TEMPO.CO, Jakarta - Warga Palestina turun ke jalan di daerah Jalur Gaza memprotes keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Laporan Al Jazeera, Rabu, 6 Desember 2017, menyebutkan, ratusan orang ambil bagian dalam aksi jalanan di Kota Gaza, Rabu. Mereka membawa spanduk berisi kalimat penolakan terhadap rencana Trump ini.
Baca: Soal Yerusalem, Turki Ancam Israel Putuskan Hubungan Diplomatik
Lebih dari 5.000 wanita dari Israel dan wilayah Palestina melakukan long march ke Yerusalem. dw.com
"Aksi tersebut pecah hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat menyatakan akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem," tulis Al Jazeera.
Keputusan Amerika Serikat, yang disampaikan kepada publik pada pukul 18.00 GMT pada Rabu, itu mendapat kecaman internasional. Berbicara kepada Al Jazeera, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, mengatakan keputusan Trump itu sebagai sebuah agresi yang mencolok.
"Keputusan ini adalah sebuah perjudian yang tidak diperhitungkan atas reaksi kaum muslim, Palestina dan dunia Arab yang tidak terbatas," ucapnya.
Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias
"Kami meminta keputusan Trump dihentikan sepenuhnya sebab ini akan mengantarkan pada awal transformasi yang mengerikan. Tidak hanya di wilayah Palestina tetapi juga di wilayah lainnya secara keseluruhan. Keputusan ini berarti pengumuman resmi berakhirnya akhir proses perdamaian."
Baca: Amerika Serikat Masih Berat Pindahkan Kedutaannya ke Yerusalem
Laporan Al Jazeera dari Gaza mengatakan, rakyat Palestina tidak perlu menunggu pengumuman dan secara spontan mereka menentang rancana pemindahan kedutaan Amerika Serikat itu.