Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eksklusif, Catatan Jurnalis Turki Soal Referendum Konstitusi  

image-gnews
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, berpidato di depan pendukungnya selama reli untuk referendum yang akan datang, di Izmir, Turki 9 April 2017. REUTERS
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, berpidato di depan pendukungnya selama reli untuk referendum yang akan datang, di Izmir, Turki 9 April 2017. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Bagi Selim Caglayan, referendum konstitusi Turki seperti sebuah kisah. Karena ketika semua ekspatriat Turki di seluruh dunia dapat memberikan hak suara yang akan menentukan perubahan fundamental dalam konstitusi mereka, jurnalis Turki yang sudah tinggal di Indonesia selama 11 tahun terakhir ini harus gigit jari.

Rupanya, Kedutaan Turki di Indonesia tidak membuka tempat pemungutan suara bagi warga Turki yang ingin mendukung, atau menolak referendum seperti Selim.

“Sayang sekali yang terjadi saat pemilihan di luar negeri dipenuhi dengan ketidakadilan dan tekanan. Bahkan di Indonesia tidak ada pemungutan suara,” kata Selim dalam surat elektronik kepada Tempo, Selasa pekan lalu.

Baca: Referendum Turki di Australia, Oposisi Erdogan Mengaku Ditekan

Sebagai warga Turki, Selim memang berkepentingan terhadap pelaksanaan referendum yang di negara asalnya akan digelar pada 16 April. Meski ada 18 butir perubahan terhadap Konstitusi 1982, menurut Selim, hal yang paling kontroversial adalah penggantian sistem pemerintahan parlementer menjadi pemerintahan presidensial.

“Sistem presidensial yang ditawarkan dalam referendum berbeda dengan sistem presidensial yang kita ketahui. Sistem presidensial yang diajukan merupakan penggabungan dari yudisial, legislatif dan eksekutif berada di tangan satu orang, yaitu Presiden Recep Tayyip Erdogan,” ujar dia.

Baca: Ratusan Diplomat dan Pejabat Militer Turki Cari Suaka ke Jerman

Selim menuding bahwa referandum menjadi hal sangat penting bagi Erdogan untuk menyelamatkan dirinya dari sejumlah kasus seperti kasus skandal yang melibatkan bankir Turki, pengusaha Iran dan beberapa anggota keluarga dari kabinet Erdogan hingga dugaan penyelundupan senjata ke Suriah.

Tak heran, menurut Selim, jika AKP, partai penguasa di Turki menggunakan segala cara untuk meraih kemenangan, yakni dukungan mayoritas terhadap referendum. Selim menyebut AKP bermain curang dengan mengatakan siapapun yang tidak memberikan "evet" atau “iya” sebagai pendukung teroris.

“Kampanye oposisi Erdogan juga tidak diberi kesempatan untuk berkampanye, beberapa dari mereka tidak mendapatkan izin untuk mengadakan rapat umum, dan tidak mendapatkan izin untuk pemberitaan di media. Bahkan pendukung pro-AKP melakukan penyerangan ketika pihak oposisi berkampanye,” ia menuturkan.

Baca: Pasca Kudeta, Turki Tangkap 113 Ribu Diduga Pendukung Gulen

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, Selim cukup optimistis warga yang menolak referendum akan menang. Ia meyakini hal itu berdasarkan sejumlah hasil jajak pendapat yang digelar oleh lembaga terkemuka di Turki. Apalagi Abdullah Gul, bekas presiden sekaligus pendiri AKP dengan tegas menolak referendum tersebut.

“Kalau tidak ada permainan, hasilnya pasti referendum ditolak,” ucap Selim, yakin.

Sebab, jika referendum menang, Selim dapat membayangkan masa depan suram yang akan dihadapi Turki.

Sejak kudeta gagal pada 15 Juli 2016 lalu, rezim Erdogan telah memecat 134.194 pegawai negeri sipil. Mereka yang dipecat terdiri atas 7.317 akademisi dan 4.317 jaksa dan hakim. Sebanyak 95.458 orang ditangkap dan 47.685 lainnya ditahan.

Baca: Jajak Pendapat Referendum Turki, Pendukung Erdogan Raih 52 Persen

Kebebasan pers di Turki pun memburuk. Sebanyak 149 perusahaan media ditutup, sementara 231 jurnalis ditahan dengan tuduhan menjadi pengikut Fethullah Gulen, tokoh Islamis yang dituding berada di balik kudeta.

“Referandum akan memberikan kekuatan kepada Erdogan sehingga tak dapat dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukannya kepada masyarakat. Jika ini berhasil dia dapat mengubah seluruh UU sesuka hatinya.”

Ia pun berharap warga Indonesia membuka mata atas apa yang dilakukan Erdogan selama ini sehingga tak mendukung referendum konstitusi Turki. “Wahai sahabat Indonesia, lihatlah apa yang dilakukan Erdogan saat ini di Turki. Jika tidak tahu tolong lihat lagi. Namun jika kalian mengetahuinya dan mendukungnya, berarti kalian sama zalimnya dengan dia.”

SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

5 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

8 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

10 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

10 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

11 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

15 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

16 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.


Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

17 hari lalu

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan di acara buka bersama di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, 29 Maret 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus bersyukur karena telah memenangkan Pemilu 2024 meskipun masih ada tahapan-tahapan yang belum mengesahkan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.


Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

17 hari lalu

Militer Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bantuan dari udara, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 2 Maret 2024. Amerika Serikat pada Sabtu (2/3) mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat udara untuk pertama kalinya dengan menerjunkan lebih dari 38.000 makanan menggunakan pesawat militer. REUTERS/Kosay Al Nemer
Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.