Perintahkan Tembak Vagina Pemberontak, Duterte Menuai Kecaman

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Selasa, 13 Februari 2018 15:33 WIB

Presiden Rodrigo Duterte menangis saat ia menghibur anggota keluarga korban kebakaran pusat perbelanjaan di kota Davao di Filipina, 24 Desember 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dicap sebagai misoginis atau anti-wanita dan "macho-facist" setelah dia memerintahkan tentara negara itu untuk menembak pemberontak komunis perempuan di vagina mereka.

Dalam sebuah pidato di hadapan lebih dari 200 bekas tentara komunis pemberontak di Malacañang pada pekan lalu, Duterte memberi tentaranya petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan terhadap gerilyawan perempuan.

Baca: Rodrigo Duterte Minta Tentara Filipina Tembak Vagina Pemberontak

Advertising
Advertising

"Kami hanya akan menembak bagian pribadi Anda, sehingga jika bagian pribadi itu tidak ada, maka Anda tidak berguna lagi," kata Duterte.

Baca: ICC Memeriksa Pengaduan Atas Duterte Soal Extrajudicial Killing

Duterte menyebutkan kata Visayan "bisong", yang berarti vagina, berulang kali sepanjang pidato, meskipun kemudian disensor dari transkrip Istana resmi. Kata itu diganti dengan garis putus-putus. Namun, ucapan itu direkam karena menimbulkan tawa dari undangan.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memegang sebuah senjata saat mengunjungi tentara yang memerangi kelompok ekstremis Maute di Marawi, Filipina, 24 Agustus 2017. Presidential Palace/Handout via REUTERS

Komentar Duterte itu disambut kritik dari para tokoh dan netizen yang beralih ke media sosial untuk menyampaikan keluhan mereka. Dan musisi dan aktivis Jim Paredes menjadi orang menolak tanpa berbasa-basi.

"Anda tidak malu, Anda tidak menghormati wanita. Hei, Anda memiliki seorang ibu, istri, gundik dan anak perempuan, mereka wanita!" kata Paredes.

Sementara editor dan penulis Joel Pablo Salud berkomentar bahwa Presiden "tidak menghormati wanita dan sama sekali tidak menghormati militer."

Jurnalis Mags Z. Maglana, juga mengecam pernyataan Duterte itu.

Netizens dengan cepat menanggapi Maglana, dengan satu netizen bernama Maita Arreola mengatakan klaim bahwa Duterte pro-wanita sebagai palsu.

Seorang netizen lainnya, Sharifa Ali-Dans, mengungkapkan bahwa tragis mendengar pernyataan semacam itu berasal dari mulut seorang pemimpin.

Sementara penulis dan profesor pemenang penghargaan, Jhoanna Cruz, mengatakan tidak ada yang tidak beres dengan yang Presiden Duterte katakan. Dia juga mengatakan pernyataan mungkin salah satu humor bodohnya. Rufa Cagoco-Guiam menanggapi Cruz , mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang lucu mengenai ucapan Duterte.

Perintah konyol Duterte itu juga membuat marah organisasi hak asasi manusia dan kelompok perempuan.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengenakan rompi antipeluru dan helm saat mengunjungi tentara yang memerangi kelompok ekstremis Maute di Marawi, Filipina, 24 Agustus 2017. Ini merupakan kunjungan ketiga Duterte ke wilayah perang Marawi. Presidential Palace/Handout via REUTERS

"Ini hanya yang terbaru dalam serangkaian pernyataan misoginis, menghina dan merendahkan yang telah dia buat tentang wanita," kata Carlos H Conde, peneliti Filipina untuk Human Rights Watch.

"Ini mendorong kekuatan negara untuk melakukan kekerasan seksual selama konflik bersenjata, yang merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional."

Anggota Kongres Filipina, Emmi de Jesus, yang berbicara atas nama Partai Wanita Gabriela, mencela Duterte sebagai orang fasik. Dia juga mengaatakan komentar anti-wanita itu akan membawa terorisme negara terhadap wanita dan masyarakat ke tingkat yang baru.

Dia menggambarkan Duterte sebagai "figur macho-fasis" yang paling berbahaya di pemerintahan saat ini.

"Dia telah mengemukakan dirinya sebagai lambang misogini dan fasisme yang digulirkan dalam bersamaan," kata Emmi, seperti dilansir Guardian pada 13 Februari 2018.

Duterte memiliki sejarah kelam membuat berbagai ucapan yang mengancam dan misoginisistik terhadap wanita.

Selama kampanye pemilihannya pada 2016, Duterte berbicara tentang kerusuhan di penjara 1989 dimana seorang misionaris wanita Australia diperkosa sebelum terbunuh. Dia bercanda bahwa dia berharap memiliki kesempatan untuk melakukannya sendiri.

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

1 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

9 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

9 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

20 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

23 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

23 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

24 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

26 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya