorong penduduk Rafah untuk mengungsi dalam operasi “ruang lingkup terbatas”. Pernyataan tersebut tidak memberikan alasan spesifik, juga tidak menyebutkan apakah akan ada tindakan ofensif yang akan terjadi.

“Hujan turun sangat deras dan kami tidak tahu harus pergi ke mana. Saya khawatir hari ini akan tiba, saya sekarang harus melihat ke mana saya bisa membawa keluarga saya,” kata salah satu pengungsi di Rafah, Abu Raed, melalui aplikasi chat.

Saksi mata mengatakan daerah di dalam dan sekitar Rafah yang menjadi tujuan pemindahan orang oleh Israel sudah penuh sesak dan hampir tidak ada ruang untuk menambah tenda.

Sekitar 1,4 juta warga Palestina – lebih dari separuh populasi Gaza – tinggal di kota dan sekitarnya. Kebanyakan dari mereka meninggalkan rumah mereka di tempat lain di wilayah tersebut untuk menghindari serangan gencar Israel sejak 7 Oktober.

Mereka tinggal di tenda-tenda yang padat, tempat penampungan PBB yang penuh sesak, atau apartemen yang penuh sesak, dan bergantung pada bantuan internasional untuk makanan, dengan sistem sanitasi dan infrastruktur fasilitas medis yang lumpuh.

Serangan Israel di Rafah “akan menimbulkan dampak buruk bagi 1,4 juta orang” yang berlindung di sana, kata badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, pada X, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan tetap berada di Rafah selama mungkin untuk memberikan bantuan.

Tujuh bulan setelah perang melawan Hamas, Israel mengancam akan melancarkan serangan di Rafah, yang menurut Israel menampung ribuan pejuang Hamas dan kemungkinan puluhan sandera. Kemenangan tidak mungkin terjadi tanpa merebut Rafah, katanya.

Prospek terjadinya operasi yang memakan banyak korban jiwa ini mengkhawatirkan negara-negara Barat dan negara tetangganya, Mesir, yang sedang berusaha memediasi putaran baru perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Negosiasi ini memungkinkan kelompok Islam Palestina membebaskan sejumlah sandera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

KERETAKAN

Rencana serangan darat ke Rafah telah membuka keretakan publik antara Israel dan Washington. Berbicara kepada rekannya di AS, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menghubungkan operasi pada Senin dengan kebuntuan diplomasi, yang ia salahkan pada Hamas.

“Selama diskusi mereka, Gallant membahas upaya yang dilakukan untuk mencapai pembebasan sandera dan mengindikasikan bahwa pada tahap ini, Hamas menolak kerangka kerja yang ada,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.

“Gallant menekankan bahwa tindakan militer diperlukan, termasuk di wilayah Rafah, karena tidak adanya alternatif lain,” tambahnya.

Stasiun penyiaran Israel, Radio Angkatan Darat, mengatakan evakuasi difokuskan di beberapa distrik pinggiran Rafah, di mana para pengungsi akan diarahkan ke kota-kota tenda di dekat Khan Younis dan Al Muwassi, sebidang tanah kecil di pantai Gaza.

Banyak warga di Rafah mengatakan mereka menerima panggilan telepon untuk mengevakuasi rumah mereka di daerah sasaran, sejalan dengan pengumuman militer.

Diinstruksikan melalui pesan teks berbahasa Arab, panggilan telepon, dan selebaran untuk pindah ke tempat yang disebut militer Israel sebagai “zona kemanusiaan yang diperluas” yang berjarak 20 kilometer, beberapa keluarga Palestina berjalan tertatih-tatih di bawah hujan musim semi yang dingin, kata para saksi mata kepada Reuters.

Saksi mata mengatakan daerah di dalam dan sekitar Rafah yang menjadi tujuan pemindahan orang oleh Israel sudah penuh sesak dan hampir tidak ada ruang untuk menambah tenda.

Dan selama beberapa waktu terakhir, Rafah juga menghadapi pengeboman berturut-turut oleh Israel yang telah menewaskan ribuan warga Palestina.

Pilihan Editor: Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

REUTERS | ARAB NEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

22 menit lalu

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) berpose saat berkunjung ke Tembok Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. Mohammed bin Salman berkunjung ke Tembok Cina menjelang melakukan pertemuan penting dengan Presiden Xi Jinping. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.


Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

1 jam lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.


Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

2 jam lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.


Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

3 jam lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.


UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

4 jam lalu

Pengungsi Palestina yang berlindung di sebuah sekolah meninggalkan Rafah setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Kota Gaza selatan, di Jalur Gaza selatan 13 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem
UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.


Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

8 jam lalu

Ilustrasi wanita cerdas. shutterstock.com
Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.


Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

17 jam lalu

Pria Palestina memeriksa lokasi di mana serangan udara Israel menewaskan enam pria, dekat Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel, 7 Januari 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.


Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

18 jam lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan kondisi pusat kesehatan UNRWA yang rusak akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. Pusat kesehatan milik PBB untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) menjadi sasaran serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah utara Gaza. UNRWA/Handout via REUTERS
Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.


Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

20 jam lalu

Suasana sekolah Shadia Abu Ghazaleh yang rusak setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 15 Desember 2023. REUTERS/Abed Sabah
Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.


Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

23 jam lalu

Seorang anggota Mer-C terus memantau perkembangan anggota Mer-C Tim Pelayaran Gaza di kantor Mer-c, Jakarta, Selasa (1/6). TEMPO/Subekti
Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

MER-C mengatakan serangan udara menyasar ke sebuah rumah dekat wisma yang ditempati para relawan WNI di Rafah, Gaza Selatan.