TEMPO.CO, Moskow- Kandidat presiden Prancis dari kubu kanan-jauh, Marine Le Pen bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow hari ini, 24 Maret 2017. Putin menjelaskan, pertemuannya dengan Le Pen tidak untuk mencari pengaruh dalam pemilu Prancis.
"Saya tentu tahu bahwa kampanye pemilu di Prancis sedang berlangsung. Kami tidak ingin mempengaruhi acara-acaranya, namun kami berhak untuk berbicara dengan perwakilan partai politik di seluruh negara," kata Putin seperti dikutip dari BBC.
Baca juga: Badan Intelijen AS Beberkan Cara Putin Pengaruhi Pilpres AS
Namun faktanya, Putin jarang sekali menerima kunjungan kandidat presiden negara lain, seperti dilaporkan Steven Rosenberg, jurnalis BBC.
Le Pen merupakan pemimpin partai Fron Nasional Prancis yang bertarung dalam pemilu presiden Prancis pada April mendatang. Kepada Putin, Le Pen menyebut dirinya sebagai perwakilan unsur yang tumbuh pesat dalam politik Eropa.
Le Pen kemudian menyerukan Uni Eropa untuk mencabut sanksi terhadap Rusia. Menurutnya, sanksi itu tidak memberikan dampak.
Baca juga: Gedung Putih Sebut Putin Berperan Langsung dalam Pilpres Amerika Serikat
Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah negara itu menganeksasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014. Sanksi berupa larangan berkunjung dan pembekuan aset sejumlah warga dan perusahaan Rusia yang diketahui sebagai jaringan elit penguasa Rusia.
Di hadapan parlemen Rusia, Duma, Le Pen berjanji untuk mendorong penghapusan individu-individu Rusia dari daftar hitam Uni Eropa.
Selain itu, Le Pen mengatakan Prancis dan Rusia harus bekerja sama menyelamatkan dunia dari globalisme dan Islam fundamentalis.
BBC NEWS | MARIA RITA