Berapa Jumlah Warga Asing yang Masih Ditahan Rezim Korea Utara?

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Jumat, 11 Mei 2018 16:41 WIB

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, tertawa bersama dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat acara makan malam di Rumah Perdamaian di desa Panmunjom di zona gencatan senjata, 27 April 2018. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengakhiri konflik antar kedua negara dan mengurangi ketegangan akan proram nuklir Korea Utara. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia menyambut baik pembebasan tiga warga negara Amerika oleh Korea Utara. Tetapi mereka menuntut pengungkapan penuh jaringan kamp kerja paksa dan penjara politik di negara tertutup itu. Mereka juga mendesak pembebasan ratusan warga negara asing, yang diculik untuk melatih agen Pyongyang.

Komite Hak Asasi Manusia untuk Korea Utara, HRNK, mengatakan pembebasan Kim Dong-chul, Kim Sang-duk dan Kim Hak-song adalah berita suka cita.

Baca: PBB Desak Rezim Korea Utara Bebaskan 6 Tahanan Korea Selatan

Advertising
Advertising

Namun, organisasi yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat, itu menambahkan dunia masih harus mengingat ada warga negara Jepang, Korea Selatan dan negara-negara lain, yang diculik dan ditahan di Korea Utara.

Pembelot Um Ye-run tinggal di Kota Seoul, Korea Selatan, bersama putrinya. Al Jazeera.

“Ini juga waktu untuk mengingat 120 ribu pria, wanita dan anak-anak, yang ditahan di kamp penjara politik Korea Utara, serta tahanan politik yang ditahan di fasilitas penahanan tidak sah lainnya," begitu bunyi pernyataan dari HRNK seperti dilansir Telegraph, Kamis, 10 Mei 2018.

Baca: Balik Ke Korea Utara, Menlu Amerika Matangkan Persiapan KTT

Diperkirakan ada sekitar 85.000 warga Korea Selatan dipaksa pindah ke Korea Utara selama Perang Korea tiga tahun, yang berakhir pada 1953. Sementara tambahan 3.800 diculik setelah konflik berakhir. Mereka termasuk nelayan yang kapalnya dicegat, siswa sekolah menengah dan awak pesawat udara Korea Selatan, yang dibajak pada tahun 1969.

Korea Selatan percaya sekitar 480 warganya masih ditahan di Utara.

3 Tahanan AS di Korea Utara

Pemerintah Jepang secara resmi mendaftar 17 warganya sebagai korban penculikan, lima di antaranya diizinkan kembali ke Jepang pada 2002. Pyongyang mengklaim sisanya meninggal secara alami atau kecelakaan, atau tidak pernah di Korea Utara.

Agen mata-mata Korea Utara juga diyakini berada di balik hilangnya Doina Bumbea, seorang Rumania yang tinggal di Roma pada 1978 dan Anocha Panjoy, seorang warga negara Thailand yang bekerja di Macau ketika dia diculik pada tahun 1973. Kedua wanita itu dikabarkan dipaksa menikah dengan desertir militer Amerika Serikat di Korea Utara.

Agen-agen Pyongyang juga diyakini menculik sejumlah orang yang tidak dikonfirmasi dari Malaysia, Singapura, Lebanon, Yordania, Prancis, Italia dan Belanda.

PBB juga telah mendesak Korea Utara untuk segera membebaskan 6 warga Korea Selatan, termasuk tiga misionaris injili dan tiga pembelot Korea Utara dengan kewarganegaraan Korea Selatan.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

11 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

11 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

13 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

16 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

17 hari lalu

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Korea Utara dan Iran diketahui memiliki hubungan yang dekat.

Baca Selengkapnya