TEMPO.CO, Washington - Ayah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, ternyata pernah ditangkap setelah terbukti terlibat dalam kerusuhan Ku Klux Klan (KKK), organisasi rasis supremasi kulit putih, pada 1920-an.
Hal itu terungkap dari artikel yang dibuat The New York Times pada edisi Juni 1927, dimana mencatat tujuh orang ditangkap setelah perkelahian di New York, termasuk Fred Trump dari 175-24 Devonshire Road, Jamaika".
Nama dan alamat ini sama dengan identitas ayah Presiden Amerika Serikat tersebut.
Baca: Sosok Terkenal Bela Putra Donald Trump dari Celaan Jurnalis
Seperti dilansir The Independent, Jumat 3 Maret 2017, berdasarkan artikel yang masih disimpan di ruang arsip New York Times tersebut, perkelahian itu terjadi antara nggota supremasi kulit putih KKK dan pendukung gerakan fasis Italia.
Di bawah judul "Polisi Menahan KKK ", artikel, pertama kali ditemukan oleh blog BoingBoing, rincian bagaimana Fred Trump adalah salah satu dari mereka yang ditahan setelah pertempuran itu
Setelah diwakili oleh pengacara yang sama dengan enam orang lainnya, Fred Trump akhirnya dibebaskan dan didapati menjadi satu-satunya yang tidak melakukan tindak pidana.
Tidak jelas apa peran Fred Trump dalam perkelahian itu. Beberapa laporan pada saat itu mengatakan dia ditangkap karena "menolak untuk dibubarkan".
Ayah Presiden Trump saat ditangkap berusia 21 tahun. Dia kemudian menjadi seorang pengembang properti multi-jutawan setelah memulai membangun rumah di New York.
Pertarungan berlangsung pada 29 Mei 1927, bertepatan dengan peringatan Memorial Day.
KKK populer di zaman perbudakan, dimana mereka kerap menyiksa dan membunuh warga kulit hitam.
KKK awalnya didirikan pada abad ke-19, kemudian direformasi pada 1915 dan berubah menjadi organisasi kekerasan yang mempromosikan nasionalisme putih dan menargetkan kulit hitam Amerika.
Sebelumnya tahun lalu, baik New York Times dan Washington Post pernah mengangkat isu ini. Ketika dikonfirmasi ke Donald Trump, berulang kali ia membantah hal itu, bersikeras bahwa itu tidak pernah terjadi.
Presiden Trump dan timnya kerap dihubungkan dengan kelompok rasis, termasuk KKK. Beberapa laporan menyebutkan bahwa pasca- kemenangan Trump, kelompok-kelompok supremasi kulit putih terlihat merayakan dengan suka cita di muka umum.
Kekerasan bermotif kebencian rasial juga meningkat di era Trump.
Donald Trump juga menghadapi pertanyaan atas fakta ia didukung oleh KKK selama kampanye pemilihan presiden dan secara konsisten dipuji oleh mantan pemimpin organisasi itu, David Duke, yang juga terlihat merayakan pelantikan Trump pada 20 Januari lalu.
INDEPENDENT | WASHINGTON POST | YON DEMA