Jaksa ICC Fatou Bensouda Datang? Duterte: Saya akan Tangkap Anda

Editor

Budi Riza

Jumat, 13 April 2018 15:15 WIB

Elvira Miranda, ibu dari Leover Miranda dari korban tewas akibat narkoba menangis dekat peti mati anaknya saat upacara pemakaman di Manila, Filipina, 20 Agustus 2017. AP

TEMPO.CO, Davao City -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan dia akan memerintahkan penangkapan jaksa penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) jika berani melakukan aktivitas di negara itu.

Duterte beralasan Filipina sudah bukan menjadi anggota ICC sehingga pengadilan itu tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyelidikan.

“Anda tidak bisa menggelar proses apapun di sini tanpa basis. Itu ilegal dan saya akan menangkap Anda,” kata Duterte kepada media, seperti dilansir Reuters, Jumat, 13 April 2018.

Duterte melanjutkan komentarnya. “Apa otoritas Anda sekarang? Jika kami bukan anggota dari perjanjian (keanggotaan ICC) itu, mengapa Anda … di negara ini,” kata dia.

Advertising
Advertising

Baca: Filipina Keluar dari ICC, Duterte Ajak Negara lain

Komentar Duterte ini ditujukan kepada jaksa penuntut ICC, Fatou Bensouda. Pada Februari 2018, Bensouda mengatakan dia mulai menggelar pemeriksaan penduluan atas laporan dari seorang pengacara Filipina.

Jaksa penuntut Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). ICC

Pengacara Filipina ini menuding Duterte dan sejumlah pejabat tinggi terlibat dalam kejahatan melawan kemanusiaan dan membuat kebijakan membunuh para penjahat.

Baca: Pasca Duterte Keluar ICC, Polisi Tembak Mati 13 Pengedar Narkoba

Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi bahwa Bensouda apakah dia telah tiba dan mengumpulkan informasi di Filipina. Kantor ICC dan kementerian Luar Negeri Filipina juga belum merespon soal ini.

Media Rappler dari Filipina melansir Duterte mengatakan ini dalam jumpa pers setibanya di Davao City dari perjalanan ke Cina dan Hong Kong.

Kaya ikaw, Ms Fatou, huwag kang pumunta dito kasi (Jadi, Nona Fatou, jangan datang kemari karena) saya akan melarang Anda,” kata pemimpin Filipina berusia 73 tahun itu.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. REUTERS

Sejak Juli 2016, polisi telah menembak mati lebih dari 4000 orang yang mereka sangka sebagai pengedar dan bandar narkoba karena melawan saat ditangkap.

Namun, kelompok advokasi publik menuding banyak dari tindakan itu merupakan eksekusi, yang dibantah polisi. Mereka memperkirakan jumlah korban tewas sekitar 7000 orang.

Soal pemeriksaan ICC ini, Duterte telah memerintahkan polisi untuk tidak bekerja sama dengan penyelidik dari luar negeri terkait kasus perang narkoba yang dilakukannya.

Sebelumnya, Duterte pernah menyatakan tekadnya untuk menghadapi ICC dan para pengkritik kebijakannya soal perang narkoba. Dia beralasan ICC memiliki yurisdiksi untuk menginvestigasi kejahatan yang terjadi selama periode awal keanggotaan Filipina pada 2011 hingga berlakunya penarikan keanggotaan yang berlaku efektif pada Maret 2019.

Berita terkait

Duterte dan Bongbong Berseteru, Ini Deretan Percekcokan Mereka

2 Februari 2024

Duterte dan Bongbong Berseteru, Ini Deretan Percekcokan Mereka

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong menghadapi ancaman pemakzulan oleh Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

Duterte Tantang Bongbong Marcos Tes Narkoba

1 Februari 2024

Duterte Tantang Bongbong Marcos Tes Narkoba

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menantang Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. untuk menjalani tes narkoba di depan umum

Baca Selengkapnya

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Presiden Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

31 Januari 2024

7 Fakta Presiden Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Tujuh fakta Ferdinand Marcos Jr yang terancam digulingkan oleh Duterte karena ingin perpanjang jabatan

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Indonesia Dukung UNRWA, Cina Bela Palestina, Duterte dan Marcos Jr Saling Serang

31 Januari 2024

Top 3 Dunia: Indonesia Dukung UNRWA, Cina Bela Palestina, Duterte dan Marcos Jr Saling Serang

Berita Top 3 Dunia tentang dukungan Indonesia pada UNRWA, Cina membela Palestina, dan Duterte menuding Presiden Marcos Jr langgengkan kekuasaan.

Baca Selengkapnya

Duterte Tuduh Marcos Jr Ingin Ubah Konstitusi dan Perpanjang Masa Jabatan

30 Januari 2024

Duterte Tuduh Marcos Jr Ingin Ubah Konstitusi dan Perpanjang Masa Jabatan

Duterte meminta Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mundur dari jabatannya karena ingin mengubah konstitusi demi memperpanjang masa jabatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Hakim ICJ Julia Sebutinde, Duterte Ancam Gulingkan Marcos Jr, Ekonomi AS

30 Januari 2024

Top 3 Dunia: Hakim ICJ Julia Sebutinde, Duterte Ancam Gulingkan Marcos Jr, Ekonomi AS

Berita Top 3 Dunia pada Senin 29 Januari 2024 diawali oleh profil hakim di Mahkamah Internasional atau ICJ, Julia Sebutinde

Baca Selengkapnya

Dislepet Duterte, Ferdinand Marcos Jr: Dia Kebanyakan Fentanyl!

29 Januari 2024

Dislepet Duterte, Ferdinand Marcos Jr: Dia Kebanyakan Fentanyl!

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin 29 Januari 2024 menertawakan pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang mengancam akan menggulingkannya.

Baca Selengkapnya

Politik Filipina Memanas, Duterte Ancam Gulingkan Presiden Ferdinand Marcos Jr

29 Januari 2024

Politik Filipina Memanas, Duterte Ancam Gulingkan Presiden Ferdinand Marcos Jr

Duterte menuduh Marcos berencana mengamandemen konstitusi Filipina untuk mencabut batasan masa jabatan.

Baca Selengkapnya