TEMPO.CO, Yerusalem - Menteri Dalam Negeri Israel telah memberikan izin untuk membangun sekitar 600 rumah untuk kaum Yahudi di Yerusalem timur, Jalur Gaza, Palestina. Dengan pengesahan ini, Israel sepertinya tidak mempedulikan peringatan dari pemerintah Palestina yang menyebut pembangunan rumah itu sebagai "ajakan perang".
"Keputusan untuk membangun 600 rumah kaum Yahudi dari Ramat Shlomo terbentuk setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta untuk mempercepat pembangunan," kaya juru bicara organisasi perdamaian di Yerusalem, Hagit Ofran, seperti dilaporkan Al Arabiya, Senin, 3 November 2014.
Pada 27 Oktober lalu, Netanyahu memerintahkan membangun lebih dari seribu rumah di Yerusalem timur. Sebanyak 600 rumah ini akan dibangun untuk kaum Yahudi dari Ramat Shlomo dan 400 lainnya dari Har Homa. (Baca: Israel Nekat Perluas Permukiman di Tanah Palestina)
Keputusan itu langsung dicekal oleh pemerintah dan warga Palestina. Mereka menilai Yerusalem timur adalah masa depan yang baru. Jika wilayah itu "dikuasasi" oleh Israel, sama saja kesempatan mereka untuk maju dihentikan secara paksa.
"Kami sangat prihatin dengan keputusan itu. Gedung Putih juga telah memperingatkan Israel soal rencana pembangunan yang kontroversial itu, tapi tidak ditanggapi oleh Israel," tutur Departemen Luar Negeri Palestina.
Masalah rencana pembangunan rumah ini pernah dibahas dalam pembicaraan perdamaian Timur Tengah, tapi usaha itu gagal. Upaya perdamaian antara Israel dan Palestina juga tidak tercipta, meskipun Timur Tengah telah menggandeng Gedung Putih. (Baca: Israel Minta Maaf Kepada Amerika Serikat Soal Pembangunan Perumahan)
Israel merebut Yerusalem timur pada 1967 dan langsung mengakui kepemilikan wilayah itu. Klaim Israel atas Yerusalem timur adalah langkah yang tidak pernah dilakukan oleh masyarakat internasional mana pun di dunia ini.
RINDU P. HESTYA | AL ARABIYA
Berita Lain:
ISIS Buka Lowongan Kerja Manajer Minyak
Pembunuh PSK Indonesia Diadili Hari Ini
Cina Karantina Dokter Usai Bantu Tangani Ebola di Afrika