Amerika Serikat Gelar Konferensi Soal Gaza Tanpa Palestina

Rabu, 14 Maret 2018 15:19 WIB

Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Palestina saat ia berpose di dekat perbatasan dengan Israel, sebelah timur Kota Gaza, 19 Januari 2018. "Pertarungan antara kami dengan Israel telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Kami akan terus melakukan protes dan menolak selama ada satu penjajah Israel di tanah kami, sekalipun itu Donald Trump. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyiapkan sebuah konferensi untuk memecahkan masalah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza namun tak dihadiri oleh utusan Palestina.

Perwakilan Palestina yang menolak undangan Gedung Putih guna menghadiri konferensi tersebut mengatakan, acara yang akan digelar pada Selasa pekan depan di Washington itu sebagai upaya menghapus persoalan yang sesungguhnya dihadapi oleh rakyat Palestina, termasuk soal proyek bantuan.

Baca: Palestina: Pengakuan Trump Atas Yerusalem Tak Bisa Diterima

Demonstran terjatuh saat menghindari bentrokan dengan tentara Israel, dekat perbatasan dengan Israel di Jalur Gaza selatan, 2 Maret 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Meskipun demikian, tulis Al Jazeera dalam laporannya Rabu, 14 Maret 2018, perwakilan dari 20 negara termasuk Israel dan negara-negara Arab bakal tetap hadir di konferensi tersebut. "Konferensi ini membicarakan masalah tantangan kesehatan di Gaza, persoalan air bersih, listrik, kemiskinan dan ketersediaan pangan di sana," Al Jazeera melaporkan.

Advertising
Advertising

Saat ini, warga Gaza frustasi akibat blokade air dan aliran listrik oleh Israel, serta masalah kesehatan karena dokter tidak bisa menjangkau mereka.

Blokade terhadap wilayah Gaza oleh Israel berlangsung sejak Juni 2007 bersamaan dengan kebijakan Israel menutup seluruh wilayah darat, laut dan udara ke kawasan tersebut setelah Hamas memenangkan pemilihan umum di Gaza setahun sebelumnya.Seorang pendemo menggunakan sebuah katapel saat bentrokan dengan tentara Israel menyusul demonstrasi menentang keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di kota Ramallah, Tepi Barat, 29 Desember 2017. AP Photo

Sejumlah laporan media menyebutkan, Israel menguasai seluruh wilayah udara dan perairan di sekitar Gaza serta tiga titik perbatasan. Sedangkan titik perbatasan ketiga dikuasai oleh Mesir. "Israel dan Mesir telah menutup perbatasannya menyebabkan masalah krisis ekonomi dan kemanusiaan di Gaza."

Baca: Mesir Buka Perbatasan dengan Gaza untuk Jamaah Haji Palestina

Gaza adalah kediaman bagi sekitar dua juta penduduk Palestina, sebagian dari mereka terlibat dalam unjuk rasa menentang keputusan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sejak Trump menegaskan sikapnya soal Yerusalem, Palestina tidak mengakui lagi posisi Amerika Serikat sebagai negara penengah perdamaian antara Palestina dengan Israel. Bagi Palestina, Yerusalem Timur, adalah ibu kotanya yang akan datang.

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

41 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

5 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

6 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

8 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

8 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

9 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

9 jam lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

10 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya