Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

ICC Memeriksa Pengaduan Atas Duterte Soal Extrajudicial Killing

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Anggota parlemen Eropa menampilkan pesan yang mengungkapkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah pembunuhan di Filipina. Presiden Rodrigo Duterte telah mengancam akan menggusir Uni Eropa dari Filipina. AP
Anggota parlemen Eropa menampilkan pesan yang mengungkapkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah pembunuhan di Filipina. Presiden Rodrigo Duterte telah mengancam akan menggusir Uni Eropa dari Filipina. AP
Iklan

TEMPO.CODen Hague -- Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mulai memeriksa pengaduan terhadap Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, terkait perang terhadap narkoba, yang dikabarkan telah merenggut 4000 jiwa sejak digelar Juli 2016.

Duterte mengerahkan polisi dan tentara untuk mengejar para bandar dan pengedar narkoba lalu menembak mati mereka lewat mekanisme yang dikenal sebagai extrajudicial killing.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memegang sebuah senjata saat mengunjungi tentara yang memerangi kelompok ekstremis Maute di Marawi, Filipina, 24 Agustus 2017. Presidential Palace/Handout via REUTERS

Baca: ICC Selidiki Kejahatan Kemanusiaan Presiden Rodrigo Duterte

 

Para aktifis Hak Asasi Manusia meyakini jumlah korban yang tewas lebih banyak.

Baca: Wow, Duterte Hancurkan Puluhan Mobil Mewah Senilai Rp 16,2 Miliar

 

Kepala Jaksa Penuntut ICC, Fatou Bensouda, mengatakan pemeriksaan kasus ini untuk menentukan apakah Duterte telah melakukan kejahatan kemanusiaan.

Poin kedua adalah apakah pengadilan berbasis di Haque ini memiliki yurisdiksi untuk mengadili perkara ini dan membawa tersangka ke proses persidangan.

"Sejumlah pembunuhan itu dilaporkan terjadi dalam konteks perang antargang, namun ada dugaan banyak pembunuhan itu merupakan extrajudicial killing dalam operasi penanganan narkoba oleh polisi," kata Bensouda.

Juru bicara Duterte, Harry Roque, mengatakan pengadilan akan mendakwa Presiden Filipina ini dengan dakwaan kejahatan melawan kemanusiaan. Namun, Bensouda belum menyatakan secara jelas siapa yang bakal menjadi terdakwa dalam kasus ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Roque menyebut tindakan ICC ini sebagai membuang-buang waktu dan sumber daya pengadilan. Namun, dia mengakui telah membahas hal ini dengan Duterte sampai dua jam. Saat itu, Duterte mengaku siap menjalani proses pengadilan.

"Dia bosan dan lelah menjadi tertuduh," kata Roque, seorang ahli hukum internasional. "Dia ingin berada di pengadilan berhadapan dengan jaksa penuntut."

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengenakan rompi antipeluru dan helm saat mengunjungi tentara yang memerangi kelompok ekstremis Maute di Marawi, Filipina, 24 Agustus 2017. Kunjungan Duterte tersebut digelar usai tentara Filipina berhasil merebut sebuah masjid utama di Marawi. Presidential Palace/Handout via REUTERS

Sebelumnya, Duterte telah menantang ICC untuk mengadilinya. Dia mengaku bersedia dipenjara untuk menyelamatkan Filipina dari kejahatan dan narkoba.

Duterte juga telah memaki ICC sebagai hipokrit dan tidak berguna setelah Bensouda menyuarakan keprihatinan pada tahun lalu soal operasi antinarkoba yang menelan banyak jiwa. Duterte juga mengancam untuk membatalkan keanggotaan Filipina di ICC dan menyebut pengacara Eropa sebagai busuk dan bodoh.

Senator Filipina, Antonio Trillanes, dan anggota Kongres Filipina, Gary Alejano, telah berkirim surat mendesak ICC untuk melakukan investigasi terhadap Duterte termasuk perintahnya kepada petugas hukum untuk menembak dan membunuh para pengedar narkoba.

Trillanes mengatakan investigasi ICC ini untuk menunjukkan kepada Duterte bahwa dia tidak berada di atas hukum.

ICC dibentuk pada 2002 dan telah mendapat 12 ribu pengaduan atau laporan namun hanya 9 kasus saja yang pernah diproses ke persidangan.
Investigasi penduluan merupakan langkah formal awal yang dilakukan jaksa penuntut untuk mengetahui apakah sebuah peristiwa di salah satu negara anggota ICC bisa dikenai dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Bensouda akan memulai proses investigasi atas Duterte, yang bakal menghabiskan waktu beberapa tahun seperti mengumpulkan informasi mengenai tindak kejahatan yang terjadi. Dia akan menimbang apakah kejahatan itu cukup serius untuk diproses di persidangan ICC. Dan apakah lembaga itu memiliki yurisdiksi untuk mengadili kasus kejahatan dimaksud karena ini hanya bisa dilakukan jika sistem hukum di negara anggota gagal mengadilinya. Jika Bensouda akan melanjutkan dengan investigasi resmi maka dia akan meminta persetujuan dari hakim internasional.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Duterte dan Bongbong Berseteru, Ini Deretan Percekcokan Mereka

2 Februari 2024

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Duterte dan Bongbong Berseteru, Ini Deretan Percekcokan Mereka

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong menghadapi ancaman pemakzulan oleh Rodrigo Duterte


Duterte Tantang Bongbong Marcos Tes Narkoba

1 Februari 2024

Ferdinand
Duterte Tantang Bongbong Marcos Tes Narkoba

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menantang Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. untuk menjalani tes narkoba di depan umum


Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.


Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Partai PDP-Laban pimpinan Cusi mencanangkan tim Go-Duterte untuk pemilihan presiden 2022.[Inquirer.net]
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.


7 Fakta Presiden Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

31 Januari 2024

Presiden Jokowi bersulang dengan Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr saat santap siang di Istana Malacanang, Manila, pada Rabu, 10 Januari 2024. Foto Tangkap Layar TV Istana Kepresidenan Filipina
7 Fakta Presiden Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Tujuh fakta Ferdinand Marcos Jr yang terancam digulingkan oleh Duterte karena ingin perpanjang jabatan


Top 3 Dunia: Indonesia Dukung UNRWA, Cina Bela Palestina, Duterte dan Marcos Jr Saling Serang

31 Januari 2024

Sebuah truk, bertanda logo Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), menyeberang ke Mesir dari Gaza, di perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Jalur Gaza, selama gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, di Rafah, Mesir, 27 November , 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Top 3 Dunia: Indonesia Dukung UNRWA, Cina Bela Palestina, Duterte dan Marcos Jr Saling Serang

Berita Top 3 Dunia tentang dukungan Indonesia pada UNRWA, Cina membela Palestina, dan Duterte menuding Presiden Marcos Jr langgengkan kekuasaan.


Duterte Tuduh Marcos Jr Ingin Ubah Konstitusi dan Perpanjang Masa Jabatan

30 Januari 2024

Presiden Indonesia Joko Widodo, bersama Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., saat kunjungannya di Istana Malacanang, di Manila, Filipina, 10 Januari 2024. Ezra Acayan/Pool via REUTERS
Duterte Tuduh Marcos Jr Ingin Ubah Konstitusi dan Perpanjang Masa Jabatan

Duterte meminta Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mundur dari jabatannya karena ingin mengubah konstitusi demi memperpanjang masa jabatan.


Top 3 Dunia: Hakim ICJ Julia Sebutinde, Duterte Ancam Gulingkan Marcos Jr, Ekonomi AS

30 Januari 2024

Julia Sebutinde. Wikipedia
Top 3 Dunia: Hakim ICJ Julia Sebutinde, Duterte Ancam Gulingkan Marcos Jr, Ekonomi AS

Berita Top 3 Dunia pada Senin 29 Januari 2024 diawali oleh profil hakim di Mahkamah Internasional atau ICJ, Julia Sebutinde


Dislepet Duterte, Ferdinand Marcos Jr: Dia Kebanyakan Fentanyl!

29 Januari 2024

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Dislepet Duterte, Ferdinand Marcos Jr: Dia Kebanyakan Fentanyl!

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin 29 Januari 2024 menertawakan pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang mengancam akan menggulingkannya.


Politik Filipina Memanas, Duterte Ancam Gulingkan Presiden Ferdinand Marcos Jr

29 Januari 2024

Wakil Presiden terpilih Sara Duterte (kiri) mengangkat tangan Presiden baru terpilih Ferdinand
Politik Filipina Memanas, Duterte Ancam Gulingkan Presiden Ferdinand Marcos Jr

Duterte menuduh Marcos berencana mengamandemen konstitusi Filipina untuk mencabut batasan masa jabatan.