Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka

Editor

Budi Riza

Selasa, 19 Juni 2018 18:25 WIB

Anak-anak ikut dalam aksi demo di depan kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Miramar, Florida, 1 Juni 2018. Langkah Donald Trump memisahkan para orang tua imigran dari anak-anaknya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menarik kecaman dari PBB, uskup Katolik Roma, dan kelompok kemanusiaan lain. AP

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membela kebijakan imigrasi yang memisahkan para imigran ilegal, yang tertangkap petugas di perbatasan Meksiko, dari anak-anak mereka.

Lewat cuitan di akun @realdonaldtrump pada Senin, 18 Juni 2018 waktu setempat, Trump mengatakan anak-anak imigran sering digunakan kelompok kriminal untuk melakukan tindak kejahatan.

Baca:

Kondisi Anak-anak Imigran Meksiko yang Terpisah dari Orang Tua

Advertising
Advertising

2000 Anak Terpisah dari Orang Tua Akibat Kebijakan Imigrasi Trump

“Anak-anak sedang digunakan oleh sekelompok kriminal terburuk di dunia sebagai cara untuk bisa masuk negara kita,” kata Trump lewat cuitan pada Senin, 18 Juni 2018.

Trump melanjutkan dalam cuitannya. “Apakah ada orang-orang yang memperhatikan kejahatan yang terjadi di selatan perbatasan kita. Itu luar biasa dengan sejumlah negara tercatat sebagai tempat paling berbahaya di dunia. Tidak akan terjadi di AS.”

Baca:

Presiden Meksiko dan Trump Saling Serang

Imigrasi Amerika Serikat Kirim 1.600 Imigran Gelap ke Penjara

Trump juga mengkritik kebijakan pintu terbuka terhadap imigran yang diterapkan Jerman. “Rakyat Jerman sekarang melawan pemimpinnya karena migrasi menggoncang koalisi Berlin yang sudah tegang itu. Kejahatan di Eropa naik tinggi. Kesalahan terbesar Eropa membiarkan jutaan orang imigran masuk dan mengubah budaya mereka.”

Anak-anak imigran gelap yang dipisahkan dari orang tua mereka di bawah kebijakan "zero-tolerance" Presiden Donald Trump, terlihat di kompleks penampungan di di perbatasan Meksiko di Tornillo, Texas, 18 Juni 2018. Zero-tolerance merupakan kebijakan Trump terhadap penyebrangan ilegal, untuk menekan imigran gelap yang masuk. REUTERS/Mike Blake

Trump lalu menyatakan,”Kita tidak ingin apa yang terjadi di Eropa juga terjadi pada kita.”

Sejumlah politisi Partai Demokrat mengecam kebijakan pemisahan imigran ilegal dengan anak-anak mereka sebagai tindakan barbar. Sebagian politisi Partai Republik juga menyuarakan keprihatinannya soal ini. DPR AS, yang dikuasai Republik, bakal memvoting dua undang-undang terkait imigrasi.

Soal ini, seperti dilansir Reuters, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kirstjen Nielsen, mengatakan kepada media bahwa Gedung Putih hanya menjalankan undang-undang.

“Pemerintahan ini tidak membuat kebijakan memisahkan keluarga. Yang berubah adalah kita tidak lagi mengecualikan sekelompok orang yang melanggar hukum,” kata dia soal kebijakan toleransi nol dalam imigrasi ini. Berdasarkan undang-undang, imigran yang tertangkap berusaha memasuki AS secara ilegal bakal dikenai tuduhan pelanggaran kriminal.

Ini membuat, para orang tua yang tertangkap petugas imigrasi di perbatasan dan akan diproses hukum bakal ditahan di penjara federal. Sedangkan, anak-anak mereka akan dipisahkan dan dikirim ke pusat penahanan, yang sebagiannya terletak di pelosok.

Video yang dipublikasikan pemerintah AS menunjukkan sejumlah anak-anak imigran ditahan dalam ruang penahan berkawat dan duduk di lantai beton.

Rekaman audio menunjukkan banyak anak-anak imigran menangis di fasilitas penahanan ini dan rekaman itu beredar luas. Reuters masih belum bisa memverifikasi kebenaran rekaman audio itu.

Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Trump berkukuh dengan kebijakan imigrasi keras ini.

“AS tidak akan menjadi kamp migran dant tidak akan menjadi fasilitas penahanan pengungsi. Tidak akan,” kata Trump di Gedung Putih seperti dilansir Reuters, Senin, 18 Juni 2018.

New York Times melansir Trump dan dua pejabat AS lainnya membela kebijakan imigrasi ini. “Mereka bisa jadi para pembunuh dan pencuri dan lebih dari itu,” kata dia. “Kita ingin negara yang aman dan itu dimulai di perbatasan. Itu caranya.”

Selain Kirstjen Nielsen, Jaksa Agung Jeff Session, juga membela praktek pemisahan anak dan orang tua imigran ini sambil mengatakan,”Kita tidak ingin memisahkan orang tua dari anak-anak mereka.”

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

7 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

16 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

19 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

23 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

23 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

28 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

32 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

37 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

44 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

44 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya