Referendum Catalonia Kisruh, Polisi Spanyol Bentrok dengan Warga
Minggu, 1 Oktober 2017 17:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Polisi antihuruhara Spanyol menyerang lokasi pemungutan suara untuk referendum kemerdekaan daerah Catalonia dari Spanyol, yang terletak di kawasan timur laut Spanyol.
Proses pemungutan suara yang berlangsung hari ini, Ahad, 1 Oktober 2017, diwarnai bentrokan saat polisi mulai mendatangi berbagai lokasi pemungutan suara dan berusaha menyita kertas suara dan perlengkapan untuk proses pemungutan suara.
Baca: Ribuan Warga Spanyol Tolak Referendum Catalonia Merdeka
Sejumlah warga terluka saat polisi nasional dan pasukan Guardia Civil memaksa masuk ke dalam ruang-ruang pemungutan suara, yang berjumlah sekitar 2300 lokasi, sehingga terjadi aksi dorong mendorong.
“Polisi nasional dan Guardia Civil harus bertindak. Tujuannya bukan rakyat. Saya ulangi, tujuannya bukan rakyat yang datang untuk menggunakan hak kebebasan berekspresi. Tujuan polisi adalah mengambil perangkat pemungutan suara,” kata Enric Millo, kepala perwakilan pemerintahan pusat di Catalonia, Ahad, 1 Oktober 2017.
Baca: Ratusan Ribu Warga Catalonia Tuntut Merdeka dari Spanyol
Menurut media The Telegraph, ribuan warga Catalonia turun ke jalan membanjiri lokasi-lokasi tempat pemungutan suara. “Terjadi kekacauan dan kepanikan saat polisi memasuki sebuah gedung olah raga tempat pemungutan suara digelar di kota Girona, yang bakal dihadiri pemimpin separatis,” demikian tulis Telegraph.
Sebuah video yang diunggah ke Internet menunjukkan polisi mulai menembaki para pemilik suara dengan peluru karet di luar gedung Ramon Llull di Barcelona. Satu orang dikabarkan terluka akibat serangan ini.
Enric Millo mengatakan pemerintah pusat terpaksa melakukan apa yang tidak ingin dilakukan. Dia juga menyalahkan pasukan keamanan lokal yang memilih tidak bertindak dan mencegah terjadinya proses pemungutan suara untuk referendum kemerdekaan ini.
Menurut media Telegraph, banyak lokasi pemungutan suara mengalami kesulitan konektivitas jaringan intranet. Ini membuat warga tidak bisa menggunakan hak suaranya menggunakan perangkat pemilihan, yang disediakan pemerintah daerah Catalonia.
Kerumunan warga terlihat berdesak-desakan di sekitar lokasi pemungutan suara sambil berteriak “votarem” yang artinya saya akan menggunakan hak suara saya.
Sejumlah siswa memilih berkemah di sekolah mereka di Barcelona untuk mencegah polisi memasuki lokasi dan mengambil peralatan pemungutan suara.
Stasiun televisi Catalan menyiarkan pernyataan resmi pemerintah bahwa proses referendum bakal berlangsung hingga selesai.
“Posisi pemerintah saat ini adalah menegaskan bahwa kita dapat menggelar referendum untuk menentukan nasib sendiri,” kata Jordi Turull, juru bicara pemerintahan Catalonia.
TELEGRAPH